"Ricella, aku kayak pernah dengar judul novel kak Rizelle. Tapi dimana?". Ucap Aurellia sambil makan.
Setelah Aurellia selesai ujian sekolah ia mengajak Ricella bertemu dan berjanji mentraktirnya makan.
"Kamu tumben baik? Traktir aku". Ucap Ricella sambil ikut makan.
"Iya ini kan hari terakhir ujian". Ucap Aurellia.
"Tadi kamu tanya tentang novel? Kamu pernah bilang sekitar dua tahun lalu sebelum kejadian itu, kalau kamu baca novel yang pemerannya mati semua". Jawab Ricella. "Ingatanmu jadi kurang bagus, ya?".
Aurellia yang mendengar itu terkejut dan tidak percaya, ia tidak terlalu mengingat kejadian sebelum ia koma.
"Apa maksudmu? Aku nggak pernah bilang gitu". Jawab Aurellia tidak ingat.
"Coba cari di rak bukumu, pasti ada". Ucap Ricella.
Triiingg.. (suara dering handphone Aurellia).
Aurellia yang mendengar suara dering handphone langsung melihat dan terlihat siapa nama yang menelepon Aurellia.
"Ibu? Ha! Aku lupa harus pulang cepat!". Ucap Aurellia langsung berlari keluar dari tempat makan itu dan meninggalkan Ricella.
"Aurel!". Teriak Ricella.
"Aku ada urusan penting, aku duluan!". Ucap Aurellia.
"Woi! Udah bayar belom! Kau kata mau traktir!?". Teriak Ricella.
"Hah? Aku nggak denger~! Pake uangmu dulu~". Ucap Aurellia.
"Wah temen laknat~". Gumam Ricella.
"Neng ini dibayar dulu kalau udah selesai makan". Ucap pegawai rumah makan itu.
Beneran laknat~!.
Aurellia yang baru turun dari bus dan berlari ke rumahnya dengan nafas yang terburu-buru.
"Fuh, nyampe juga". Ucap Aurellia berdiri didepan pintu rumah dan membuka pintu rumahnya.
Dan terlihat seorang wanita dengan dua orang pria yang salah satu dari ketiga orang itu tidak asing bagi Aurellia.
"Eh? Ada apa kak Calvin datang ke rumahku?". Ucap Aurellia.
"Aurel?". Gumam Calvin dengan wajah yang terkejut.
"Kalian saling kenal?". Tanya Bu Rani(ibu Aurellia).
"Sejak kapan kalian kenal?". Tanya Bu Rini (ibu Calvin).
Aurellia yang melihat suasana di ruangan itu terlihat berbeda meras aneh.
Bukanya yang seharusnya datang itu orang yang menabrakku..? Tunggu apa mungkin?.
"Apa kaka yang menabrakku dua tahun lalu?". Tanya Aurellia dingin.
"Kenap-!". Ucap Bu Rini terhenti saat pak Ares(ayah Calvin) menghentikannya.
"Diam saja". Pak Ares.
Suasana seketika itu menjadi hening dan dingin, dimana tidak ada satupun yang berbicara.
Nggak gw sangka gw yang nabrak Aurellia.. sulit rasanya minta maaf.
"Maaf, kecelakaan itu menyebabkan kamu koma dengan jangka waktu yang panjang. Di hari itu saya tidak bisa mengendalikan dirinya". Jawab Calvin sambil menatap Aurellia.
Apa kak Calvin nggak bohong? Entah apa tapi aku nggak bisa untuk nggak memaafkan kakak..
Aurellia hanya diam dan menatap dingin ke arah Calvin, dan orang tua yang hanya melihat dan diam.
"Saya akan menerima hukuman apapun, agar bisa mendapatkan maafkan". Ucap Calvin.
"Menyingkirlah.. menyingkir dari hadapanku, kalau aku bilang aku memaafkan kakak tanpa membenci orang yang menabrakku.. ".
".. Itu bohong.. aku marah, kesal, dan benci dengan orang yang menabrakku semuanya bercampur sampai aku sendiri nggak tau apa yang aku pikirkan dan rasakan". Ucap Aurellia menahan tangisnya.
"Aurel.." ucap Bu Rani.
"Aku akan memikirkan apa aku bisa memaafkan kakak atau nggak bisa memaafkan kakak". Ucap Aurellia lalu langsung pergi ke kamarnya.
Setelah itu pembicaraan ini berakhir dengan hasil yang tidak pasti bagi pak Ares dan Bu Rini.
Dan Calvin sendiri merasa bersalah akan hal itu dan hanya diam tanpa berbicara.
Saat hari dimana Aurellia kecelakaan, ada Calvin yang dijodohkan dengan teman anak pembisnis ayahnya.
Yaitu ayah dari Rizelle, Rizelle yang tidak tertarik dengan Calvin dan tidak menginginkan perjodohan itu.
Dan Calvin yang mendengar itu memberontak terhadap pilihan ayahnya, Calvin yang saat itu masih berusaha sembilan belas tahun.
Calvin kesal terhadap ayahnya yang mementingkan bisnisnya daripada kebahagiaan putranya sendiri.
Ia mengebut dijalanan yang licin karena hujan yang turun dengan kecepatan yang tinggi ia tidak sadar kalau lampu merah menunjukkan warna merah.
nggak bisa mengerem kecepatan terlalu tinggi! Ada orang!.
Calvin yang ingin membandingkan setir mobilnya ke arah kanan agar menabrak pinggiran jalan yang sepi, namun ia baru sadar dengan keberadaan Aurellia yang sedang berdiri di dekat lampu merah itu.
Ia pun membanting setir mobilnya kearah pembatas jalan, dan tanpa sadar ia telah menabrak Aurellia.
Saat itu juga ia tidak sadarkan diri dan ikut koma.
Di rumah Aurellia.
Beberapa minggu setelah kejadian itu Aurellia lulus dan memutuskan untuk pindah ke luar kota dan masuk universitas.
Aurellia yang sedang membereskan barang-barangnya, dan membereskan rak bukunya.
"Bukunya aku apain ya? Aku ambil yang masih bagus aja". Ucap Aurellia memilih buku yang masih bisa di baca dan yang tidak bisa dibaca lagi.
"Novel ini? Ternyata bener ya aku pernah baca novel buatan kak Rizelle". Gumam Aurellia ingin membuka buku itu.
"Aurel, sini dulu". Teriak bu Rani.
Aurellia yang mendengar itu langsung menaruh novel itu di kardus dengan tulisan, buku yang masih terpakai.
Aku baca lain kali deh.
Di minimarket.
Aurellia yang disuruh membelikan beberapa bahan makanan yang disuruh oleh bu Rani.
"Ada yang kurang nggak ya?". Gumam Aurellia sambil berjalan keluar dari minimarket.
"Aurellia? Mau bicara sebentar denganku?". Ucap seseorang.
"Kak Rizelle?". Gumam Aurellia.
⭒~••♡••~⭒
Maaf masih banyak salah ketik yaa♡^_^
11 Maret 2022.
⭒♡Thanks you♡⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]
Acak[END] Bagaimana jika seorang gadis cantik, lembut, ramah. memasuki tubuh seorang gadis penyihir yang cuek, dingin dan tidak segan-segan membunuh??. Dan memasuki dunia novel. gadis itu di beri misi, untuk menemukan jiwa yang tersesat. apa gadis itu b...