23 [Red Eyes=tuan penyihir?]

156 10 0
                                    

"Violet!". Teriak Fideliya dan Aurora bersamaan.

Blubuk.. belubuk.. (anggap aja suara kelelep/tenggelam).

Apa aku akan mati untuk yang kedua kalinya? Aku terlalu panik dan ngga bisa mengunakan sihir dengan baik di saat seperti ini.

Pikir Violetta yang masih berusaha untuk naik ke permukaan danau.

Saat Violetta sudah hampir naik ke permukaan tiba-tiba ada sesuatu yang menarik kakinya ke dasar danau.

Ini bukan bunga teratai biasa, ini teratai tentakel. Kalau begini terus aku akan tenggelam sampai ke dasar danau.

Burr..

Violetta yang sudah tidak sadarkan diri tiba-tiba tangannya di genggam oleh Frederick dan Frederick memutuskan sesuatu seperti tentakel yang menempel di kaki Violetta. Dan menarik Violetta ke tepi danau.

"Violetta, sadar". Ucap Frederick.

Violetta yang tersadar pun langsung menangis dan memeluk Frederick sambil.

"Huaa, ku hampiri mati tenggelam. Huaa". Ucap Violetta sambil cenggukan.

Frederick hanya diam sambil berusaha menenangkan Violetta yang menangis.

"Jangan nangis. selama aku di sini, aku akan melindungi mu. Jadi berhenti menangis". ucap Frederick tanpa sadar.

"Huaa".

Frederick yang tidak tahu bagaimana membuat Violetta berhenti menangis pun langsung menggendongnya.

"Kau harus ganti pakaian dan istirahat. Aku akan suruh Myricella untuk menyiapkan air hangat untukmu". Ucap Frederick.

Setelah kejadian itu bunga teratai sihir itu langsung di musnahkan dari danau sampi akar-akarnya. Setelah itu juga Violetta sakit demam.

Malam harinya Violetta yang sedang sakit kini sedang tidur, sama seperti malam kemarin Frederick tetap tidur di sofa.

Di tengah malam Violetta terbangun karena merasa haus saat ia melihat sekelilingnya ia merasa aneh kenapa Frederick berada di luar balkon kamar.

Apa itu Frederick? Tapi rambutnya panjang? Siapa itu?

Violetta yang penasaranpun melangkah ke arah luar balkon kamarnya dan membuka pintu itu perlahan.

"Siapa anda?".

Saat aku mengungkapkan jatidiri ku yang sebenarnya.

"Saya? Anda lupa?".

"Anda.. Tuan-?".

~~~~~

Tiga hari kemudian, Violetta yang keadaan sudah membaik. Saatnya ia pergi ke kerajaan Vlandimar dan akan tinggal di sana.

"Myricella".

"Iya tuan putri, saya sudah menyiapkan gaun yang akan anda kenakan hari ini".

"Bukan itu, apa kamu sudah bersiap-siap untuk ikut dengan ku?".

"Sudah tuan putri, yang mulia raja dan yang mulia ratu sudah menyuruh saya untuk ikut dengan tuan putri".

"Red Eyes juga ikut".

"Iya, tuan putri".

Red Eyes adalah tuan penyihir menara. Masih sulit di percaya.

~~~

"Anda.. Tuan penyihir, bagaimana anda bisa berada di sini?". Tanya Violetta.

"Bagaimana bisa ya?". Ucap Farraz lalu berubah wujudnya menjadi kucing hitam bermata merah.

Violetta yang melihat itu hanya diam sambil berekspresi bingung dan terkejut.

"Anda hebat bisa berubah wujud anda menjadi mirip Red Eyes". Ucap Violetta.

Farraz yang mendengar itu langsung berubah wujudnya lagi menjadi wujud manusianya. "Apa maksudnya mirip? Saya ini memang Red Eyes".

"Mana mungkin". Ucap Violetta masih tidak percaya.

"Baiklah kalau begitu, coba cari keberadaan Red Eyes". Ucap Farraz.

"Red.. meong.. meong di mana kamu. Red Eyes pasti bersembunyi". Ucap Violetta.

"Tidak akan ketemu, kan sudah saya bilang saya ini Red Eyes sekaligus penyihir yang terkena kutukan". Ucap Farraz sambil melipat kedua tangannya dan bersandar di dinding pintu balkon.

"Kutukan? Coba jelas-". Ucap Violetta terpotong karena tiba-tiba ada yang memanggilnya dari belakang.

"Kenapa kau berada di sana?". Ucap Frederick sambil menghampiri Violetta yang terkejut.

Sejak kapan Frederick berada di situ? Semoga dia ngga liat penyihir itu.

"Ah, itu anu..".

Meong..

"Ah iya, tadi aku kebangun karena haus dan aku ingin menghirup udara malam". Elak Violetta.

"Oh, iya sudah tidur lagi. Ini sudah larut malam". Ucap Frederick.

"Iya, iya".

Kembali ke Violetta.

Di depan gerbang istana Ivander.

"Ayahanda kepada harus teleportasi lagi?". Tanya Violetta.

"Bair cepat sampai". Jawab Raymond.

Sebelum Violetta pergi ia duluan memeluk Aurora. "Ibunda, apa aku masih bisa berlatih sihir? Dan aku akan jauh dari Ibunda, huaa". Rengek Violetta.

Aurora yang melihat itu langsung mengusap lembut rambut Violetta. "Tentunya boleh violet, kamu bisa ke sini kapan saja kalau kamu merindukan Ibunda atau yang mulia, kaka mu".

"Ibunda". Ucap Violetta sedih.

"Violet". Raymond. "Sekarang kamu bukan hanya kesayangan kerajaan Ivander tapi juga kesayangan kerajaan Vlandimar".

"Saya tau ayahanda".

"Putri mahkota". Ucap Frederick mengulurkan tangannya.

Melihat itu Violetta menerima uluran tangan Frederick dan memasuki teleportasi berbarengan dengan Frederick.

⭒~••♡••~⭒

Halo teman-teman, author buat cerita baru lohh. Sama tentang transmigrasi gitu.

Judul:
."Transmigrasi: Aku kembaranmu".

Maaf masih banyak salah ketik yaa♡^_^

24 Desember 2021


Thank you♡♡.

Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang