NDY 24

5.6K 749 67
                                    

Hari, minggu bahkan beberapa Bulan telah berlalu. Studio musik peninggalan Davikah Mommy Lisa kini diketahui oleh Nichkhun bahkan Nyonya Besar. Berawal dari Haruto yang melanjutkan Penguruan tingginya dinegara itu. Dia tidak sengaja melihat Lisa disalah satu Restaurant hingga mengikuti kehidupan sang kakak.

Sejak tadi Lisa hanya menundukkan kepalanya tidak berani menatap wanita tua itu didepannya.

"Yai. Tidak akan menutup studio ini jika kau melanjutkan perusahaan Daddymu lalisa."

Mata Lisa melebar mendengarkan perintah sang yai. Sedangkan Haruto berseru keras didalam hatinya akhirnya terlepas dari berkas-berkas terkejam dalam hidupnya selema ini.

"T-tapi Lisa tidak bisa meninggalkan Studio itu yai. Lisa punya tanggung jawab disana."

"Ok yai akan menutup studio segera." Wanita tua itu melangkahkan kakinya keluar. Tanpa memperdulikan Lisa yang terus memanggilnya.

"Ayolah Noona. Apa kau tidak kasihan padaku. Selama ini hidupku begitu terkurung dengan berkas-berkas dari berbagai negeri. Belum lagi meeting di berbagai negara." Keluhnya.

Lisa memutar bola matanya lalu memukul kepala Haruto membuat pria itu meringis. "Ini semua gara-gara kau bodoh. Andai saja kau tidak datang kesini, studio itu tidak akan diketahui oleh Yai-mu."

"Yakk!! Dia yai-mu juga phi."

"Jangan memanggilku seperti itu. Darah Koreamu lebih banyak dibanding Thailand."

"Ck.! Dia yang lahir di Thailand tapi dia juga yang tidak ingin dipanggil seperti itu." Desisnya.

"Aku masih mendengarmu Haruto. Pulanglah ke Unitmu, aku tidak ingin menampung seorang adik sepertimu." Kata Lisa kembali berjalan kearah kamarnya.

"Aisshh. Gadis itu benar-benar menyebalkan." Dia berkata lalu meninggalkan unit Lisa.

Lisa merebahkan tubuhnya menatap langit-langit kamar itu. Perkataan yai-nya tidak pernah main-main. Dia harus memikirkannya dengan cepat.

"Jika aku mengambil alih perusahaan itu, otomatis aku kembali ke korea. Tapi jika tidak studio itu taruhannya. Aarrgghh." Dia mengusap wajahnya kasar.

Suara ketukan pintu membuatnya kembali terbangun.

"Ada apa.?" Dia bertanya setelah tahu jika itu Jungkook.

"Yoongi menerima telpon dari seseorang yang menyuruh studio tutup."

"Mwo!! Secepat itu." Lisa melebarkan matanya tak percaya akan tindakan wanita tua itu akan secepat ini.

"Sejak tadi aku dan Yoongi menghubungimu tapi ponselmu tidak aktif."

"Baiklah Jung. Terima kasih aku akan menghubungi Yoongi nanti."

Jungkook kembali turun begitupun Lisa yang kembali menutup pintu kamarnya. Mengusap wajahnya kasar, Lisa meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Hallo Bodyguard Ilhoon, apa Yai sudah istirahat.?"

"Ya Nona Lalice, Nyonya besar sudah istirahat sejak tadi. Apa ada sesuatu Nona.?"

"Sampaikan saja pada Yai, Lisa akan mengambil alih perusahaan Daddy."

"Saya akan penyampaikannya Nona Lalice."

"Baiklah, terima kasih Bodyguard Ilhoon."

Lisa menghela nafas kasar. Tidak mungkin dia mengorbankan studio peninggalan Mommynya itu untuk ditutup.

Never Doubt YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang