Kerajaan Vlandimar
Bertepatan dengan jiwa Aurellia yang berpindah ke dunia novel. Di malam hari yang gelap hanya terlihat seorang laki-laki muda, yang terbaring di tempat tidur.
"Ah, dimana gw sekarang? Tempat ini terasa sangat asing. Terus kenapa kepada gw sakit?". Ucap laki-laki itu yang perlahan duduk.
"Putra mahkota! Anda sudah sadar? Oh, syukurlah anda sudah bangun! Kalau anda tidak bangun, atau anda kenapa-napa. Pasti kepala saya sudah tidak di tempat nya lagi". Ucap seorang laki-laki.
"..." Laki-laki yang di panggil putra mahkota itu hanya diam, dia masih tidak mengerti apa maksud semua ini 'putra mahkota? Apa maksudnya. Dan tempat apa ini. Lalu laki-laki itu memakai pakaian abad pertengahan?'. Pikir laki-laki yang di panggil putra mahkota itu bingung.
"Putra mahkota!? Kenapa anda hanya diam saja, saya berbicara dengan anda loh bukan dengan tembok!". Ucap laki-laki itu.
"Siapa anda? Dan di mana ini? Lalu kenapa anda memanggil saya, putra mahkota?". Tanya yang di panggil putra mahkota itu.
Laki-laki itu langsung terkejut, dia tidak menyangka bahwa putra mahkota tidak ingin siapa dirinya sendiri. Dan tidak mengingat pengawal setia nan tampan ini.
"Putra mahkota pasti bercanda'kan. ah nggak lucu loh bercanda nya". Ucap pengawal putra mahkota.
"Saya tidak bercanda. Siapa anda, di mana saya sekarang". Tanya laki-laki itu sekali lagi.
"Baiklah, Anda itu seorang putra mahkota dari kerajaan Vlandimar. Nama anda adalah Frederick Fitzgerald Vlandimar. Dan saya adalah pengawal pribadi anda, saya sudah menjadi pengawal anda sejak anda berusia 6 tahun lamanya. Lalu usia anda sekarang adalah 17 tahun...." Ucap pengawal putra mahkota itu.
Laki-laki yang di panggil putra mahkota itu hanya diam mendengar perkataan dari pengawalnya. 'Frederick? Nama gw'kan Calvin, bukan Frederick dan umur gw tuh 19 tahun. Bukan 17 tahun'. Pikir nya.
"...Oh, Nama yang mulia atau ayahanda adalah William Vlandimar, lalu yang mulia ratu adalah Fideliya Vlandimar. Dan nama pengawal kepercayaan anda adalah Melvin dan saya tentunya Dicky". Ucap Dicky panjang lebar.
"Kerajaan? Apa ini abad pertengahan?". Tanya Frederick.
"Iya, putra mahkota. Ah iya satu lagi". Ucap Dicky.
"Apa?". Jawab Frederick.
"Anda ingin tau'kan kenapa anda bisa pingsan tadi". Ucap Dicky membuat penasaran.
"Katakan saja cepat". Ucap Frederick tidak suka basa-basi.
"Tadi sore itu. Grizelle putri dari perdana menteri, itu yang membuat anda pingsan dengan gaya lohh". Ucap Dicky sambil mengingat kejadian tadi sore.
"Bisa kau menceritakan itu? Saya masih tidak mengerti". Ucap Frederick.
"Jadi...". Ucap Dicky menceritakan kejadian tadi sore.
"Grizelle.."
"Oh, Sejak kapan putra mahkota berada di situ". Ucap Grizelle sambil membungkuk ala Putri bangsawan.
"Baru saja. Apa yang kau lakukan?". Tanya Frederick sambil mendekati Grizelle yang sedang menyiram bunga di taman ini.
"Saya, seperti yang putra mahkota lihat". Jawab Grizelle.
"Kenapa kau yang menyiram bunga-bunga ini. Bukannya ada pengurus kebun?". Ucap Frederick.
"Saya hanya ingin melakukan ini saja, putra mahkota. Lalu anda mau kemana, kalau boleh saya tau?". Tanya Grizelle
"Tadi saya ingin ke ruang kerja ayahanda saja tapi tidak jadi saat melihat anda di sini". Jawab Frederick.
"Putra mahkota". Ucap Grizelle memulai pembicaraan lagi.
"Ada apa?". Jawab Frederick yang sedang duduk di dalam ruang kaca, bersama Grizelle.
"Saya ingin menjawab pertanyaan anda, tempo hari lalu". Ucap Grizelle yang membuat Frederick penasaran.
"..Hm..saya juga menyukai anda". Ucap Grizelle malu-malu.
Frederick yang mendengar itu langsung tersenyum "baiklah. saya akan bilang ke ayahanda, kalau saya sudah memilih pasangan hidup saya sendiri". Ucap Frederick gembira.
Tempo hari lalu
"Grizelle, saya ingin bilang kalau saya mempunyai perasaan pada anda". Ucap Frederick
"Putra mahkota...saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda sekarang. Bisa kah anda memberikan waktu kepada saya?". Ucap Grizelle.
"...hm..baiklah". Jawab Frederick yang sebenarnya merasa kalau Grizelle tidak punya rasa yang sama dengan dirinya.
Kembali ke Frederick dan Grizelle.
"Baik putra mahkota". Ucap Grizelle.
"Panggil namaku saja". Ucap Frederick.
"Iya, Fre-Frederick". Ucap Grizelle malu-malu lagi. "Aku juga mempunyai perasaan kepada anda, Frederick". Bisik Grizelle di telinga Fredrick.
Frederick yang di bisik seperti itu pun mukanya langsung memerah tomat. 'oh tidak seperti aku akan pingsan'. Dan benar saja Frederick langsung pingsan.
"Hahaha...anda sangat lucu, putra mahkota. Muka anda yang memerah tomat saat itu dan pingsan sambil tersenyum". Kekeh Dicky.
"Mana mungkin saya seperti itu". Ucap Frederick tidak percaya.
"Baiklah, kalau anda tidak percaya mari kita lihat besok. Apa anda akan langsung memerah tomat lagi saat bertemu nona Grizelle". Ucap Dicky.
"Baiklah, mari kita lihat esok hari". Jawab Frederick dengan raut wajah datar.
"Ya sudah, putra mahkota saya pamit undur diri. Dan lebih baik anda beristirahat". Ucap Dicky pamit undur diri.
"Hmm".
⭒~••♡••~⭒
Kalau ada salah ketik maaf yaa♡^_^
Okeh segitu dulu aja ya teman-teman.
Jangan jadi pembaca gelap ya temen-temen👀
~Terima kasih ya udah mampir ke sini^_^♡♡
•Jangan lupa tinggalin bintang nya ya temen-temen.♡⭒⭒⭒⭒♡
Dan komen(^^)•Biar saya semangat lanjut cerita ini yaa♡⭒⭒^_^
8 November 2021
Thank you♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]
Random[END] Bagaimana jika seorang gadis cantik, lembut, ramah. memasuki tubuh seorang gadis penyihir yang cuek, dingin dan tidak segan-segan membunuh??. Dan memasuki dunia novel. gadis itu di beri misi, untuk menemukan jiwa yang tersesat. apa gadis itu b...