Di ruangan William.
"Bagaimana dengan batu pertama hitam?". Tanya William.
"Beberapa hari terakhir tidak terjadi apa-apa, sepertinya semuanya sudah selesai. Namun kami tidak menemukan siapa dalang di balik ini semua". Jawab Frederick.
"Lebih baik kita tetap waspada, mungkin akan ada kejadian yang lebih tidak terduga". Ucap William serius menangani masalah ini.
"Baik".
Beberapa minggu kemudian.
Di tempat lain.Terlihat beberapa anak kecil yang sedang bermain bersama di gang kecil yang sepi.
"Kata ibu aku nggak boleh main lama-lama, aku pulang dulu ya temen-temen". Ucap seorang gadis kecil langsung pergi.
"Diana kenapa langsung pulang?".
"Kamu belum dengar? Kalau akhir-akhir ini banyak penculikan anak". Jawab seorang laki-laki kecil.
Saat ini di kalangan masyarakat sedang heboh dengan penculikan anak-anak kecil di lingkungan mereka, entah itu dari kalangan bangsawan kecil maupun masyarakat biasa.
Anak-anak yang di kabarkan hilang beberapa hari terakhir berusia sekitar sepuluh tahun kebawah.
"Myricella apa kamu tau kalau akhir-akhir ini banyak penculikan anak?". Tanya Violetta sambil minum teh di ruang kaca.
"Tau tuan putri, saya jadi cemas dengan keponakan saya yang berada di lingkungan sana". Jawab Myricella.
"Jangan berpikiran yang buruk, pasti putra mahkota dan Yang Mulia Raja akan bertindak". Ucap Violetta yakin. "Oh iya, aku penasaran dengan umurmu Myricella".
Myricella yang mendengar itu sedikit heran kenapa Violetta menanyakan hal seperti itu. " Dua puluh empat tahun, memang ada apa tuan putri menanyakan hal ini?".
"Ah~ umurmu dengan umur Melvin cuma beda setahun ya". Ucap Violetta sambil tersenyum. "Akhir-akhir ini kamu dekat ya dengan Melvin".
Myricella yang mendengar itu wajahnya langsung memerah dan membuat Violetta terkekeh kecil melihatnya.
Di tempat lain, di gang kecil.
"Diana, kamu dapat saputangan sebagus itu dari mana?". Tanya salah satu gadis yang sedang berjalan berdampingan dengannya.
"Ini dari bibiku loh! Cantika kata bibi dia mendapatkan hadiah saputangan dari tuan putri! Bibiku itu dayang yang selalu bersama tuan putri". Jawab Diana.
"Oh! Bibimu pasti dekat dengan tuan putri". Ucap Cantika berbinar-binar.
"Iya dong!! Bibiku gitu". Ucap Diana senang.
Saat mereka berjalan pelan sambil berbicara dan tersenyum, dan terlihat ada seorang pria yang berjalan menghampiri mereka berdua.
"Anak kecil, apa kalian ingin permen?". Ucap seorang pria dari belakang Diana dan Cantika.
Diana yang mendengar itu langsung menolak permen dari pria asing itu.
"Terimakasih tapi kata bibi aku nggak boleh menerima makan dari orang yang nggak di kenal". Ucap Diana sambil menarik Cantika ke dekatnya.
"Tapi ini permen bukan makanan". Jawab pria itu.
"Iya Diana kata bibi kamu juga pasti jangan menolak rezeki". Bisik Cantika.
"Ini ambil permennya". Ucap pria itu menyodorkan permen.
Cantika yang melihat itu langsung mengambil dua permen dan memberikan satu permennya lagi untuk Diana.
"Te-terimakasih paman". Ucap mereka berdua langsung berjalan lagi.
Pria itu lalu tersenyum misterius dan tiba-tiba pria itu membuat Diana dan Cantika tidak sadarkan diri, lalu mengendong mereka berdua pergi.
"Sapu tangan ini? Bukanya milik Myricella. Kenapa bisa ada di sini?". Ucap Dicky lalu menyimpan saputangan itu.
Di ruangan Frederick.
"Apa ini saputangan mu?". Tanya Frederick menaruh saputangan itu di mejanya.
Myricella yang melihat saputangannya yang ia berikan pada keponakannya itu ada pada Frederick, Myricella yang melihat itu menjadi khawatir dengan keadaan keponakannya.
"Benar, tapi saputangan ini saya berikan kepada keponakan saya". Ucap Myricella.
"Keponakanmu? Berapa usianya?".
"Delapan tahun, dia sering bermain di gang kecil.. ". Ucap Myricella. "Tidak mungkin Diana di culik!". Ucap Myricella terkejut.
Brak.. suara pintu yang di buka dengan keras.
"Apa yang terjadi?". Tanya Violetta sambil mengebrak meja Frederick.
"Tenanglah". Jawab Frederick.
Beberapa saat dia terlihat dingin..
"Kenapa kamu menangis Myricella!?". Ucap Violetta sambil menenangkan Myricella.
"Keponakan saya.. tuan putri, saya izin pulang". Ucap Myricella sambil sesenggukan.
"Tenang, aku akan temani kamu pulang dan membantu mencari keponakanmu". Ucap Violetta.
"Violetta..". Ucap Frederick yang langsung di tatap oleh Violetta. ".. saya akan ikut, siapkan kereta".
Sesampainya di rumah kerabat Myricella, terlihat seorang wanita yang keluar dengan raut wajah cemas dan panik.
"Kaka, dimana Diana?". Tanya Myricella langsung menghampiri wanita itu.
"Diana belum pulang padahal ini sudah sore, biasanya Diana udah pulang". Jawab wanita itu masih cemas.
"Diana masih belum pulang?!".
Violetta yang melihat itu langsung menghampiri Myricella dan mengeluarkan bahunya lembut.
"Kamu tetaplah di sini biar aku dan putra mahkota yang mencari Diana". Ucap Violetta pelan.
"Tapi! Saya ingin ikut".
"Tidak, tetaplah di sini. Tenangkan dirimu dan bibi itu". Ucap Violetta lalu pergi.
Mencari hingga ke gang-gang kecil dan ke beberapa rumah temannya tapi tidak menemukan petunjuk apa-apa tentang Diana ataupun anak-anak yang lain.
Sampai mereka mencari ke arah hutan.Benang merah apa itu? Apa hanya aku yang melihatnya?.
"Putra mahkota, apa kamu lihat ada sesuatu di udara?". Tanya Violetta.
"Apa maksudmu? Aku tidak melihat apa-apa, apa kau terlalu capek?". Jawab Frederick yang tidak melihat apa yang Violetta lihat.
"Aku kebelet buang air kecil nih, aku pergi dulu sebentar. Tunggu di sini! Sampai aku kembali jangan tinggalin aku!". Ucap Violetta langsung pergi.
Violetta yang sebenarnya hanya ingin mengikuti benang merah itu, berjalan perlahan dan benang itu menuju rumah kosong yang terlihat sudah rusak.
Violetta yang terlanjur penasaran langsung masuk dan ia melihat tangga bawah tanah, saat ia mengitip terlihat banyak mayat anak kecil yang darahnya di kuras dari tubuh mereka.
Ap-apa ini semua?!! Perbuatan keji siapa ini! Siapa yang tega melakukanya pada anak kecil yang tidak tahu apa-apa!.
"Bau darah yang menyengat..". Guman Violetta.
Aku harus memberi tau Frederick.
"Sedikit lagi.. dan selesai". Suara seseorang entah dari mana kamar mana.
Suara siapa itu!!?
⭒~••♡••~⭒
Maaf masih banyak salah ketik yaa♡^_^24 Januari 2022
Thank you♡♡.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]
Random[END] Bagaimana jika seorang gadis cantik, lembut, ramah. memasuki tubuh seorang gadis penyihir yang cuek, dingin dan tidak segan-segan membunuh??. Dan memasuki dunia novel. gadis itu di beri misi, untuk menemukan jiwa yang tersesat. apa gadis itu b...