NDY 3

7.4K 871 42
                                    

Di perusahaan RJ Corp sedang melakukan Meeting dengan beberapa Rekan Bisnis Tuan Kim. Jennie sejak tadi hanya terdiam sembari membolak balikkan berkas yang ada didepannya tanpa repot-repot melihat para rekan bisnis Appanya.

"Saya rasa Meeting hari ini sudah cukup. Senang bekerja sama dengan anda Tuan Kim Soohyun." Kata Pria Muda itu.

Tuan Kim berdiri menerima uluran tangannya yang tak jauh dari umur putrinya.

"Saya juga senang bisa bekerja sama dengan anak muda sepertimu Lee Min Hyuk."

Pria itu tersenyum bangga. Terlebih melihat anak dari rekan bisnisnya itu. Tuan Kim menyadari pandangan pria muda didepannya ini.

"Jennie.. Kenalkan dia Lee Min Hyuk rekan bisnis appa." Jennie mendongak dan melihat pria itu. Tidak ada ekspresi apapun diwajahnya. Hanya tatapan kosong dan kembali menatap lembar kertas yang sejak tadi ditangannya.

Tuan Kim tersenyum canggung. Jennie memang seperti itu mengabaikan orang-orang yang menurutnya tidak penting.

"Baiklah Tuan.. sekali lagi senang bekerja sama dengan Tuan.. kalau begitu saya permisi." Min Hyuk membungkukan tubuhnya lalu meninggalkan ruangan meeting itu.

Tuan Kim menatap Jennie. "Kau kenapa sayang.. apa ada yang mengganggumu..?" Tanyanya Lembut.

"Tidak ada appa hanya saja aku sedikit bosan."

"Lalu apa yang harus appa lakukan agar kau tidak bosan..?"

Jennie melemparkan berkas ketengah meja panjang diruangan itu membuat Tuan Kim semakin bingun. "Jennie ingin keluar sebentar tapi tanpa seorang bodyguard."pintahnya.

Tuan Kim terkikik. Sejak tadi putrinya terdiam ternyata hanya ingin menghirup udara diluar sana. "Keluarlah.. hubungi Unniemu agar dia bisa membawamu kemana pun yang kau inginkan."

"Tidak appa.. Jennie hanya ingin sendiri."

Tuan Kim akhirnya mengangguk dan memerintahkan Bodyguardnya untuk memberikan Putrinya kunci mobil.

Jennie melajuhkan mobilnya tanpa arah. Ia hanya ingin terbebas dari kertas-kertas untuk beberapa Jam kedepan. Hingga sesuatu mengalihkan perhatiannya. Jennie menatap toko bunga itu yang tak jauh dari mobilnya berhenti. Ia bisa melihat gadis jangkung yang sedang membersihkan tangkai bunga dari daun yang sudah kering.

"Apa aku harus kesana..?" Dia berguman.

Jennie sejenak berfikir hingga akhirnya ia memutuskan untuk menemui gadis penjual bunga itu. Tapi sebelum turun Jennie membuka Jas mahalnya dan mengganti dengan Hoodie biasa yang selalu dibawanya. Ia memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari toko itu. Dia terus melangkah mendekati gadis itu hingga tanpa sadar tubuhnya sudah berdiri didepan toko itu.

"Maaf Nona. Ada yang bisa saya bantu..?". Lisa menyadari kehadirannya.

Jennie tersentak mendengar penuturan seseorang yang kini berdiri teoat didepannya.

"E-eoh.. a-aku.. aku ingin bunga ini.." Jennie menarik bunga asal yang ada didepannya.

Lisa mengerutkan keningnya melihat tingkah gadis didepannya itu terlebih gadis itu menarik bunga yang sudah kering yang Lisa pisahkan untuk dibuang.

"Maaf Nona.. tapi bunga itu mau saya buang."

Jennie masih menatap Lisa tanpa melihat bunga apa ditangannya. "T-tapi.. aku mau bunga ini."

"Bunga itu sudah kering Nona dan mungkin ada ulat dibunga itu." Kata Lisa.

Jennie mengerjabkan matanya mendengar kata Ulat, dengan pasti Jennie menunduk melihat bunga ditangannya yang memang sudah kering dan Layu. Jennie sontak membuang bunga itu dan merutuki kebodohannya.

Never Doubt YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang