Braakkk
Lisa terpelonjak kaget mendengar suara barang yang jatuh. sejak tadi tatapan kosongnya menatap TV yang tidak menyalah itu.
"Hey Honey. Kau kenapa.? Sejak pulang tadi kau hanya diam."
Lisa menoleh kearah suara itu lalu berlari kearah Jennie memeluknya.
"Hikkss.. Maafkan aku sayang. Maafkan aku." Katanya terisak memeluk Jennie.
"Li. sayang, kau kenapa.? Hey.?"
Jennie bingun akan tingkah Lisa yang tiba-tiba memeluknya terisak.
"Aku tidak akan membiarkannya menyentuhmu sedikit pun. Tidak akan J."gumannya.
"Kau kenapa Honey. Kau bermimpi.? Tapi sejak tadi kau hanya melamun, tidak tidur. Ada yang mengganggu fikiranmu.?"
Lisa hanya menggelengkan kepalanya di bahu Jennie.
"Istirahatlah. Aku ingin membersihkan lantainya dulu. Aku tidak sengaja menjatuhkan kotak susunya."
Lisa hanya mengangguk dan meninggalkan Jennie keatas. Jennie segera mebersihkan lantai akibat kotak susu yang jatuh dan pecah.
Diatas sana Lisa menelpon Bodyguardnya untuk melalukan keamanan di depan unitnya. kecemasannya akan Pria berjaket kulit itu membuatnya tidak bisa berfikir apa-apa.
'Justru kau yang harusnya hati-hati dengan langkahmu Nona.'
Lisa menegakkan tubuhnya ketika mengingat kata-kata dari pria yang menabraknya itu. Jennie kembali menghampirinya dan masih merasa bingun dengan tingkah Lisa.
"Aku tidak tahu apa yang kau fikirkan. Sejak kita turun dari mobil tadi kau hanya melamun bahkan aku berbicara padamu tidak kau pedulikan."
Suara itu kembali membuyarkan lamunannya.
"Maafkan aku Honey. Saat di parkiran tadi aku melihat seseorang yang sama yang menabrakku di supermarket waktu itu dan bukan hanya itu, aku mekihatnya dia mengikuti kita."
"Kau yakin.?"
"Aku yakin sayang. Aku tidak mungkin salah."
"Baiklah. Aku akan menghubungi Peniel Oppa untuk mencari tahu pria itu. Istirahatlah, jangan berfikir yang tidak-tidak."
Lisa mengangguk dan membaringkan tubuhnya begitu pun dengan Jennie yang menjadikan lengan Lisa sebagai bantalnya.
***
Nyonya Horvejkul sejak tadi berdiri di balkon penthousenya sudah beberapa kali dia menhubungi Lisa namun gadis itu tidak pernah mengangkatnya.
"Mom.?"
Suara panggilan itu membuyarkan lamunannya dan melihat putra keduanya.
"Kenapa Mommy melamun sepagi ini. Ada Mom.?"
Wanita Tua itu menggelengkan kepalanya. "Hanya ingin menghirup udara segar. Apa kau akan kembali ke Thailand.?"
"Aku belum tahu Mom. Aku merasa aku harus disini dulu mengawasi Lisa, Nichkhun tidak ingin terjadi apa-apa padanya. Nichkhun tahu anak nakal itu pasti bisa menjaga dirinya tapi dia tidak sendiri lagi Mom, dia memiliki Jennie yang harus dilindunginya juga."
Wanita tua itu hanya mengangguk. "Apa Mommy tahu tentang tender di hawai itu.? Lisa menghentikannya untuk sementara. Tapi Nichkhun yakin dia punya rencana yang terbaik untuk mengatasinya."
"Mommy tidak percaya ternyata anak nakal itu sudah besar. Bahkan dia meminta restu Mommy, Lisa kecilku sudah memilih kehidupannya sendiri." Gumannya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Doubt You
Romance"Aku tidak pernah meragukanmu. Dan tak akan pernah terjadi." GxG