Satu minggu ini Lisa hanya mengantar beberapa bunga tapi tidak untuk diperusahaan RJ Corp. karena ruangan untuk pemotretan mereka sedang direnovasi sehingga tidak memesan bunga terlebih dulu.
Setiap mengantar bunga untuk perusahaan Lain, Lisa selalu menyempatkan diri untuk berhenti didepan perusahaan RJ Corp walau hanya beberapa Menit. Bisa saja Lisa masuk untuk menanyakan Jennie ke penjaga keamanan disana karena mereka mengenal Lisa, namun Lisa merasa tidak sopan, itu bersifat pribadi baginya. Seperti saat ini Lisa menyandarkan standar motor Scooter toko bunganya. Terduduk menatap gedung yang tinggi didepannya itu berharap orang yang dikenalinya keluar dari pintu gedung disebrang sana.
Sedangkan digedung tinggi, tepatnya diruangam CEO. Jennie baru saja selesai menyelesaikan Meetingnya untuk memulai pembangunan di LA setelah melihat Lokasinya minggu lalu.
"Meeting hari ini sudah selesai Maam. Dan besok tidak ada Jadwal Meeting hanya ada Makan siang bersama Tuan Lee Min Hyuk." Kata sekertarisnya melihat beberapa Jadwal CEO di Tabnya.
"Ok. Katakan saja padanya untuk menunggu direstaurant tanpa harus menjemputku."kata Jennie lalu menyuruh sekertarisnya keluar.
Dia menyandarkan tubuhnya dikursi putarnya. Memejamkan mata merilekskan fikiran yang selama seminggu ini hanya berkutat dengan kertas-kertasnya. Berdiri menuju lemari es yang terdapat diruangannya, meraih satu kotak susu coklat. Dia tidak suka alkhohol, walau pun kehidupan bebas diluar negeri tapi Jennie tidak pernah menyukai minuman itu.
Ia mengendarkan pandangannya melihat Kota Seoul melalui kaca yang menjadi dinding diruangannya.
"Kota yang indah" dia berguman. Menghabiskan susu coklatnya hingga sudut matanya melihat sosok di bawah sana yang sedang duduk diatas motor Scooternya.
"Bukannya itu Lisa.?" Dia bertanya. Dia segera berlari keluar dari ruangan. Para staff melihatnya bingun. CEO mereka tidak pernah seperti ini sebelumnya.
Hingga sampai didepan gedung. Jennie mengatur nafasnya dengan cepat karena melihat Lisa yang sudah memasang helmnya. Membuang Jasnya kesembarang arah tanpa peduli.
"Lisaa." Panggilnya.
Lisa mengunci helmnya sebelum akhirnya menyalakan motornya.
"Lisa tunggu."
Baru saja ingin melajukan motor itu. Suara seseorang menghentikannya.
"J-jennie." Katanya. Lisa segera melepas Helmnya melihat Jennie berlari kearahnya.
Jennie terengah berusaha menarik nafasnya. Entah apa yang ada difikiran Lisa. Dia menarik tubuh Jennie dalam pelukannya mengusap punggun gadis itu memberi kekuatan padanya. Jennie tersentak seakan jantungnya akan berhenti saat itu juga.
"Tarik nafas yang dalam. Biar nafasmu teratur." Katanya. Jennie melakukannya.
Setelah dirasa nafas Jennie mulai teratur, Lisa melepaskan dekapannya. Suasana menjadi canggung bagi mereka. Lisa membuang pandangannya. Dia baru menyadari apa yang telah dia lakukan.
"M-Maaf. Aku tidak bermaksud-."
"T-Tidak apa-apa. Justru kau membantuku."
Lisa menoleh kearah gadis didepannya. Memberikan senyuman hangat. "Hampir 2 minggu ini aku tidak melihatmu. Sepertinya kau sangat sibuk." Dia berkata.
"Nee. aku mendampingi CEO ke LA. Dan 1 minggu ini aku juga harus bersama CEO untuk Meeting. Kau baru selesai mengantar bunga didalam.?" Dia bertanya karena tidak melihat bunga di Motor itu.
"Nee. aku baru saja selesai mengantar bunga tapi bukan diperusahaan ini." Katanya.
"Kenapa.?" Jennie bertanya karena setahunya Lisa selalu mengantar bunga keperusahaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Doubt You
Romance"Aku tidak pernah meragukanmu. Dan tak akan pernah terjadi." GxG