27 : PENJELASAN

7.2K 594 16
                                    

HAPPY READING

Setelah selesai mandi, Syalin dan Rival pun turun kebawah atas suruhan ummi dan Abi untuk membicarakan sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai mandi, Syalin dan Rival pun turun kebawah atas suruhan ummi dan Abi untuk membicarakan sesuatu. Keduanya pasti tahu apa yang akan ummi Arin dan Abi Lukman ngomong kepada mereka.

Mereka pun turun kebawah bersama sama. Sedari tadi Syalin terus menerus menggenggam tangan Rival karna ia sedang gugup untuk menghadapi masalah ini.

Rival yang melihat Syalin terus menerus menggenggam tangannya dan sesekali meremasnya mengerit bingung. Setelah beberapa menit ia sadar bahwa, Syalin tengah ketakutan.

Ia tersenyum kepada Syalin seolah olah menguatkan Syalin untuk tidak takut. Syalin yang melihat senyuman itu pun merasa lega dan ikut tersenyum kepada Rival.

"Gapapa.." Ucap Rival berusaha menenangkan sembari tersenyum.

"Iya.." Senyum Syalin mulai mengembang.

Mereka pun turun menggunakan tangga dengan berhati-hati agar tidak jatuh.

Saat sampai di bawah, mereka melihat banyak orang disana. Ada ummi dan Abi tentunya, Afnan, Nayara, Tasya, Aira dan Nafisah dan juga para sahabat Afnan.

Sontak sahabat Afnan yang sedang makan di meja makan terkejut saat melihat Rival menggenggam tangan perempuan yang mereka kenal adalah sahabat Nayara.

"Syalin, Rival, sini Nak.." Panggil ummi lembut kepada keduanya.

Mereka pun mengangguk dan segera menuju ke ummi yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Ada apa Ummi, panggil Syalin dan Rival?" Tanya Rival saat sudah duduk di samping Syalin.

"Gini nak.." Ucap Ummi menghela nafas dan menoleh ke Abi untuk melanjutkan ucapannya.

"Kalian ada hubungan apa? Kenapa berpegangan tangan?" Tanya Abi Lukman langsung.

Syalin dan Rival bertatapan kemudian mereka menunduk.

"K-kami...

"Kenape kenape ni??"

Belum sempat Rival melanjutkan ucapannya, Andri dan para antek anteknya datang dengan rusuh di ruang keluarga. Padahal di ruangan tersebut lagi

Pletak.

"Lo bisa diem gak sih." Datar Reyhan menatap Andri tajam yang sangat heboh.

Andri yang melihat tatapan tajam itu membuat nyalinya menciut.

"Hehe maaf maaf." Ucap Andri tersenyum kepada semua orang sambil menangkup tangannya.

"Makanya jangan terlalu heboh jadi orang." Timpal Tasya langsung Andri menatapnya tajam.

"Lo ya!" Ancam Andri menatap tajam Tasya dengan tangan yang menunjuk Tasya.

"Ekhem.." Dehem Lafi langsung menatap Andri tajam.

ARAFNAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang