Jisoo dan Rosé telah sampai didepan unit Lisa. Bodyguard Peniel telah menunggunya diluar sejak tadi.
"Selamat siang Nona Jisoo dan Nona Rosè." Sapanya.
"Siang Peniel. Dimana Jennie dan Lisa.?"
"Tadi pagi Lisa membawa Jennie ke Studio tempatnya bekerja. Tapi setelah itu Lisa kembali ke unit sendiri, dan aku tidak sempat menanyakan Jennie padanya."
"Terus dimana dia sekarang.?" Tanya Jisoo.
"Aku tidak tahu."
Jisoo menghela nafas kasar.
"Lebih baik Nona Jisoo dan Nona Rosé menunggunya disini saja aku yakin mereka akan segera pulang."
"Itu ide yang bagus bodyguard peniel. Tapi apa didalam ada makanan.?"
"Chaeng."
Bodyguard Peniel hanya tertawa. "Ada Nona. Silahkan masuk saja."
Rosè melangkah dengan gembira sedangkan Jisoo menggelengkan kepalanya.
Ditempat Lain.
Sedari tadi Deb menggenggam tangan Jennie. Jennie ingin melepaskan namun merasa tidak enak hati kepada Deb.
"Deb aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Katanya ragu.
Deb yang sejak tadi menatap sesuatu menoleh kearah Jennie.
"Katakan saja Babe.?"
"Ini tentang perasaanku pad--"
"Pada Lisa.? Apa aku benar.?" Kata Deb memotong ucapan Jennie.
Jennie menatap Deb tak percaya. "Hampir 6 Tahun kita mengenal satu sama lain. Aku menyayangimu Jennie, lebih tepatnya aku mencintaimu. Ribuan kata cinta sudah aku lontarkan padamu tapi kau tidak pernah membalasnyakan.? Aku berusaha menjadi yang terbaik untukmu, menunggumu bahkan menjaga hatiku untukmu. Bertahun-tahun Aku tidak pernah ragu atas apa yang aku rasakan dan aku lakukan padamu. Aku selalu menyakinkan diriku sendiri jika kita akan berakhir bersama. Tapi hari ini aku merasakan keraguan itu, aku merasa bukan aku yang kau harapkan. tatapan itu, tatapan yang penuh dengan cinta. Tatapan yang tidak pernah aku dapatkan darimu dan aku melihat kau memberikannya pada Lisa. Jika kau bertanya bagaimana perasaanku, ya aku sakit melihat itu. Melihat gadis yang selama ini membuatmu bertahan sejauh ini walau berbeda negara. Tapi disisi lain aku bahagia karena aku punya kesempatan melihat mata penuh cinta itu walau bukan untukku." Kata Deb panjang lebar.
Jennie menundukkan kepalanya merasa bersalah kepada Deb. Isakan kecil itu akhirnya keluar.
"A-aku terlalu egois, aku juga gadis yang paling bodoh menyakiti seseorang yang baik padaku. Hikss.."
Deb pengusap punggung Jennie. "Sudah, jangan menangis. Kau tidak egois terlebih kau bukan gadis bodoh. Kau gadis paling genius yang pernah aku kenal Jennie. Kau menempatkan hatimu pada orang yang tepat. Lisa gadis baik dan sabar dalam apapun. Aku percaya dia akan lebih bisa membahagiakanmu."
"A-aku menyakitinya Deb. Aku menyakitinya dan sekarang aku menyakitimu juga. Hikss.. Kalian gadis yang baik dalam hidupku."
"Menyakitinya.?" Tanya Deb yang dibalas anggukan oleh Jennie. "Apa yang terjadi.?"
"Aku dan Lisa menjalani hubungan hanya beberapa bulan dan Dia selalu mendapatkan hal yang tidak pantas untuknya. Appa menyuruh beberapa Bodyguard memukulinya agar menjauhiku, dan itu semua terjadi dibelakangku. Hingga suatu hari kami memiliki janji tapi Appa kembali menyuruh salah satu Bodyguardnya untuk menikam Lisa. aku tidak tahu kejadian itu. Hingga aku marah padanya karena mengingkari janjinya untuk bertemu dengan orangtuaku. Lisa tidak mengatakannya padaku karena dia menghormati Appa terlebih dia tidak ingin aku membenci appaku sendiri. 2 hari yang lalu adalah hari pertunanganku dengan dengan rekan bisnis appa dan disitu aku mengetahui semuanya hingga aku kabur untuk menyusul Lisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Doubt You
Romance"Aku tidak pernah meragukanmu. Dan tak akan pernah terjadi." GxG