55 : EPILOG

8.5K 591 30
                                    

HAPPY READING

Kini semua orang tengah menunggu diluar ruangan Nayara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini semua orang tengah menunggu diluar ruangan Nayara. Reyhan datang dengan dokter di belakangnya. Dapat dilihat dari wajah pria itu sangat panik dan khawatir.

Saat dokter sudah masuk, Aira dan Syalin pun ikut keluar. Semua orang mengerutkan keningnya saat Syalin dan Aira keluar.

"Kenapa keluar, yang?" Tanya Rival bingung.

"Kata Bu dokternya, boleh satu orang aja yang nemenin." Jawab Syalin duduk di sebelah Rival.

Rival melihat Syalin ngos-ngosan. Padahal hanya jalan sebentar saja, tetapi Syalin sudah keliatan ngos-ngosan banget. Rival pun mengusap kening sang istri yang di penuhi dengan peluh.

"Woyy udah kali mesra mesranya, ck!" Ucap Andri mengalihkan pandangannya ke koridor rumah sakit.

Saat itu juga matanya tertuju pada suatu objek yang sangat sangat membuatnya shok bukan main.

"W-woyy.." Ucapnya dengan gugup sambil melihat semua temannya dan juga melihat orang yang sedang lari terburu-buru itu.

"Apaan?" Tanya Lafi yang berada di kursi tunggu di samping Reyhan.

"I-itu..." Tunjuknya pada orang yang lari terburu-buru itu.

"Apaansih-

Ucapan Rival terhenti karna Andri menunjuk orang itu membuatnya shok, bahkan sangat terkejut. Bukan hanya dirinya, bahkan semuanya.

"I-itu beneran..." Syalin berucap terhenti. Tenggorokannya terasa sangat keluh.

"..... Afnan" Sambung Reyhan.

"Assalamualaikum." Ucap orang itu sambil tersenyum manis pada mereka semua yang tengah membulatkan mulut mereka.

"Kalian kenapa?" Tanya orang itu bingung.

"Ini beneran Lo... Afnan?" Kata Reyhan menatap orang di depannya itu.

"Lah? Ini gue lah." Kata orang itu.

"Abangggg..." Aira langsung menebruk dada bidang Afnan dengan pelukan kerinduan.

Orang itu yang tak lain adalah Afnan ikut membalas pelukan sang adik.

"Abang, ini beneran Abang kan?" Ucap Aira masih sesenggukan.

"Iya dek, ini Abang. Kok kalian kayak kaget gitu kalau gue dateng?" Tanya Afnan. Saat ini dirinya sangat sangat bingung.

"Pasti kalian ngira gue kalau udah..."

"Iya, Nan." Potong Rival.

"Kalian salah paham, jadi-

"Udah, Nan jangan ngomong dulu, itu Nayara mau lahiran." Kata Reyhan membuat Afnan membolakan matanya.

ARAFNAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang