Di ruang makan.
Terlihat makanan yang sudah tersaji rapih di atas meja, dan terlihat juga ada orang baru di meja makan ini.
"Oh, Frederick kamu ingin bertemu dengan Violet?". Tanya Aurora sambil menghentakkan makannya dan tersenyum tanpa dosa.
Violetta yang mendengar Ibundanya berbicara seperti itu sambil tersenyum tanpa dosa pun, terkejut sampai-sampai ia tersedak sampi batuk-batuk.
Uhuk... Uhuk...
Aurora yang melihat putrinya tersedak pun langsung mengambilkan air minum ke Violetta yang masih batuk, sambil menepuk-nepuk punggungnya pelan.
"Kalau makan pelan-pelan Violet". Aurora khawatir.
Ku makan pelan, cuman perkataan Ibunda saja yang terlalu menohok ku.
"Anda baik-baik saja?". Tanya Frederick.
Dan dibalas anggukan kepala oleh Violetta karena rasanya makanan yang ia makan itu masih mengganjal di tenggorokan dan hatinya.
"Ngomongnya kok gitu sih? Biasa aja ngga papa kok". Ucap Aurora.
"Iya bener, bicara biasa aja pake kamu, aku. Gitu aja jangan pake anda saya. Itu kurang pantas". Imbuh Raymond.
Violetta hanya bisa pasrah meratapi nasibnya sendiri."Baik ayahanda, Ibunda".
"Coba ngomong. Pake kamu, aku". Royce.
"Apa kabar mu putra mahkota!". Ucap Violetta sambil tersenyum lebar tapi tidak manis, mamun sebaliknya.
Royce yang melihat ekspresi wajah Violetta yang seperti itu bisa menebak bagaimana ekspresi wajah Frederick yang sebenarnya, ya walaupun wajah Frederick terlihat biasa aja, tapi tidak batinnya.
"Baik seperti yang kamu lihat". Jawab Frederick. Mukanya itu loh kenapa sih? kek punya dendam gitu ke gw.
"Tuh kan udah ka Royce!". Violetta.
"Iya sudah di buktikan". Royce tidak menatap balik Violetta malahan melanjutkan makannya.
Di hutan dekat istana.
Violetta yang sedang berlatih sihir es di temani Myricella dan Frederick yang ikut-ikutan berlatih.
"Ini sangat sulit". Ucap Violetta menyerah, sekarang ia sudah kehabisan energi sihir untuk memulai latihannya lagi.
Sedari tadi Violetta berlatih sihir esnya tapi ia tidak kunjung menguasai sihir itu. Untuk membuat pedang es aja dia butuh waktu lama, tidak cepat seperti Royce ataupun yang lainnya.
"Berlatih lebih keras lagi, kalau anda bisa mengendalikan energi yang di keluarkan saat mengeluarkan sihir es. Pasti anda akan bisa dengan mudah menggunakan sihir es". Ucap Frederick yang sudah memperhitungkan cara berlatih Violetta.
Memang benar Violetta masih belum bisa mengatur energi sihir nya dengan benar, karena itulah Violetta sering kehabisan energi.
"Gimana caranya?". Tanya Violetta.
"Tanya guru sihir anda lah, masa tanya saya!". Jawab Frederick.
"Ok-maksudku, baiklah". Ucap Violetta salah bahasa.
Ok? Okeh?
"Jadi?". Frederick.
"Apa?". Violetta.
"Kenapa malah baca buku?".
"Guru sihir saya itu sedang ada urusan penting yang nggak bisa di tunda, makannya saya hari ini latihan sendirian". Jawab Violetta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]
Random[END] Bagaimana jika seorang gadis cantik, lembut, ramah. memasuki tubuh seorang gadis penyihir yang cuek, dingin dan tidak segan-segan membunuh??. Dan memasuki dunia novel. gadis itu di beri misi, untuk menemukan jiwa yang tersesat. apa gadis itu b...