53 : HILANG KABAR

4.6K 447 15
                                    

HAPPY READING

6 bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6 bulan kemudian...

Seorang wanita yang tengah hamil tua itu sedang duduk termenung di teras rumah. Pikirannya berkecamuk memikirkan seseorang yang sudah lama ia rindukan. Tanpa sadar, ia sudah mengeluarkan buliran air mata.

Ya, wanita yang sedang hamil itu adalah Nayara.

Usia kandungan Nayara kini sudah memasuki 9 bulan. Dari perkiraan dokter, katanya Nayara akan melahirkan 2 atau 1 Minggu lagi.

Apa yang menyebabkan Nayara menangis?

Nayara saat ini merasa sendirian dan kesepian semenjak Afnan meninggalkannya.

Sejak Afnan pergi ke Mesir, disitulah Nayara merasa kesepian. Walaupun dirinya di kelilingi orang orang yang menyayanginya. Tetapi, tetap saja ia merasakan kesendirian serta kesepian karna Afnan yang notabenenya adalah suaminya.

Memang setiap bulannya Afnan selalu mengabari atau pun menelpon sekaligus videocall-an. Tetapi, anehnya sudah 2 bulan ini Afnan menghilang. Ia tidak mengabari Nayara lagi selama dua bulan belakangan ini.

Itulah yang menyebabkan Nayara melamun di teras rumah.

Fyi, semenjak Afnan pergi ke Mesir, Nayara tinggal di Ndalem. Itu karna suruhan Afnan, agar Nayara tidak sendirian.

Untuk kuliah Nayara, Nayara sendiri yang mengatakan jikalau ia tidak ingin berkuliah lagi. Di karenakan alasannya ialah ia ingin menghabiskan waktunya untuk sang calon anaknya dan suaminya, Afnan.

Nayara terus melamun, hingga ada seseorang yang menepuk bahunya hingga membuatnya terkejut sekaligus tersadar akan lamunannya.

"Nay!" Panggil Syalin menepuk bahu Nayara.

Nayara sontak terkejut. "Ih kamu bikin aku kaget aja sih!" Ucap kesal Nayara.

Syalin terkekeh. "Sapa suruh melamun terus. Nay, kamu kenapa sih? Selalu aja melamun. Kamu kalau banyak mikirin masalah terus menerus, nanti berakibat sama kandungan kamu, Nay." Jelas Syalin sambil duduk di sebelah Nayara.

Nayara menoleh kearah Syalin. "Iya.." Jawab Nayara lirih.

"Ini lagi, kamu kenapa nangis? Kan aku udah bilang, jangan nangis terus nanti berakibat sama kandungan kamu. Inget kata dokter, Nay!" Kata Syalin kesal sambil menghapus air mata Nayara.

"Iya, maaf..."

"Kmu jangan maaf-maaf terus ih. Udah, sekarang kamu minum susu ibu hamil dulu ya? Aku buatin dulu di dapur." Ucap Syalin beranjak dari tempatnya.

Namun, saat ingin masuk ia melihat bi Siti membawa dua gelas susu berwarna coklat dan stroberi.

"Eh, baru aja mau ke dapur bi, buatin susu Nayara. Eh malah bibi udah bawain." Syalin terkekeh.

ARAFNAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang