NDY 11

6K 710 44
                                    

Lisa merebahkan tubuhnya di Ranjangnya. Mengingat setiap perkataan Jennie.

Flashback

Lisa membawa Jennie kesebuah Bukit. Tidak terlalu tinggi tapi dari bukit itu mereka bisa melihat Jelas terbenamnya matahari.

"Aku capek Lisa. Aku tidak kuat menaikinya lagi" kata Jennie mengeluh menopang tubuhnya dengan kedua tangan dilututnya.

"Tinggal sedikit lagi. Ayo kau bisa." Kata Lisa menyemangati Jennie.

"Tidak. Kau naiklah. Aku akan menunggumu disini." Jennie sudah mendudukan dirinya.

Lisa duduk didepan Jennie dengan cara membelakanginya membuat Jennie bingun. "Apa yang kau lakukan.?"

"Ayo naik. Kita tidak akan melihat matahari terbenam jika kita hanya berdiam disini. Aku akan mengendongmu."

Jennie hanya diam membuat Lisa menoleh kebelakang. "Ayo naik tunggu apa lagi. Jangan Khawatir kau tidak akan Jatuh." Kata Lisa meyakinkannya.

"Apa tidak apa-apa. Aku berat."

"Tidak apa-apa. Ayo kita akan kehilangan mataharinya." Katanya. Jennie naik kepunggung Lisa untuk membawanya ke puncak bukit itu.

"Kau sedikit berat." Kata Lisa bercanda.

"Yakk!! Turunkan saja aku kalau begitu" Jennie memukul lembut pundak Lisa.

"Hahahaha. Aku hanya bercanda." Lisa terus berjalan hingga sampai di puncak Bukit. Dia menurungkan Jennie dan Merenggakan tubuhnya.

Mata Jennie berbinar menatap indahnya kota Seoul sore hari.

"Indah bukan.?" Tanya Lisa memasukkan tangan kesaku celananya.

"Ini sangat indah Lisa. Kenapa kau tahu tempat ini.?" Kata Jennie membentangkan tangannya menikmati angin dibukit itu.

"Aku selalu kesini sendiri." Katanya menarik tangan Jennie untuk duduk diatas batu.

"Kenapa sendiri.?"

"Aku tidak memiliki teman yang begitu dekat denganku. Maksudku aku tidak terlalu terbuka dengan orang lain seperti yang memiliki ekonomi jauh dariku. terlebih mereka yang memiliki pengaruh besar di korea. Aku merasa aku tidak pantas untuk dikenal oleh mereka." Katanya menatap Kota Seoul.

"Kenapa merasa seperti itu.? Kau juga belum tahu bagaimana mereka jika kau tidak berteman dengannya."

"Semuanya sama saja Jennie. Orang yang memiliki kekayaan akan selalu merendahkan orang-orang sepertiku. Dari pada aku merasakan sakit dari mereka, aku lebih memilih untuk berteman dengan orang-orang yang sama denganku."

"Tidak semua yang kamu fikirkan itu sama Lisa..masih banyak orang diluar sana yang mau menerima seseorang apa adanya." Kata Jennie.

"Kau ingin tahu sesuatu. Aku percaya padamu jadi aku akan memberitahumu." Lisa berkata menatap mata Jennie.

"Apa itu.?"

"Dulu aku dekat dengan seorang gadis. Dia yang membantuku ketika aku baru manginjakkan kaki dikorea. Kami bertemu dibandara. Hari itu aku tidak tahu harus kemana, aku hanya meyakinkan diriku jika aku bisa di negara ini. Gadis itu bertanya asalku dan aku menjawabnya. Kami mengobrol dan dia membantuku mencari tempat tinggal yang murah dikorea. Dia juga yang mempertemukan aku dengan pemilik toko bunga itu. Dia selalu membawaku mengelilingi kota korea meberitahu tempat-tempat yang indah. Hingga suatu hari dia bilang jika dia diterima di salah satu perusahaan impiannya. Aku bahagia mendengarnya, dia mengatakan padaku jika dia menjadi seorang staff biasa diperusahaan itu. Dan Kami merayakannya hari itu juga, seiring berjalannya waktu dia sangat sibuk dan aku mencarinya ke perusahaan itu. Dan kau tahu disitulah aku merasa direndahkan karena kebohongannya. Dia bukan staff biasa, dia adalah Manager di perusahaan itu. Dan ayahnya menghampiriku untuk menjauhi anaknya karena dari awal kami berbeda." Kata Lisa mendongak menahan air matanya. "Aku tidak suka dibohongi hanya karena ingin menghargaiku. Maksudku jika dia benar-benar ingin menghargai bagaimana aku harusnya dari awal dia berkata jujur. Jadi sejak saat itu aku menutup diri dari orang kaya."

Never Doubt YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang