NDY 16

6.2K 663 30
                                    

Jennie melangkah masuk ke Mansionnya. Sejak tadi senyum itu tidak pernah luntur diwajahnya. Merasakan kebahagian yang selama ini tidak pernah ia rasakan.

"Ruby Jane.?" Suara berat pria paruhbaya itu menghentikan langkah kaki putrinya.

"Nee. Appa belum tidur.?" Tanyanya menghampiri Kim Soohyun yang duduk diruang tengah mansion.

"Appa menunggumu sayang. Kau dari mana saja, appa kira pesawatmu sampai pagi tadi.?"

Jennie tersenyum memperlihatkan Gummy smilenya. Membuat Kim Soohyun mengerutkan keningnya.

"Jennie ke apartemen Lisa Appa. Aku sudah jujur padanya. Aku tidak mau menyembunyikan siapa Jennie terlalu lama. Dan apakah appa tahu.? Lisa sangat baik. Bahkan Lisa rela menjual motor yang diimpikannya hanya untuk membantu Jennie. Padahal keuangannya juga pas-pasan, Jennie semakin kagum padanya Appa." dia menceritakan dengan Antusias.

"Gadis yang baik. Appa ingin bertemu dengannya segera." Kata Kim Soohyun mengusap rambut anaknya.

"Tapi dia ingin berjuang untuk Jennie, dia tidak ingin merendahkan dirinya karena Jennie seorang CEO. Aku tidak tahu harus membantunya apa Appa." Kata Jennie cemberut. Dia ingin menawarkan Lisa perkerjaan tapi tidak ingin menyinggung perasaan Lisa. Dia bertanya tentang toko itu dan Lisa mengatakan Jika dia sendiri yang memilih untuk berhenti menjadi pengantar bunga dan ingin mencari pekerjaan yang lebih layak untuknya.

"Appa punya seorang teman. Kau tenang saja sayang, appa akan membantumu tanpa sepengetahuannya." Soohyun berkata membuat mata Jennie berbinar.

"Benarkah.? Gomawo Appa. Appa tetap terbaik." Katanya Memeluk Soohyun. Jennie akhirnya pamit untuk kekamarnya.

Setelah Kim Soohyun tidak melihat putrinya lagi. Rahangnya mengeras dengan tangan terkepal.

"Kau bermain-main denganku Lisa. Apa pukulan Bodyguardku malam itu tidak cukup untuk memperingatimu.?" Gumannya.

Dia meraih ponselnya yang ada di meja. Mendial Bodyguardnya.

"Eunkwang. Habisi gadis itu. Buat dia seakan pergi perlahan dari putriku." Katanya Lalu memutuskan panggilan itu.

Eomma Kim mendengar percakapann itu. Menutup mulutnya tak percaya atas apa yang suaminya lakukan.

***

Berdiri ditepi sungai Han merasakan hembusan angin sore hari. Lisa melemparkan beberapa batu kecil kedalam sungai itu.

"Aku masih tidak percaya jika kau bersama Jennie Unnie. Maksudku aku tahu sedikit tentangmu Lisa."

"Awalnya aku kecewa padanya Chaeng. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkannya, aku menceritakan padanya tentang Aba. Jadi dia mengatakan padaku jika dia takut terjadi hal yang sama."

"Jadi apa rencanamu. Kau sama sekali tidak ingin menerima tawaranku menjadi seorang model.?"

Lisa menggeleng keras. Tersenyum masam sembari melemparkan 1 batu kecil lagi ditangannya. "Jika aku menjadi model, itu sama saja aku membunuh diriku sendiri Chaeng." Katanya dan duduk disamping Rosé.

"Kenapa begitu.? Menjadi seorang Model bukanlah bunuh diri."

"Aku tahu. Tapi aku tidak bisa melakukan itu."

"Jadi apa yang akan kau lakukan.?"

"Aku akan kembali ke Thailand."

Rosé mengerutkan keningnya. "Apa yang akan kau lakukan di Thailand. Bukankah kau ke negara ini untuk mencari pekerjaan. Jadi buat apa kau kembali kesana.? Lalu bagaimana dengan Jennie Unnie.?"

Never Doubt YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang