46 : BERUBAH

5.4K 489 83
                                    

HAPPY READING

Setelah sampai di rumah, cepat cepat Afnan turun dari mobil dan membuka pintu mobil langsung ia menarik tangan Nayara dengan kasar membawanya masuk ke dalam rumah keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sampai di rumah, cepat cepat Afnan turun dari mobil dan membuka pintu mobil langsung ia menarik tangan Nayara dengan kasar membawanya masuk ke dalam rumah keduanya.

Selama Afnan menariknya, ia hanya meneteskan air mata dan juga selalu meringis kala tangan terasa di remas oleh Afnan.

"Ya Allah, sakittt." Jerit Nayara dalam harinya memejamkan matanya.

Saat melewati ruang makan, Afnan dan Nayara, ah ralat hanya Nayara karna Afnan hanya memandang kedepan dengan tatapan tajam. Nayara melihat Rora yang tengah makan bersama bi Siti.

"Ayah, bunda!" Sapa Rora dengan sendok di mulutnya dan tangannya yang mendada dadai Nayara dan Afnan.

"Iya, sayang." Nayara tetap menjawab dengan tersenyum walau air matanya yang sudah mengalir.

"Non?" Kaget Bu Siti kala melihat adegan itu.

Nayara mengkode bi Siti dengan jari telunjuknya ia tempelkan pada bibirnya dan gelengan serta senyum ia kodekan kepada bi Siti agar tetap diam dahulu.

"Astagfirullah, ini teh kenapa? Apa yang terjadi dengan non Nayara dan den Afnan?" Batin bi Siti bertanya tanya.

Afnan membawa Nayara menuju ke atas di kamar mereka.

Saat sudah sampai di kamar, dengan cepat Afnan langsung menutup pintu dan menguncinya.

Ia hempaskan tangan Nayara dengan kasar membuat Nayara menjerit kesakitan.

"Akhhh, hikss.." Teriak Nayara kala tangannya malah terpantul di tembok.

"Sakit, hikss.." Mata Nayara berubah sendu dengan air mata yang terus menerus keluar perlahan lahan.

"Kamu itu udah keterlaluan, Nayara!!"

"Kamu lihat kan di sana ada kolega bisnis aku, KENAPA KAMU MALAH NAMPAR AKU HAH?!!" Bentak Afnan dengan penuh penekanan dan menatap tajam Nayara.

"KAMU UDAH BERANI NGOMONG KASAR TAU GAK?!! KAMU JUGA BIKIN AKU MALU, NAYARA!!!" Teriak Afnan dengan tangan yang ingin menampar Nayara.

Saat ingin menampar, Afnan langsung memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya agar meredahkan emosinya. Tetapi, sama saja emosinya tidak bisa terkendali saat ini.

"Kenapa berhenti?"

"Kamu mau nampar aku kan?!" Ucap Nayara dengan bercucuran air mata.

"Ayo, ayo tampar aku, kamu mau nampar aku kan? Ayo, sekarang kamu tampar. TAMPAR AKU, MA–

Plak

Emosi Afnan sudah naik drastis tanpa sadar ia sudah menampar Nayara dengan keras membuat sudut bibir Nayara mengeluarkan darah.

Nayara menoleh ke samping kala tangan Afnan sudah menamparnya. Ia memejamkan matanya menahan rasa sakit dari tamparan Afnan itu.

"Kamu bilang Najwa murahan kan? KAMU ITU YANG LEBIH MURAHAN TAU GAK?!!" Teriak Afnan dengan suara yang sudah sangat meninggi tak seperti yang tadi.

ARAFNAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang