NDY 40

5.7K 644 11
                                    

Lisa terus berusaha lepas dari dekapan Nichkhun tidak peduli dengan keadaannya yang baru saja selesai dioperasi.

"Kau harus istirahat dulu sayang. Mommy tidak ingin terjadi sesuatu sama kamu." Kata Tifanny mencoba menenangkan Lisa.

"Lukamu masih basah Lisa dan bisa saja lukamu infeksi." Bentak Nichkhun.

"Tidak. Aku harus membunuh Pria bajingan itu, aku tidak peduli dengan Luka sialan ini."

Tifanny meneteskan air matanya, ini sudah beberapa kali melihat kemarahan putri sambungnya itu.

"Lepaskan aku Dad. Lisa harus membunuhnya." Lisa terus memberontak didekapan Nichkhun.

Pintu ruangan terbuka kasar dengan Jennie disana. Gadis itu itu melihat bagaimana Nichkhun mencoba menahan Lisa dan beberapa alat yang menempel ditubuhnya sudah terlepas. Para suster dan dokter juga disana tidak bisa melakukan apa pun.

Jennie melangkah cepat untuk sampai di samping brankar Lisa.

"L-Lisa."

"LEPASKAN AKU. AKU HARUS MEMBUNUHNYA."

Jennie langsung memeluk gadis itu dari belakang.

"L-Lisa. Honey tenangkan dirimu. Lukamu masih basah sayang. Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu." Katanya mengeratkan pelukannya di perut Lisa.

Lisa sedikit tersentak mendengar suara itu. Perlahan dia tidak memberontak lagi. Nihckhun menoleh kearah Tifanny yang sejak tadi menangis.

"Aku mohon sayang tenanglah."kata Jennie lagi.

"J-Jennie."

"Aku disini sayang. Tenangkan dirimu."

Nichkhun perlahan melepaskan dekapannya. Dia melihat bagaimana Lisa cepat berubah ketika mendengar suara Jennie. Nichkhun sedikit tersenyum Karena setiap kali Lisa dikuasai oleh kemarahannya hanya Davikah yang bisa menenangkan gadis itu.

"Kau harus istirahat dulu sayang." Kata Jennie lagi.

Haruto telah sampai disana, dia melihat bagaimana Jennie dengan mudahnya menenagkan Lisa. Perlahan Lisa meredahkan kemarahannya dan memejamkam matanya. Jennie membelai wajah gadis itu dan mencium keningnya. Dia memberi kode kepada Dokter untuk mulai mendekatinya dan memberinya obat penenang.

Jennie menopang tubuh Lisa lalu membaringkan gadis itu secara perlahan. Suster lainnya kembali memasangkan alat-alat itu termasuk jarum Infus Lisa yang dilepasnya tadi.

Jennie merapikan poni gadis itu dan menyekah keringatnya.

"Apa yang terjadi padanya Dad.?"

"Ketika dia sadar tadi dia langsung melepaskan semua alat yang menempel ditubuhnya. Dia ingin menemui Min Hyuk."

Jennie terus mengusap wajah Lisa sembari mendengarkan penjelasan Nihckhun.

"Sejak umurnya 7 tahun. Lisa tidak bisa mengendalikan kemarahannya yang menyangkut tentang orang yang disayanginya. Apapun akan dilakukan demi membalas apa yang telah membuatnya marah. Mommynya Davikah selalu bisa menenangkannya, tapi ketika Mommynya meninggal Daddy hanya beberapa kali melihat kemarahannya dan Daddy tidak bisa berbuat apa-apa selain mengizinkan apa yang bisa membuat dia puas." Nichkhun menghela nafas kasar mengingat bagaimana putrinya itu menghajar setiap pria yang menganggu adiknya.

"Apa yang membuatnya seperti itu Dad.?"

"Lisa sedikit memiliki trauma."

"Truma.?"

Nichkhun mengangguk. "Lisa membenci yai nya. Mungkin kau sudah tahu itu sayang. Lisa melihat bagaimana yai dulu memperlakukan Mommynya. Dia memendam semua kemarahannya karena biar bagaimana pun dia tidak akan bisa melawan grandmanya sendiri. Setiap kali Lisa merasa marah, hanya Davikah yang bisa menenangkannya. Makanya dia tidak bisa melihat orang yang berarti dihidupnya disakiti oleh orang lain. Dia akan meluapkan semua kemarahannya pada orang itu tidak peduli siapa dia dan bagaimana dia." Jelas Nichkhun. "Tapi Daddy rasa, Lisa sudah menemukan seseorang yang membuatnya merasa nyaman seperti Mommynya." Tambahnya.

Never Doubt YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang