Peniel mengantarkan Lisa kembali ke Unitnya yang dulu. Lebam disudut bibirnya terlihat Jelas hingga dia tidak berani menemui Yai dan Daddynya.
"Aku akan membantumu keunitmu Lisa."
"Tidak perlu Peniel, Aku bisa sendiri. Terima kasih sudah mengantarku kesini."
"Tidak masalah Lisa. Jaga dirimu, aku akan menjaga Jennie. Kau tidak perlu khawatir."
"Terima kasih Peniel."
Peniel meninggalkan Lisa dan Lisa masuk kegedung apartemen itu untuk naik keunitnya. Lisa menghela nafas kasar kembali melihat ruangang unitnya. Menjatuhkan diri kesofa serta merasakan sakit disudut bibirnya. Baru saja dia memjamkan mata deringan ponselnya menghalau itu semua.
"Nee. Ada apa.?"
"Noona dimana.? yai dan daddy menunggu Noona. Yuura juga sejak tadi mencarimu Noona."
"Katakan saja pada mereka, besok aku akan menghampiri kalian."
"Tapi Yuura terus menangis mencarimu Noona."
Menghela nafas kasar Lisa bangun dari Sofa itu. "Oke aku akan kesana sekarang."
Lisa merapikan dirinya dan kembali keluar dari unitnya. Beberapa menit berlalu dan dia telah sampai didepan salah satu apartemen mewah dikorea. Dia sedikit tersenyum mengingat bagaimana dia menurunkan Haruto didepan unit lamanya membuat pria muda itu mengirim beberapa pesan mengumpatinya.
Bodyguard Ilhon yang sejak tadi menunggunya dibawah tercengan melihat wajahnya.
"Maaf Nona Lalice, kenapa dengan wajah Nona.?"
"Eoh. Ini hanya luka kecil Bodyguard Ilhoon."
Pria bernama Ilhoon itu hanya mengangguk dan mengikuti Nona Mudanya untuk sampai ke penthouse mereka. Apartemen itu juga memiliki penthouse diatasnya namun tidak ada yang tahu tentang itu. Penthouse yang didesain Khusus oleh Nichkhun dan disembunyikan oleh para Staff serta manager apartemen seolah terlihat hanya apartemen mewah seperti biasanya.
Pintu terbuka otomatis setelah mendeteksi wajah Lisa. Para Bodyguard membungkukkan badannya melihat Nona Muda mereka masuk.
Lisa mendengar suara tangisan Pria kecil itu menggema diruangan. Menghembuskan nafas kasar diakhir dia meangkah lebih dekat dan melihat semua kekuarganya ada disana termasuk Nichan dan Cherreen, kaka dan adik dari Daddynya.
Pria kecil itu menoleh dan Lari kearah Lisa untuk memeluknya.
"Noona Hikss.."
"Sudah. Noona ada disini sayang. Kau merindukan Noona.?" Tanyanya membuat Yuura mengangguk.
Tifanny menatap Lisa dan menyadari sudut bibir putri sambungnya itu.
"Sayang. Kenapa dengan sudut bibirmu.?" Tanyanya mengangkat dagu Lisa. Wanita paruhbaya itu kaget ketika melihat sudt bibir Lisa sedikit robek dan meninggalkan darah kering disana.
Nyonya Horvejkul dan Cherreen berlari menghampiri mereka untuk melihat keadaan Lisa.
"Baby sayang. Apa yang terjadi padamu. Siapa yang melakukan ini.?" Tanya Cherreen panik.
"Katakan pada yai Lalisa. Siapa yang melakukan ini.?"
"I-ini hanya luka kecil. Lisa tidak apa-apa."
"Luka kecil darimana sayang. Sudut bibirmu robek, tunggu sebentar Mommy akan mengambil obat untuk membersihkannya." Kata Tifanny meningglkan mereka.
Nichkhun dan Nichan menatap Haruto namun pria muda itu mengangkat bahu.
Lisa menggendong Yuura untuk duduk disofa. Cherreen ikut duduk disamping kanan keponakan tersayangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Doubt You
Romance"Aku tidak pernah meragukanmu. Dan tak akan pernah terjadi." GxG