NDY 53

2K 172 17
                                    

Lisa terus bercanda kepada istrinya, mereka sedang berjalan menuju Resto hotel tersebut di mana para keluarga mereka sudah berkumpul di sana.

"Ak--"

"WHAT..?"

Ucapan Jennie terhenti ketika mendengar pekikan seseorang yang tidak jauh darinya. Mereka baru saja memasuki pintu resto dan dia bisa mendengar jika pekikan itu berasal dari Cherreen, adik dari ayah Lisa.

"Ya Tuhan.." Cherreen memijat pelipisnya karena apa yang terjadi.

Lisa dan Jennie baru saja sampai disana membuat beberapa pasang mata menyambutnya. Lisa menatap orang tuanya sedangkan Tifanny menyambut Jennie dengan hangat dan menyuruhnya untuk duduk.

"Harusnya kalian mengatakannya sejak awal. Kalau seperti ini kita harus bagaimana.?" Tanya Nichan.

"Apa yang terjadi.?" Tanya Lisa bingun, dia menatap adiknya yang sedang menunduk.

Nhickhun dan Tifanny hanya diam di saat Lisa menatapnya meminta jawaban.

"Lakukan pernikahannya besok. Hari ini selesai sarapan kalian mengurus semuanya."

Lisa semakin bingun atas apa yang dikatakan neneknya. "P-pernikahan.? Apa yang terjadi.?"

"Somi hamil anak Haruto."

Mata Lisa terbelalak termasuk Jennie mendengar ucapan Nichan, dia menatap Haruto yang sedang menggenggam tangan Somi.

"H-hamil.?"

"Nee, Maafkan kami. Kami melakukannya beberapa bulan yang lalu dan... dan aku--"

"Ya Tuhan Haruto.. Aiisshh.. jadi bagaimana.? Kenapa kamu tidak mengatakannya sejak awal.? Kita bisa melakukan pernikahanya secara bersama kemarin."

"Kami baru tahu Nunna, semalam Somi merasa tidak enak badan dan muntah-muntah. Tadi pagi aku membeli tespek dan hasilnya positif." Ujar Haruto sedikit takut. Jika dia takut kepada orang tuanya, maka dia akan lebih takut kepada Lisa.

"Mari bicara, Haruto." Pintah Lisa dengan suara dinginnya.

Haruto mendongak menatap ayahnya, Lisa sudah meninggalkan resto terlebih dahulu. Yang lain hanya diam karena dia tahu Lisa bagaimana. Haruto menelan salivanya secara kasar sebelum akhirnya berdiri untuk menghampiri Lisa.

"Kemana mereka.?" Tanya Jennie pada Tifanny.

"Biarkan mereka bicara dulu, semuanya akan baik-baik saja."

Di tempat yang berbeda, Lisa menatap indahnya pemandangan didepannya. Dia sedang menunggu adiknya, Haruto.

"Nunna.." panggil Hatuto sedikit takut.

Lisa tidak repot-repot untuk membalikkan tubuhnya, dia hanya bediri diam melipat tangan di dadanya.

"M-maafkan aku."

"Aku tidak menyalahkanmu." Masih dengan suara yang begitu dingin, membuat Haruto semakin takut.

"Kami melakukannya asar dasar saling mau, Nunna. Aku tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini."

Lisa terkekeh mendengar ucapan Haruto. Dia membalikkan tubuhnya dan melihat Haruto menunduk takut.

"Angkat kepalamu.! Kau tahu jika kamu seorang laki-laki, terlebih akan menjadi seorang ayah.?"

Haruto mengangkat kepalanya lalu menatap kakaknya berdiri tepat di depannya. Marasa tatapan Lisa mengintimidasinya, Haruto berlutut tepat di hadapan Lisa.

"Maafkan aku, Nunna. Aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan. Aku tidak akan meninggalkan tanggung jawabku yang lain."

"Aku tidak akan marah padamu, tapi aku kecewa. Aku sudah mengatakannya berulang kali, Haruto."

Never Doubt YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang