HAPPY READING
"J-jadi Minggu depan aku mau pergi." Kata Afnan dengan satu kali tarikan nafas.
Nayara bingung, maksudnya apa? Pergi? Emangnya mau kemana Afnan?
"Hah?! Pergi? Kamu mau pergi kemana?" Tanya Nayara dengan bingung.
Afnan menghela nafas. "Aku mau lanjutin kuliah di Mesir." Jawab Afnan menunduk.
Mata Nayara berkaca-kaca saat mendengar penuturan dari Afnan. "Kamu boong kan?" Lirih Nayara membuat Afnan menatapnya.
"Enggak sayang aku gak boong." Kata Afnan sembari menarik Nayara ke dalam pelukannya.
"Ayah, bunda kenapa?" Tanya Rora yang berada di sofa sambil bermain dengan mainannya itu.
Afnan melepaskan pelukannya. Sungguh ia melupakan ada seseorang di sini selain dirinya dan Nayara. "Enggak sayang, bunda gapapa. Kamu fokus main aja ya." Ucap Afnan dan Rora mengangguk.
Nayara menatap Afnan dengan air mata yang mengalir.
"Kamu gak akan pergi kan?"
Afnan terdiam dengan pertanyaan itu. Ia coba memikirkan apa yang harus ia katakan pada Nayara.
Afnan pun tersenyum. "Enggak sayang, aku cuma boong aja." Ucapnya sambil tertawa.
Nayara menatapnya dengan datar, lalu dengan kesalnya ia memukul Afnan dengan kencang membuat sang empu meringis. "Isshh kamu bikin aku dag-dig-dug tau gak!!" Kata Nayara dengan kesal dan terus menerus memukul Afnan.
Afnan tertawa di buatnya. Ia mencoba menahan tangan Nayara yang terus memukulnya dengan brutal.
"Udah udah, Nay hahah."
"Kamu bikin aku kesel sih, percuma tau aku keluarin air mata." Kesalnya dengan mencebikkan bibirnya.
"Udah udah, sekarang kamu istirahat dulu, kasian capek dedeknya tertawa terus nih." Ujar Afnan tersenyum sambil mengelus perut Nayara.
Nayara pun ikut tersenyum. "Udah lama gak cium dia, kamu gak mau cium dia apa?" Ucap Nayara.
"Dedeknya mau cium ya? Atau bundanya nih?" Ucap Afnan menggoda Nayara.
"Isshh.." Nayara mencebikkan bibirnya dengan kesal sekaligus untuk menutup wajahnya yang kini sudah memerah seperti kepiting rebus.
Afnan pun menunduk dan mencium perut Nayara yang kini sudah agak membesar. Setelah mencium sang calon anak, ia pun mengelus-elus perut Nayara dengan lembut untuk menenangkan sang buah hati keduanya.
"Cepet keluar ya nak, ayah lagi nunggu nih." Ucapnya berbicara pada sang anak.
"Ih kamu aneh banget, baru dua bulan masa di suruh keluar cepet sih?" Nayara tertawa.
"Hehe.." Afnan tersenyum dengan menunjukkan cengirannya.
Skip.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Di ruangan Nayara saat ini sangat sangat ribut, karna kedatangan para sahabat-sahabat Nayara dan juga Afnan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAFNAN [END]
Teen Fiction-FOLLOW DULU BARU BACA YAA- Seorang gadis yang mualaf dikarenakan kecintaan terhadap Islam dan ia juga mengalami mimpi yang sangat membuatnya gelisah. Dan yang merasakan mimpi itu bukan hanya dirinya tetapi semua keluarganya. Seorang pria yang terke...