"Hah?". Aurellia yang terkejut dan terheran-heran ketika melihat gelapnya bisa dilepas.
"Kok! Kok bisa gitu?!". Ucap Aurellia tidak percaya.
"Bisa dong kan ini kuncinya". Jawab Calvin yang membuat Aurellia bertanya-tanya.
"Bukan itu, apa benar aku pernah dekat dengan kakak sampai-sampai punya gelang samaan?". Tanya Aurellia semakin bingung.
Calvin yang mendengar itu hanya tersenyum, dan membuat perasaan Aurellia semakin tidak karuan.
"Bukan hanya dekat, bahkan kamu milikku..". Gumam Calvin.
"Kakak ngomong apa sih? Aku nggak denger". Ucap Aurellia menyondongkan badannya ke depan.
Sambil menatap Calvin, Calvin yang melihat itu lalu memalingkan wajahnya. Sambil menutupi wajahnya yang memerah dengan tangannya.
"Lebih baik kamu pulang, nanti ibumu nyariin". Ucap Calvin langsung jalan duluan.
Aurellia yang melihat itu langsung tersenyum dan langsung berjalan di samping Calvin.
"Kakak belum jawab pertanyaan aku tadi loh~". Ucap Aurellia.
"Nggak tau". Jawab Calvin.
"Yah~ ya udah nggak papa deh".
Kembali ke Aurellia.
Aurellia yang sedang membereskan beberapa barang-barangnya lagi untuk ia bawa.
"Aurel? Udah siap, ayo ibu anter". Ucap bu Rani melihat Aurellia dengan mata yang berkaca-kaca.
Aurellia yang melihat mata ibunya yang berkaca-kaca langsung memeluk ibunya.
"Ibu, aurel bakalan kangen ibu". Ucap Aurellia ikut berkaca-kaca. "Ibu jangan nangis, hik nanti aurel ikut nangis! Huaa". Ucap Aurellia yang sudah menangis.
"Katanya jangan nangis kenapa malah kamu yang nangis gitu". Ucap Bu Rani. "Anak ibu udah gede~".
"Ibu~ hik.. hiks, aku mau ketemu Ricella duluu. Dia pasti sedih berpisah dengan sahabatnya ini". Ucap Aurellia.
Setelah selesai beres-beres, Aurellia lalu menaruh barang-barangnya di bagasi mobil.
Aurellia yang duduk didepan dan disampingnya ada Bu Rani yang sedang menyetir mobil.
Aurellia hanya memandangi jalanan luar dari jendela mobil, entah apa yang ia pikirkan.
Bosan, baca novel itu aja kali ya?.
Di sisi lain. Di perusahaan GVE.
Terlihat Calvin yang berada diruangnya dan mengerjakan dokumen-dokumen.
Dan terlihat ada seorang perempuan yang duduk di sofa diruangan Calvin.
"Calvin kamu beneran nggak mau ketemu sama Aurel?". Tanya perempuan itu.
Calvin hanya diam dan tetap fokus, dan ia hanya mendengarkan perempuan itu berbicara tanpa berniat untuk berbicara.
"Calvin kamu dengar nggak sih! Kalau kamu punya perasaan sama Aurel jujur aja, sebelum terlambat. Setidaknya beri salam perpisahan yang baik". Ucap perempuan itu sambil mengebrak meja Calvin.
"Apa kamu nggak bisa diam aja dan jangan ganggu aku? Rizelle? Bukanya kamu tau kalau ibunya Aurel itu nggak suka aku dekat dengan Aurel?". Ucap Calvin.
Rizelle yang mendengar itu hanya terdiam dan hanya bergumam.
"Nggak aku nggak mau dijodohin sama kamu! Aku punya seseorang! Orang itu Aezar!". Gumam Rizelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]
Random[END] Bagaimana jika seorang gadis cantik, lembut, ramah. memasuki tubuh seorang gadis penyihir yang cuek, dingin dan tidak segan-segan membunuh??. Dan memasuki dunia novel. gadis itu di beri misi, untuk menemukan jiwa yang tersesat. apa gadis itu b...