Sejak tadi Jennie berdiri dibalkon kamarnya. Semenjak makan malam bersama dengan keluarga Lee Min Hyuk malam itu. Lee Min Hyuk selalu menjemput Jennie atau pun mengantarnya pulang.
Pintu kamarnya terbuka, Eomma Kim mengendarkan pandangannya mencari sang putri dan mendapatinya di balkon. Wanita paruhbaya itu menghampiri dan mengusap rambut putrinya.
"Eomma kira kau belum bangun sanyang. Kau tidak kekantor lagi hari ini.?" Dia bertanya.
Jennie menyandarkan kepalanya di Dada sang ibu. "Jennie masih ingin disini eomma." Katanya.
Wanita bernama Seo Ye Ji itu terus membelai rambut anaknya. Dia juga memikirkan kemana Lisa pergi. Semenjak hari itu dia tidak ingin menanyakan gadis yang membuat putrinya sebahagia dulu hingga sependiam sekarang.
"Appamu akan membawa kita makan malam diluar dengan keluarga Mr. Lee malam nanti sayang." Dia berkata.
"Jennie akan memeprsiapkan diri Eomma."
"Jangan paksakan dirimu untuk menuruti apa yang diinginkan Appamu sayang. Kami tahu kau berjuang untuk kebahagian kami tapi kau juga butuh kebahagian. Jika kau tidak suka pertemuan ini dengan keluarga Mr. Lee, kau bisa menolaknnya. Kerja kerasmu selama ini sudah cukup untuk kami. Eomma ingin melihat putri eomma bahagia."
Jennie menarik tubuhnya manatap eomma kim dengan sendu. "Tidak apa-apa Eomma kebahagiaan kalian hal utama untuk Jennie. Apapun yang Appa katakan aku akan berusaha mencobanya." Dia berkata.
"Kau mencintai Lisakan.?"
"Hufftt. Sudahlah Eomma, itu hanya masalalu. Aku akan mencoba yang terbaik untuk kalian." Jennie kembali melipat tangannya didada menatap pemandangan pagi hari dengan kicauan burung yang mengalung merdu ditelinganya.
***
Sejak tadi pria yang bernama Jungkook itu hanya mengekori kemana Lisa berada. Ini sedah beberapa hari mereka di LA dan mengurus Studio musik peninggalan Mommy Lisa.
"Dari tadi kau hanya mengikutiku Jung." Desisnya.
"Bagaimana aku tidak mengikutimu.? Sudah beberapa hari kita disini tapi kau belum memberikan aku pekerjaan Lisa."
Lisa melemparkan tubuhnya disofa ruangan itu. "Aku tidak tahu harus memperkerjakanmu apa."
"Bagaimana jika aku ikut dengan produser Yoongi, berada diruang musik sepertinya menyenangkan." Dia berkata.
"Yang ada kau akan membuat konsentrasinya berantakan, Jungkook."
Pria itu cemberut. Dia bosan yang hanya mengikuti kemana Lisa pergi. Entah itu hangout bersama teman-temannya atau bahkan menghabiskan waktu seharian hanya untuk disalon.
"Aku bermimpi untuk menjadi produser Lisa. Aku tahu sedikit tentang alat-alat itu." Dia berkata untuk meyakinkan Lisa.
"Oke. Kalau kau ingin, kau bisa berbicara sendiri dengannya."
"Jinja.? Gomawo Lisa."
Lisa mendorong kepala Pria itu yang ingin mengecup pipinya lagi.
"Jangan lakukan lagi. Aku tidak butuh ciumanmu Jung."
Jungkook hanya terkekeh lalu meninggalkan ruangan Lisa untuk keruangan Yoongi.
Pintu terbuka pria berwajah dingin itu hanya menoleh dan kembali fokus pada pekerjaannya setelah tahu siapa yang membuka ruangannya.
"S-selamat siang Hyung.?"
Yoongi tidak memperdulikan sapaan Jungkook, tidak ada sedikit pun ekspresi dia
wajahnya selain tatapan datar pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Doubt You
Romance"Aku tidak pernah meragukanmu. Dan tak akan pernah terjadi." GxG