39 [Perasaan yang sebenarnya]

85 7 0
                                    

"Tuan Farraz". Ucap Violetta yang baru datang dan melihat Farraz yang sedang duduk di kursi taman.

Kebetulan! Aku ingin tanya tentang benang merah dan sesuatu yang di kendalikan.

Farraz yang mendengar itu lalu menoleh ke arah belakangnya dan melihat Violetta yang datang menghampirinya. Farraz lalu berdiri dan memberikan salam.

"Kebetulan, ada yang saya ingin tanyakan". Ucap Violetta.

"Tanyakan saja tuan putri". Jawab Farraz.

"Bagaimana anda bisa mendapatkan kutukan kalau anda saat itu tertidur?". Tanya Violetta.

"Ah~ itu karena.. saya tidur terlalu lama, dulu Zaylee tau kalau penyihir seperti saya akan tertidur panjang. Dan dia menyumpahi saya kalau saya tidur lebih dari seribu tahun saya akan menjadi kucing". Jawab Farraz.

"Anda di sumpahin sama murid anda sendiri?".

"Sebelumnya jika penyihir seperti saya tidur sangat lama kita bisa kehilangan nyawa karena mana dalam tubuh melemah jika terlalu lama tertidur. Maka dari itu Zaylee menyumpahin saya".

Kebablasan tidurnya nggak main-main, sampe harus di sumpahin gitu.

Tiba-tiba suasana di antara mereka menjadi hening karena di antara mereka tidak ada yang berbicara.

"Tuan putri, sepertinya saya harus pergi hari ini. Apa ada yang ingin anda tanyakan? Saya harus pergi dan harus memastikannya sebelum terlambat". Ucap Farraz.

Violetta yang mendengar itu langsung menatap Farraz dan mencerahkan kejadian saat ia menemukan banyak mayat di rumah tua itu, benang merah dan tentang tengkorak. Ia berharap Farraz tau apa yang terjadi sebenarnya.

"Tengkorak!? Dan mayat, benang merah?". Tanya Farraz yang terkejut. Semuanya berkaitan, dan semuanya terjadi di sekitar tuan putri itu? Apa ia sudah bangkit?.

"Kenapa anda sampai terkejut seperti itu? Apa ini semua pertanda buruk?". Tanya Violetta.

"Tidak, selama belum bangkit semuanya akan baik-baik saja. Tenanglah, tuan putri saya harus pergi sekarang". Ucap Farraz lalu memberi salam dan pergi.

Farraz terlihat khawatir? Apa yang terjadi.

"Aku lupa bertanya tentang perdana menteri yang seperti di kendalikan.. tadi". Gumam Violetta lesu.

Beberapa saat lalu.

Rasanya merinding saat berbicara dengan perdana menteri, dan benang itu selalu menempel di kepala perdana menteri.

"Saya baik-baik saja, terimakasih sudah menghawatirkan saya". Jawab Henderiy menjawab pertanyaan Violetta.

"Syukurlah, kalau begitu saya duluan". Ucap Violetta lalu melewati Henderiy.

"Apa anda merasa ada sesuatu yang aneh dengan saya?". Ucap Henderiy berbisik saat Violetta tepat lewat di sampingnya.

"Ti-tidak! Saya tidak merasakan apa-apa". Jawab Violetta terkejut dengan ekspresi yang tidak bisa berbohong.

"Heh! Kau sedih karena penyihir itu pergi?". Ucap Frederick yang tiba-tiba datang dan mengejutkan Violetta.

Violetta yang mendengar itu tentu saja langsung mengelak dan langsung pergi meninggalkan Frederick.

Di kamar Frederick.

Terlihat Violetta yang sedang menulis dokumen-dokumen yang harus ia kerjakan sebagai tuan putri, sebenarnya dokumen ini adalah tugas kerajaan yang di berikan oleh Fideliya.

Menulis dan fokus dengan dokumen itu dan tidak memperdulikan Frederick yang terus menatapnya sedari tadi.

"Kau suka sama penyihir itu, kan". Ucap Frederick lagi dan lagi yang membuat Violetta menghentikan tulisannya. "Ternyata benar kau suka sama penyihir itu-".

BRAK.. suara Violetta yang mengeprak mejanya dan berdiri dari duduknya lalu menyondongkan badannya ke arah Frederick yang ada di hadapannya.

"Apa yang kamu katakan?! Aku ini tidak suka sama tuan penyihir Farraz! Aku ini sukanya sama kamu! Kamunya aja yang tidak menyadarinya!!". Ucap Violetta dengan wajah yang sangat dekat dengan wajah Frederick.

Frederick yang mendengar itu terkejut dan tidak percaya bahwa Violetta juga mempunyai perasaan yang sama.

Violetta yang menyadari perkataanya barusan itu sama saja dengan menyatakan perasaannya sendiri langsung menjauhkan wajahnya dari hadapan Frederick dan langsung duduk lalu berpura-pura tenang.

Apa yang aku katakan barusan!!! Mulut laknat, nggak bisa di rem.

Violetta juga suka sama gw! Terus sekarang gimana?.

Pikir Frederick yang masih bengong dengan hati yang berbunga-bunga dan jantung yang berdegup kencang.

Lain halnya dengan Violetta yang malu sendiri.

Keheningan yang berkepanjangan, Frederick yang masih belum mencerna dengan baik perkataan Violetta harus dan Violetta yang malu-malu dengan pipi yang memerah.

BRAKK..

"Aku, mau tidur". Ucap Violetta sambil membereskan dokumennya dan pergi.

"Mau kemana? Kau harus bertanggung jawab udah ngebut jantungku berdegup kencang". Ucap Frederick dengan wajah yang memerah sama seperti Violetta.

Sejak kapan kancing baju atasannya terbuka begitu!! Dadanya terlihat...

Posisi duduk Frederick yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata dan wajah yang juga tidak bisa di jelaskan.

"Ada apa denganmu? Sejak kapan kancing bajumu terbuka begitu?". Ucap Violetta.

Frederick langsung menarik lengan Violetta dan membuat Violetta duduk di pangkuannya.

"Kenapa wajahmu memerah? Kau seperti kepiting rebus sekarang". Ucap Frederick sambil berbisik di telinga Violetta.

Be-beneran? Wajahku Semerah itu? Mau di taruh dimana wajahku ini.

Frederick yang melihat wajah Violetta semakin memerah pun terkekeh geli dan mengecup telinga Violetta, lamu mengecup kening Violetta.

Violetta yang merasa geli di telinganya malah terkejut dan wajahnya semakin terasa panas. Dan di tambah lagi Frederick yang mengecup kening Violetta.

Pingsan boleh nggak? Mamah!! Anakmu keningnya di cium!! Baper aku lohh.

"Nona jangan baperan memulu, anda sudah mengungkapkan perasaan anda! Itu sudah bagus, saya mendukung anda". Ucap asisten.

Terimakasih asisten.

Lalu saat ini Frederick hanya menatap Violetta dan Violetta pun hanya menatapnya tanpa anda yang berbicara, dengan wajah yang sama-sama memerah.

"Wajahmu juga merah". Ucap Violetta.

"Benarkah? Biarkan wajah ini memerah, karena aku juga menyukaimu". Ucap Frederick.

Apakah ini yang namanya saling menyatakan perasaan?!! Wah, aku ini jomblo jadi nggak tau rasanya kek gini!!! Huaaaa.

Tiba-tiba Frederick mendekatkan wajahnya ke wajah Violetta dan mendekatkan bibirnya ke bibir Violetta.

Violetta yang terkejut bibirnya bersentuhan dengan bibir Frederick langsung panik lalu langsung berdiri.

Dan membelakangi Frederick, Violetta saat ini merasa badannya menjadi kaku, berjalan pun menjadi kaku.

"Ah!! A-AKU MAU TIDUR!!". Ucap Violetta sambil berjalan dengan kaku.


⭒~••♡••~⭒

Sejujurnya saya sendiri tremor pas ngetik bagian terakhir, nggak memuaskan kan. Ya udah maap aja yaaa. Terimkas (terimakasih)

Maaf masih banyak salah ketik yaa♡^_^


31 Januari 2022


Thank you♡♡.

Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang