Aku ada dimana? Kenapa semuanya terlihat kacau...
Terlihat Violetta yang sedang berdiri dengan wajah yang kebingungan, sambil melihat sekelilingnya yang terlihat kacau.
Violetta yang sedang di suatu tempat yang seperti tempat peperangan terlihat banyak mayat yang tergeletak dimana-mana. Dan juga pasukan tengkorak yang banyak dan masing-masing tengkorak memegang pedang.
Terlihat juga ada seseorang yang tidak terlalu jelas di lihat oleh Violetta, namun orang itu berada di barisan para tengkorak.
"Tidak terlihat, siapa orang yang duduk di kuda dan memimpin para tengkorak? Terlalu jauh". Ucap Violetta.
Tunggu!! Aku di tengah-tengah peperangan?! Kalau gitu..
Pikir Violetta tiba-tiba ada pasukan tengkorak yang mendekatinya dari arah kirinya dan juga pasukan yang tidak di kenal dari arah kanannya, mendekat sambil bersiap menebas.
TINGG..
Suara pedang yang saling berbenturan dengan kerasnya, prajurit yang tidak di kenali itu bisa menebas banyak tengkorak walau banyak dari mereka yang terluka.
Yang lebih mengejutkannya adalah Violetta tidak terluka bahkan keberadaannya di situ tidak terlihat.
"A-apa ini? Mereka menembus tubuhku?". Ucap Violetta.
Dan tiba-tiba dengan sekejap mata Violetta berada di suatu tempat yang ia kenali namun, dengan suasana yang berbeda.
"Istana? Rasanya istana ini begitu dingin.. ada apa?". Gumam Violetta menuju ruang kerja Raja.
Sepanjang mata memandang hanya terlihat beberapa prajurit yang berjaga, dan beberapa pelayan yang terlihat was-was.
Saat sampai di depan pintu ruang kerja Raja Violetta melihat pintu itu terbuka sedikit dan Violetta tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
"Salam kepada yang mulia raja". Ucap seorang prajurit.
"Peperangan ini adalah peperangan yang besar, pasukan musuh sudah dikalah. Putra mahkota berhasil mengalahkan musuh yang sebenarnya, putri mahkota.. meninggal membawa kemenangan". Ucap prajurit itu.
Fideliya yang mendengar itu tidak mempercayai bahwa putranya tidak menepati janjinya untuk kembali dengan keadaan selamat dari peperangan besar itu.
"TIDAK MUNGKIN!". Ucap Fideliya menangis sejadi-jadinya.
William lalu menenangkan Fideliya, sebenarnya ia juga tidak mempercayai bahwa putranya telah meninggalkannya.
"A-APA INI? Frederick, meninggal?". Ucap Violetta dengan air mata yang menetes tanpa ia sadari. "Asisten? Apa-apaan ini?". Tanya Violetta namun tidak ada jawaban dari asisten.
Dan lagi-lagi, tiba-tiba dirinya berpindah ke suatu pemakaman, lalu melihat ke salah satu makam dan terlihat nisan yang bertuliskan Frederick.
"Ini semua bohongan! Tidak mungkin.. dia mati!! Ini hanya mimpi buruk, yang hanyalah bunga tidur!!". Ucap Violetta dan seketika semuanya gelap.
"Tidak mungkin!". Teriak Violetta sambil terbangun dari tidurnya.
Frederick yang terkejut langsung bangun dan melihat ke arah Violetta.
"Kenapa kau menangis? Bermimpi buruk, kau cengeng". Tanya Frederick sambil memegangi wajah Violetta dan mengusap air matanya.
Violetta yang melihat Frederick ada di hadapannya langsung tersenyum dan memeluknya erat.
"Syukurlah, cuman mimpi". Ucap Violetta.
"Ada apa denganmu?". Tanya Frederick berusaha melepaskan diri dari pelukan Violetta namun tidak berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: Violetta Isabella Ivander[END]
Random[END] Bagaimana jika seorang gadis cantik, lembut, ramah. memasuki tubuh seorang gadis penyihir yang cuek, dingin dan tidak segan-segan membunuh??. Dan memasuki dunia novel. gadis itu di beri misi, untuk menemukan jiwa yang tersesat. apa gadis itu b...