39 : PREGNANT

7.6K 570 12
                                    

HAPPY READING

"Nayara? Nayara kenapa, bang?" Tanya Aira butuh jawaban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nayara? Nayara kenapa, bang?" Tanya Aira butuh jawaban.

"N-Nay pingsa-

"Hah?!! Nayara pingsan, bang?!" Tanya Aira dengan raut panik serta khawatir.

"Iya, makanya kamu minggir dulu deh, Abang mau panggilin ummi."

"Kamu kedalam aja dengan Rora temani Nayara ya?" Sambung Afnan lagi.

"Iya bang, Abang cepet gih panggil ummi." Kata Aira cepat dan langsung masuk kedalam kamar Afnan dan juga Nayara bersama Rora.

Afnan pun berlari ke bawah untuk memanggil ummi.

"Ummi, ummi?!" Teriak Afnan hingga sampai pada dapur.

"Kenapa, Nan? Kenapa? Kok teriak teriak sih?" Tanya ummi kesal dengan Afnan yang baru datang langsung teriak ummi tanpa ingin mencari dahulu.

"Ummi, Nay ummi Nay.."

"Iya, Nayara kenapa, Nan?" Tanya ummi ikutan panik.

"Ummi, Nayara pingsan." Kata Afnan.

"Astagfirullah, kenapa bisa pingsan nak?" Tanya ummi khawatir dan langsung bergegas naik keatas menuju sang menantu.

"Gak tau ummi, tadi Afnan masuk langsung liat Nayara di kamar mandi muntah muntah, habis itu Afnan langsung gendong Nayara karna tubuhnya udah mau jatoh gitu." Ucap Afnan menjelaskan pada ummi sambil berjalan.

Apa jangan jangan, Nayara hamil. Ya Allah semoga Nayara menantuku hamil. Batin ummi.

Ceklek

Pintu kamar Nayara dan juga Afnan di buka oleh ummi dan terlihatlah Nayara yang sudah siuman serta Aira yang memberi minum kepada Nayara.

"Loh katanya Nayara pingsan?" Tanya ummi menatap mereka semua.

"Iya ummi, baru aja siuman." Jawab Aira menatap ummi.

"Alhamdulillah.." Ucap Ummi dan juga Afnan.

Afnan mendekat kearah ranjang. Aira yang melihat Afnan berdiri langsung bangun dan ia ikut berdiri agar Afnan bisa duduk di ranjang bersama Nayara.

"Kamu kenapa, sayang?" Tanya Afnan lembut sambil membelai rambut Nayara.

"Gapapa kok.." Ucap Nayara tersenyum memegang tangan suaminya itu.

"Kita periksa ke dokter ya?"

"Gak mau, mas."

"Tapi, kita harus ke dokter sayang."

"Gak mau, Nay gak mau mas.." Ucap Nayara dengan mata berkaca-kaca.

Afnan terkesiap kala melihat mata Nayara yang ingin menumpahkan bulir bulir air mata. "Eh iya sayang iya, gak usah ke dokter dulu ya." Ucap Afnan langsung mencium pipi Nayara dan juga mata Nayara.

ARAFNAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang