-FOLLOW DULU BARU BACA YAA-
Seorang gadis yang mualaf dikarenakan kecintaan terhadap Islam dan ia juga mengalami mimpi yang sangat membuatnya gelisah. Dan yang merasakan mimpi itu bukan hanya dirinya tetapi semua keluarganya.
Seorang pria yang terke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang Fajar sudah menampakkan dirinya dari ujung timur. Itu saatnya seluruh makhluk hidup bangun untuk melaksanakan aktivitas, seperti bekerja, bersekolah dan lain lain.
Di sebuah ruangan, terdapat dua orang makhluk berbeda jenis kelamin tengah tertidur. Keduanya sama sekali tidak membuka matanya.
Ya, mereka adalah Afnan dan juga Nayara.
Setelah sholat subuh, Afnan langsung membaca Al-Qur'an di dekat brangkar Nayara. Tanpa sadar, ia tertidur di kursi dekat brangkar Nayara sambil memegang tangan sang istri.
Nayara mengerjabkan matanya sambil melenguh pelan. Ia terbangun kala tangannya yang terasa hangat, ia sontak membulatkan matanya saat tangannya di pegang oleh Afnan.
Ia mencoba melepaskan tangannya dengan pelan. Tetapi, tidak bisa karena pegangan tangan Afnan sangat erat hingga Nayara yang masih lemah itu tidak sanggup melepaskannya.
Ia pun hanya bisa pasrah. Tak lama kemudian, Nayara mendengar suara orang buka pintu ruangannya. Ia menoleh dan ternyata adalah ummi, Aira dan Syalin.
"Assalamualaikum." Ucap ummi, Aira dan Syalin bersamaan.
"Eh, Afnan-nya kenapa, Nay?" Tanya ummi kepada Nayara.
Nayara menunduk melihat Afnan, ia menatap ummi dengan raut wajah gugup. "G-gak tau mi." Jawab Nayara dengan gugup menatap ummi.
Ummi lantas tersenyum mendengar Nayara. "Kamu masih marah ya sama Afnan?" Tanya ummi lembut membelai rambut Nayara.
Nayara menunduk dan tidak menjawab. "Okelah, itu hak kamu buat marah, karna ini adalah kesalahan Afnan. Ummi gak bisa ikut campur." Ummi berucap dengan lembut.
"M-maaf mi, tapi Nayara masih kecewa sama mas Afnan." Nayara menatap ummi dengan tatapan sendu.
Ummi pun tersenyum. "Iya, nak."
"Kamu makan dulu ya? Ini ummi bawain bubur buatan ummi, katanya kamu gak mau makan bubur di rumah sakit, ya?" Tanya ummi mengusap lengan Nayara.
"Iya, mi. Gak suka banget, gambar gitu buburnya, tapi kalau buatan ummi itu the best bangettt." Nayara berucap dengan ceria.
"Hahaha, kamu bisa aja Nay. Yaudah ayo buka mulutnya, aaa.." Ucap ummi tertawa sambil menyuapi Nayara.
Nayara tersenyum kepada ummi. Ia merindukan sosok ibunya yang juga seperti ini. Setiap sakit pasti ibunya akan memberinya bubur dan langsung di suapi juga. Ia sangat sangat merindukannya.
"U-ummi, bisa bangunin mas Afnan gak, tangan aku keram." Pinta Nayara.
Ummi pun tersenyum maklum. "Nan, Afnan bangun nak, udah pagi." Ujar ummi membangun Afnan.