32 [Zaylee menyayangi ibu]

91 4 0
                                    

Di rumah kaca.

"Eh tunggu, berati umur anda.. !?". Ucap Violetta terkejut ketika menyadari bahwa Farraz seumur dengan Zaylee.

Umurnya berapa dong! Udah lebih dari seribu tahun!!??

Farraz yang melihat raut wajah Violetta yang terkejut itupun, terkekeh geli saat melihat ekspresi wajah yang Violetta buat.

Bagaimana tidak saat ini Violetta sedang terkejut dengan mata yang terbelalak dengan mulut terbuka dengan tangan yang menutupi mulutnya.

"Anda sudah lebih tua dari kakek, kakeknya Kakek Kakeknya?". Ucap Violetta yang berbelit-belit.

"Bahkan lebih tua saya, mungkin?". Jawab Farraz sambil tertawa kecil dan di sambung senyuman.

"Tapi kenapa anda masih terlihat muda? Bahkan saya kira usia anda seumur dengan Dicky atau Malvin". Ucap Violetta.

Dicky {21th}.

Malvin {24th}.

"Kalau itu saya tertidur sejak peperangan itu selesai, dan saya tidak tahu kalau Zaylee meninggal saat pertempuran itu selesai". Jawab Farraz yang membuat Violetta kebingungan oleh perkataan Farraz.

"Bagaimana anda tidak tahu?". Tanya Violetta semakin penasaran.

"Ituh... Karena kami berbeda posisi, saat perperangan akhir Zaylee berpasangan dengan Areez yang yang mendapatkan seterah sihir cahaya". Jawab Farraz.

"Sihir cahaya? Bukankah keturunan kerajaan Vlandimar tidak mempunyai sihir?". Tanya Violetta yang terlanjur penasaran.

Karena ini informasi yang tidak pernah tertulis di buku sejarah kerajaan Ivander ataupun Vlandimar.

"Benar, itu mungkin karena cinta yang tumbuh di antara mereka berdua, Zaylee membangkitkan sihir cahayanya di saat-saat terakhir dengan bantuan Areez".

"Anda bisa tahu itu dari mana? Bukankah anda bilang kalau anda tertidur dan bukannya seorang perempuan tidak boleh ikut berperang?".

Apa aku terlihat seperti seorang jurnalis? Ah, sudahlah yang penting rasa penasaranku terbayarkan.

"Saat itu saya belum tertidur, saya tertidur saat peperangan berakhir, dan kenapa Zaylee bisa ikut berperang itu karena dia penyihir tingkat tinggi saat awal saya satu pasukan dengan Zaylee".

Mendengar itu Violetta semakin penasaran dengan Zaylee dan merasa kagum pada Zaylee.

"Bagaimana paras dari pahlawan Zaylee? Apa seperti yang di bicarakan orang-orang? orang bilang Zaylee adalah gadis berambut perak dengan mata biru". Ucap Violetta.

"Tidak Zaylee adalah gadis berambut pirang, dengan mata biru yang indah". Jawab Farraz.

Tidak banyak orang sekarang yang tahu rupa dari Zaylee, mereka bahkan mengira Zaylee adalah gadis berambut perak, seperti keturunan kerajaan Ivander biasanya.

Tapi pada kenyataannya Zaylee adalah anak dari selir raja saat itu. Ibu dari Zaylee adalah seorang putri dari kerajaan Voresham Dan ibu Zaylee dinikahkan dengan Raja saat itu karena politik antar kerajaan.

"Ibu, kenapa ibu selalu tidur di kasur? Apa benar ibu sedang sakit? Pelayanan-pelayanan lain bilang ibu sakit keras". Ucap Zaylee kecil dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangisnya.

Wanita yang berbaring itu hanya tersenyum dengan mata yang menyipit seperti bulan sabit dengan warna mata pink-nya.

"Zaylee, sudah besar ya. Ibu akan baik-baik saja kalau Zaylee tersenyum. Maaf ibu tidak bisa main sama Zaylee". Ucap wanita itu sedih tapi tetap tersenyum.

"Ibu Zaylee akan selalu tersenyum.. untuk ibu". Ucap Zaylee lalu memeluk wanita itu.

Wanita itu sudah bertahan dan melawan sakitnya sendirian selama ini, sampai Zaylee menginjak usia remaja.

Beberapa tahun kemudian.

"Ibu, liat Zaylee sekarang akan mendapatkan gelar! Di usia Zaylee yang sekarang". Ucap Zaylee penuh dengan senyuman dan rasa puas pada diri sendiri.

"Zaylee sudah besar ya, Zaylee pasti mendapatkan laki-laki yang baik suatu saat. Ibu ingin melihat siapa laki-laki yang akan mendapatkan hati putri kesayangan ibu ini". Tersenyum.

Zaylee yang mendengar itu tidak tahu harus tersenyum atau sedih, walaupun Zaylee adalah penyihir tingkat tinggi ia tidak bisa menemukan obat untuk penyakit yang diderita oleh ibunya ini.

"Ibu, ibu tidak boleh mengatakan itu. Ibu pasti akan melihat siapa laki-laki yang akan Zaylee pilih nantinya". Ucap Zaylee tersenyum.

"Ibu akan sangat senang jika bisa melihatnya". Ucap wanita itu.

Selang beberapa bulan terdengar kabar kematian dari salah satu selir Raja, yaitu selir kesayangan Raja selir Elissa atau putri dari kerajaan Voresham putri Elissa.

"Ibu.. beneran pergi". Gumam Zaylee yang sedang melihat ke arah luar jendela kamarnya dengan tatapan kosong.

Zaylee yang memandang ke luar dengan tatapan kosong pun tiba-tiba terlintas kenangannya bersama ibunya yaitu Elissa, saat Elissa masih sehat dan belum mengetahui bahwa ia terkena penyakit yang tidak ada obatnya.

Ingatan Zaylee tentang ibunya.

Di taman istana, beberapa tahun yang lalu saat Elissa masih sehat dan saat Zaylee masih kecil.

"Ibu, ini mahkota bunga untuk ibu". Ucap Zaylee memasangkan mahkota bunga itu ke kepala Elissa.

Elissa yang melihat itu tertawa kecil dan tersenyum dengan mata yang seperti bulan sabit. "Apa ini buatan Zaylee".

"Iya! Zaylee yang membuatnya sendiri, Zaylee pikir mahkota bunga itu cocok dengan rambut pirang ibu dan ternyata benar-benar cocok!!". Jawab Zaylee tertawa dan tersenyum.

"Ibu suka Zaylee yang selalu tersenyum". Ucap Elissa.

Dan beberapa ingatan yang menyenangkan ataupun kurang menyenangkan.

"Zaylee menyayangi ibu.. Sampai kapanpun".


⭒~••♡••~⭒


Halo teman-teman, author buat cerita baru lohh. Sama tentang transmigrasi gitu.

Judul:

."Transmigrasi: Aku kembaranmu".

Maaf masih banyak salah ketik yaa♡^_^

16 Januari 2022

Thank you♡♡.

Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang