NDY 32

5.8K 661 33
                                    

Seluruh siarang TV dari awal memberitakan siarang langsung tentang perkenalan keluarga Horvejkul. beberapa staff biasa dari berbagai perusahaan bangga melihat CEO baru dari Horvejkul Corp itu. Hingga suara tembakan itu terdengar membuat mereja juga panik. Suasana dalam siarang langsung itu terlihat kacau dimana terlihat para tamu undangan berlarian didepan kamera.

Para wartawan baru saja memberikan keterangan jika keluarga bangsawan itu dalam keadaan baik-baik saja yang membuat mereka bernafas lega.

Jisoo dan Rosè yang sejak tadi menyaksikan beberapa berita hangat itu juga merasa tenang karena Lisa baik-baik saja.

"Syukurlah Lisa tidak terkena tembakan itu."kata Rosè.

"Aku tidak menyangka Jika Lisa adalah anak dari Keluarga Horvejkul. Selama ini yang jita kenal Lisa hanya gadis biasa tapi lihatlah. Dialah yang memegang seluruh nasib perusahaan kita."

"Kenapa dia menyembunyikan identitas aslinya. Apa dia memiliki masalah dengan kekuarganya.? Tapi aku rasa tidak, aku bisa melihat kehangatan di keluarga itu."

"Kamu benar babe. Bagaimana dengan Jennie.? Lalu bagaimana dengan kerja sama perusahaan mereka yang memenangkan Tender itu. Aku khawatir perusahaan itu akan hancur karena perlakuan Appa Kim pada Lisa. dan juga tadi aku melihat Min Hyuk memebawa senjata itu, aku yakin dia yang mencoba membunuh Lisa."Jelas Jisoo.

"Min Hyuk.?"

"Nee. Aku melihatnya tidak mungkin aku salah."

"Pria itu benar-benar tidak tahu diri." Desis Rosé.

***

Lisa terus menatap wajah lelap Jennie. Mengusap wajah gadis itu dengan ibu jarinya.

"Kenapa untuk bersamamu saja sesulit ini J." Gumannya. "Kau tahu, sekuat apapun kita berjuang tapi jika garis takdir tidak menginginkan kita bersama semuanya akan sia-sia. Apa yang harus akau lakukan J. haruskah aku berhenti.?"

Lisa menundukkan kepalanya berusaha menahan isakannya agar tidak menganggu Jennie.

"Jangan tinggalkan aku Lisa."

Lisa kembali mendongak melihat mata gadis itu. Dia menghapus air matanya kasar berusaha tersenyum kepada gadis disepannya.

"Kau sudah bangun.?"

Jennie mengangguk. "Kenapa menangis.?" Katanya menyekah air mata Lisa yang masih menetes.

"Aku tidak menangis. Aku bahagia bisa bersamamu disini."

"Jangan membohongiku, aku mendengar semua yang kau katakan tadi."

Lisa tersenyum lirih menundukkan kepalanya. "Apa kita akan berakhir bersama J.?" Katanya lirih.

"Tentu. Kita akan selalu bersama. Aku tidak peduli jika harus menghadapi appaku sendiri."

"Tapi ini sulit J. Aku tidak ingin kau terluka."

"Apa kau sekarang menjadi meragukanku.?"

"Tidak, aku tidak pernah meragukanmu J. Itu tidak akan pernah terjadi."

Jennie menarik tubuh Lisa kedalam dekapannya. Menyandarkan kepala gadis jangkung itu didadanya.

"Li. Kenapa kau tidak jujur dengan identitasmu kepadaku.?" Katanya sembari mengusap rambut Lisa.

"Maafkan aku J. Aku hanya ingin berjuang sendiri diluar sana untuk mencari pekerjaan tapi tetap saja aku tidak bisa menghindari dimana aku ditakdirkan. Sejak Mommy meninggal aku memilih untuk mencari pekerjaan dikorea, aku ingin merasakan hidup diluar sana tanpa berkas dan File-file dari para petinggi."

Never Doubt YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang