44 [Siapa namamu?]

79 5 0
                                    

Ruangan yang gelap dan hanya diterangi oleh lilin dibeberapa sudut ruangan ini. Terlihat juga lingkaran sihir yang berwarna ungu gelap.

Aku harus menumbalkan nyawa orang yang berharga lagi bagi perdana menteri itu.

Terlihat Henderiy yang sedang diam didekat jendela dengan tatapan mata yang kosong.

"Hei, hanya tinggal satu langkah lagi agar kau bisa menjadi seorang Raja di kerajaan ini". Ucap Grizelle.

"Apa itu tuan?". Tanya Henderiy.

"Bunuh istrimu dengan tanganmu sendiri. Dengan begitu tidak akan ada lagi ritual dan semuanya akan berjalan dengan lancar".

"Baik".

Sedari awal Henderiy hanya menginginkan agar dirinyalah yang menjadi Raja, walaupun ia tau itu semua hanyalah khayalannya.

"Selesaikan sebelum larut malam". Ucap Grizelle lalu pergi.

Tanpa disadari Grizelle Henderiy dengan tatapan mata yang terlihat kosong itu meneteskan air mata dengan wajah yang datar.

"Bunuh Elvina dan selesai". Ucap Henderiy lalu pergi dari ruangan itu.

Brak.. (suara pintu).

Terlihat di kamar itu hanya ada Elvina yang sedang menyisir rambutnya didepan cermin.

"Tuan". Ucap Elvina tersenyum bahagia.

Tanpa Henderiy sadari ia ternyata meneteskan air mata sekali lagi tanpa disadari oleh siapapun.

"Bunuh Elvina dengan tanganku sendiri". Gumam Henderiy berjalan mendekati Elvina yang masih tersenyum ke arahnya.

Henderiy yang ingin menusuk Elvina terhenti saat mendengar ucapan Elvina.

"Saya tak apa harus mati ditangan tuan, hanya tuan yang saya punya dan saya cintai di dunia ini". Ucap Elvina meneteskan air sambil tersenyum.

Henderiy yang mendengar itu hanya terdiam menatap dengan tatapan kosong, Elvina yang melihat itu lalu menggenggam tangan Henderiy dan menusuk dirinya sendiri.

"Menyediakan. Wanita itu sangat mempercayai perdana menteri itu". Ucap Grizelle yang menyaksikan itu semua dari balik pintu balkon.

Di tempat lain.

Terlihat Violetta yang sedang bersandar di pagar balkon sambil melihat sekelilingnya dan menghirup udara malam yang dingin.

"Asisten..". Ucap Violetta.

"Iya nona? Apa nona kedinginan?". Jawab asisten.

"Misiku di dunia tipu-tipu ini menemukan jiwa yang tersesat, kan?". Ucap Violetta.

"Benar. Memang ada apa?".

"Bukankah misiku sudah selesai? Tapi kenapa aku tidak bisa kembali?".

Asisten yang mendengar itu tidak menjawab dan hanya diam. "Benar, kalau kembali atau tidak-". Ucap asisten terhenti.

"Apa maksudmu tidak tau aku bisa kembali atau tidak! Kau tau semuanya asisten, dan cara untuk kembali.. kau tau itu".

"Saya benar-benar tidak tahu nona, beneran tidak bohong".

"Jangan membohongiku lagi asisten, kau juga punya rupa!". Ucap Violetta. "Tunjuk wujudmu asisten".

"Yah.. ketahuan deh". Ucap asisten dengan suara yang berbeda.

Violetta yang terkejut dengan rupa dari asisten yang tiba-tiba muncul dihadapannya, yang adalah seorang.

Asisten seorang laki-laki! Kukira perempuan.

Di lain tempat terlihat Grizelle yang sedang menyiapkan lingkaran sihir mengunakan darah dari anak-anak yang ia ambil darahnya.

Grizelle duduk di tengah-tengah lingkaran sihir itu dan Henderiy yang juga ikut membaca mantra.

Lilin yang mati tertiup angin yang entah dari mana membuat pandangan mata menjadi gelap dan yang terlihat hanyalah lingkaran sihir yang menyala berwarna merah kehitaman.

"Sudah saatnya kita bertemu lagi.. Violetta". Ucap Grizelle.

Di dimensi yang berbeda Farraz dan Raymond yang mungkin lebih banyak memakan waktu untuk bisa sampai ke kerajaan.

Peti yang berada di goa yang didatangi oleh Farraz pun terbuka dengan segel yang hancur terlihat gumpalan kabut hitam yang melayang-layang kesana-kemari.

Kembali ke Violetta.

"Kau laki-laki? Bukan perempuan?". Tanya Violetta.

"Yang nona dengar itu suara palsu". Jawab asisten.

"Siapa namamu?".


⭒~••♡••~⭒

Sekilas Elvina kayak bukan Elvina ya? Tapi itu diri Elvina sendiri, dirinya yang jarang diketahui.

Maaf masih banyak salah ketik yaa♡^_^


15 Febuari 2022


Thank you♡♡.

Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang