HAPPY READING
2 bulan kemudian..
Seorang pria yang tengah duduk sambil membaca berkas berkas penting yang berada di tangannya dengan raut wajah yang serius.
Dia adalah Afnan. CEO besar yang di Landa kemarahan akibat sebuah masalah yang di buat oleh karyawannya sendiri.
Bruk
Afnan mengacak rambutnya dengan kasar setelah menjatuhkan berkas berkas itu dengan kasar ke meja.
Ia memijat pelipisnya pusing dengan masalah tersebut.
Tok tok
"Masuk." Sahutnya dengan lirih namun masih bisa didengar.
"Pak, ini orang yang telah korupsi di kantor kita pak." Ucap sekertaris Afnan yang baru. Namanya Wedo.
"Bawa dia ke polisi dan kamu urus dia sampai dia bisa dapatkan hukuman yang setimpal!" Ucap Afnan dengan tegas dan raut wajah yang kelihatan marah.
"Baik pak!"
•••••
Setelah kurang lebih 8 jam dirinya mengurusi tentang masalah yang dialami kantor, akhirnya Afnan bisa merenggangkan ototnya.
Saat ini Afnan berada di sebuah cafe yang berada di Jakarta. Setelah mengerjakan sholat Ashar berjamaah, Afnan pergi ke sebuah cafe untuk menenangkan pikirannya.
Saat masuk, Afnan melihat banyak sekali orang dan tempat duduk pun tidak ada yang tersisa. Namun, ia dapat meja yang hanya bisa muat dua orang. Tetapi, disana hanya ada satu orang perempuan, dan akhirnya ia pun memutuskan untuk duduk di sana saja.
Afnan mendekat kearah perempuan yang berambut panjang itu. "Misi, mbak. Saya duduk di sini ya? Gak ada lagi tempat soalnya." Izin Afnan pada seorang perempuan yang duduk di hadapannya.
Perempuan yang sedang menunduk itu langsung mendongakkan kepalanya. "Eh iya, silahkan mas." Ucap perempuan itu.
"Loh Afnan?" Kaget perempuan itu dengan berbinar.
Afnan mendongak kala ada yang memanggil namanya. "Nazwa? Ini Nazwa kan?" Tanya Afnan tak percaya.
"Iya, Nan. Ya ampun kamu dari mana aja? Baru kelihatan loh ini." Ucap perempuan bernama Nazwa ini tanpa sengaja memegang tangan Afnan.
Afnan yang menyadari kala Nazwa memegang tangannya pun langsung menyentak nya dengan pelan. "Kita bukan mahram, Naz." Ucap Afnan tersenyum.
"Eh iya maaf, hehe." Kata Nazwa dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kamu banyak berubah ya, Nan." Puji Nazwa dengan melirik Afnan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAFNAN [END]
Teen Fiction-FOLLOW DULU BARU BACA YAA- Seorang gadis yang mualaf dikarenakan kecintaan terhadap Islam dan ia juga mengalami mimpi yang sangat membuatnya gelisah. Dan yang merasakan mimpi itu bukan hanya dirinya tetapi semua keluarganya. Seorang pria yang terke...