40 : BERITA BAHAGIA

6.7K 502 12
                                    

HAPPY READING

Selesai makan, Afnan dan juga Nayara pun langsung pulang karna tak ingin lama lama di restoran tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai makan, Afnan dan juga Nayara pun langsung pulang karna tak ingin lama lama di restoran tersebut.

Sejak selesai makan juga, Nayara terlihat lebih banyak diam. Entah karena apa ia terlihat seperti banyak pikiran. Dan juga Afnan melihat Nayara yang melamun saat makan.

Sama juga di mobil, mobil yang ditumpangi oleh kedua pasutri ini terlihat sangat sepi seperti tidak ada orang sama sekali. Karna penumpangnya yang tak lain adalah Afnan dan Nayara saling diam diaman.

Nayara melihat di jendela terus menerus tanpa menanggapi panggilan Afnan yang terus menerus memanggilnya.

Afnan pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Nay,"

"Nay,"

"Nayara!" Afnan memanggil Nayara dengan sedikit kencang.

Nayara terkejut dengan ucapan Afnan pun akhirnya menoleh kearah Afnan.

"Eh iya, apa mas?" Tanya Nayara.

"Kamu kenapa, sayang? Kenapa melamun? Dari tadi loh melamunnya, pas di restoran pun kamu tetep melamun. Kamu gapapa kan, sayang?" Tanya Afnan, lihatlah mata Afnan sangat terlihat jikalau ia sangat khawatir dengan Nayara.

"Kamu banyak pikiran, ya? Sayang kamu gak boleh loh banyak pikiran, itu juga memengaruhi perkembangan Dede bayinya." Jelas Afnan membuat Nayara merasa jikalau ia di marahi oleh Afnan.

"Maaf.." Nayara menunduk takut dengan air mata yang sudah siap siap untuk jatuh.

Afnan terkejut kala Nayara yang menunduk itu mengeluarkan bulir-bulir air mata. "Sayang, kenapa nangis, hm?" Tanya Afnan cepat cepat mengangkat kepala Nayara dan menghapus air mata Nayara.

Afnan baru mengingatnya, jikalau Nayara dalam keadaan sementara hamil, pasti hormon wanita hamil itu bakalan sensitif.

"Gapapa.." Jawab Nayara dengan Isaknya.

"Sini, sini." Ucap Afnan menarik Nayara kedalam pelukannya.

"Maaf, maaf sayang."

Setelah merasa puas dengan acara peluk pelukan, Afnan pun melepas pelukan tersebut.

"Kenapa kamu melamun, hm?" Tanya Afnan pelan sambil mengusap pipi Nayara.

"Kamu marah karna aku gak ngizinin makan mie samyang, ya?" Tanya Afnan dan Nayara pun menggelengkan kepalanya.

"Terus, kenapa melamun? Ada masalah, hm?" Ucap Afnan sekali lagi.

"Enggak, gak ada kok." Jawab Nayara tersenyum kearah Afnan.

"Yaudah, mau pulang sekarang, atau?" Tanya Afnan.

"Enggak usah, langsung pulang aja." Jawab Nayara dan Afnan pun mengangguk mengiyakan.

ARAFNAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang