"Aku mencintaimu Lisa."
Lisa menghentikan aktivitasnya mendengar ucapan gadis yang ada didepannya. Sejak sore tadi gadis itu datang, menunggu Lisa hingga selesai bekerja.
"K-kau mencintaiku.?" Lisa bertanya, memastikan jika dia tidak salah mendengar.
"Iya aku mencintaimu. Apa ada yang salah dengan rasa itu.?" Gadis itu bertanya.
"T-tidak. Itu tidak salah, itu hak semua orang untuk jatuh cinta."
"Lalu.?"
"A-aku. Aku hanya bingun. Kau tiba-tiba datang dan menyatakan jika kau mencintaiku, bukankah itu aneh. Dan apa kau tahu apa itu cinta.?" Lisa bertanya.
"Aku memang tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Tapi aku yakin apa yang aku rasakan padamu adalah benar-benar cinta. Aku menyayangimu lebih dari orang lain yang pernah aku kenal."
"Tapi itu kesalahan. Maksudku, kau tidak tahu bagaimana aku. Kau hanya melihat dari sisi luarku saja, aku takut kau terlalu berekspektasi tinggi menilaiku hingga akhirnya kau kecewa. Aku tidak mau menyakiti seseorang dengan kekuranganku. Aku sangat menghargai perasaanmu." Katanya.
"K-kau menolakku.?"
"Bukan itu. Aku tidak mengatakan aku menolakmu. Kau butuh waktu untuk tahu bagaimana aku. Aku tidak ingin seseorang tersakiti karenaku, terlebih kau gadis yang baik. Aku takut sama diriku sendiri jika dikemudian hari aku menyakitimu. Kumohon mengerti aku."
"Ketakutanmu itu tidak ada gunanya Lisa. Perlakuanmu padaku itu sudah cukup membuktikan jika kau tidak akan menyakitiku."
"Jangan berekspekatsi terlalu tinggi padaku. Aku melakukannya karena kau temanku. Apa yang kau harapakan dariku.? Aku hanya pengantar bunga sedangkan kau adalah gadis yang memiliki pekerjaan yang dimana semua orang inginkan."
Gadis didepannya hanya terdiam lalu meninggalkan Lisa begitu saja.
"Maafkan aku. Aku takut menyakitimu" dia berguman.
***
Gadis bermata kucing itu memasuki mansionnya tanpa peduli dengan orang disekitar. Hari ini benar-benar membuatnya emosional. Beberapa Meetingnya tidak berjalan lancar karena Mr. Lee itu yang selalu mengulur waktu.
Jennie tidak bodoh untuk tidak menyadari jika pria bermarga Lee itu menyukainya. Beberapa hari ini Jennie menolak untuk makan siang bersama. Baginya makan siang, 2 atau 3 kali itu tidak jadi masalah tapi pria bermarga Lee itu berbeda, dia seakan meminta Jennie untuk terus menemaninya dengan alasan Bisnis.
Jennie merbahkan tubuhnya begitu saja hingga suara Knop pintu terbunga mengalihkan pandangannya.
"Hai Jendeukie. Kau baru saja pulang.?" Jisoo bertanya karena melihat Jennie masih dengan pakaian kantornya.
"Nee.." katanya singkat.
Jisoo ikut merebahkan tubuhnya disamping Jennie.
"Kau ada masalah.?"
"Tidak ada. Jangan mengangguku, aku ingin istirahat." Katanya memejamkan mata.
"Ck. Kau seperti orang yang sedang sakit hati yang cintanya ditolak." Desis Jisoo.
Jennie hanya terdiam tak menanggapi perkataan kakak sepepunya itu.
"Unnie.?" Panggilnya masih dengan mata terpejam.
"Hm."
"Waktu Unnie bertemu dengan Chaeng pertama kali, apa yang Unnie rasakan.?" Dia bertanya. Membuat Jisoo menoleh padanya. Jennie masih enggang membuka matanya seakan menikmati apa yang akan mereka bahas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Doubt You
Romance"Aku tidak pernah meragukanmu. Dan tak akan pernah terjadi." GxG