-FOLLOW DULU BARU BACA YAA-
Seorang gadis yang mualaf dikarenakan kecintaan terhadap Islam dan ia juga mengalami mimpi yang sangat membuatnya gelisah. Dan yang merasakan mimpi itu bukan hanya dirinya tetapi semua keluarganya.
Seorang pria yang terke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari Senin adalah hari dimana banyak orang orang tidak menyukainya, alasannya karna ada upacara atau pelajaran yang tidak di sukai pada saat hari Senin ini. Padahal hari Senin adalah hari dimana Baginda tercinta kita Rasulullah SAW lahir.
Hari ini orang orang kembali bersekolah, bekerja dan lain lain. Sama seperti kedua pasutri yang sedang memejamkan matanya masih di alam mimpi dengan tidur saling berpelukan.
Kedua pasutri itu ialah Afnan dan Nayara dimana mereka tidur dengan saling berpelukan. Nayara yang memunggungi Afnan dan Afnan yang memeluk Nayara dari belakang meletakkan tangannya di perut Nayara.
"Euggh.." Nayara terusik dalam tidurnya dan merasakan perutnya seperti di tindih oleh sesuatu yang berat.
Nayara membalikkan tubuhnya dan ia bisa merasakan hembusan nafas seseorang yang berada di lehernya.
Nayara tersenyum kearah Afnan dan memeluk Afnan dengan erat dengan menduselkan mukanya pada dada bidang Afnan yang tidak terbungkus baju.
Afnan yang merasa ada seseorang yang mendusel pada dadanya sontak langsung ia melihat kebawah dan kelihatan Nayara yang tidak memakai hijab.
"Enak banget dusel dusel gini?" Tanya Afnan terkekeh dan memeluk Nayara erat, sangat erat.
"Eh, kamu udah bangun ternyata." Ucap Nayara dengan terkekeh dan tambah menduselkan mukanya.
Nayara menaikkan selimut untuk menutupi tubuhnya yang memakai baju tidur kurang bahan.
"Dinginn," Kata Nayara.
Afnan yang peka pun langsung memeluk erat Nayara dan kembali menarik selimut untuk di bungkus di tubuh keduanya, mereka berdua dalam selimut yang tertutup itu.
"Kok tutup sih?" Tanya Nayara dengan suara setengah berbisik.
"Kan mau ke kantor." Sambungnya.
"Gak mau ah, aku mau disini aja sama kamu." Kata Afnan dan menindis Nayara dengan kepala yang berada di dada Nayara.
Afnan menduselkan kepalanya ke dada Nayara membuat sang empu kegelian.