🐻~64~🐰

934 156 24
                                    










"Seul~~" Adu Irene karena gak sengaja kesandung.

"Irene, kita harus segera pergi jauh dari mereka." Ucap Seulgi membantu Irene bangun agar kembali berlari.

Mereka berdua berhasil kabur dari sekapan Michael itupun berkat bantuan dari salah satu anak buah Michael, ternyata dia membantu karena Seulgi pernah membantu ibunya yang menjadi korban palak seorang preman.

Flashback

Seulgi melihat semuanya apa yang terjadi tapi sebelum menyelamatkan ibu tersebut para preman sudah pergi meninggalkan ibu tersebut.

"Kurang ajar bisa-bisanya mereka menindas orang lemah." Kesal Seulgi sembari membantu si ibu berdiri.

"Tidak apa-apa nak, lagipula bibi cuma menumpang disini untuk menjual buah."

"Tapi tidak seharusnya mereka pakai kekerasan," Seulgi membantu ibu itu duduk, terlihat sebuah luka disiku ibu tersebut membuat Seulgi mengeluarkan sapu tangannya lalu membersihkan darah dari luka ibu itu. "Dan lagi bukannya tanah ini memang khusus untuk para pedagang? Ingin rasanya aku rontokkan gigi mereka."

"Ya memang lahan ini untuk pedagang tapi mereka bilang tanah ini milik mereka dan mengatakan untuk sebulan sekali membayar pajak pada mereka, jika tidak membayar maka kami akan disiksa bahkan mereka sudah pernah membunuh salah satu pedagang disini karena tidak membayar."

"Benarkah?" Ibu itu mengangguk, Seulgi meniup-niup lukanya sambil mengelapnya dengan sangat lembut. "Aku akan mengurus mereka supaya tidak merusuh disini lagi, jadi ibu dan pedagang lainnya tenang jualan disini tanpa gangguan mereka."

"Jangan nak kamu itu seorang wanita dan lagi bukannya kamu itu Kang Seulgi, pengusaha yang akhir-akhir sering dibicarakan."

"Lalu?" Seulgi mengenggeam kedua tangan wanita paruh baya itu dan tersenyum tipis. "Walaupun aku ini seorang pengusaha sekalipun, aku tidak akan diam begitu saja disaat orang lain diperlakukan kasar atau ditindas apalagi melihat seorang ibu yang sedang berjuang untuk anak-anaknya."

Ibu itu mengelus rambut panjang Seulgi.

"Pantas saja orang-orang bilang kalau kamu itu seorang yang berhati malaikat ternyata semua itu memang benar."

"Itu terlalu berlebihan," Jawab Seulgi disertai kekehan kecil. "Baiklah aku harus pamit pulang karena istri dan anak-anakku sudah menunggu, emm... Bibi benar-benar sudah tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, pulanglah dan hati-hati dijalan."

"Iya bi, besok dan seterusnya aku jamin para preman itu tidak akan lagi datang kesini."

"Terimakasih banyak nak."

"Sama-sama, lekas sembuh bi."

Flashback end.

Langit cerah memudahkan Seulgi dan Irene kabur tapi juga memudahkannya ditemukan. Keduanya terus-menerus berlari, sedari tadi mereka juga saling bergengggaman.

"Seul, aku capek."

Seulgi berhenti dan menoleh kebelakang melihat Irene yang sama terengahnya.

"Kayaknya disana ada sungai, kamu masih bisa jalankan?" Irene hanya mengangguk lemah, keadaan mereka berdua benar-benar sangat mengenaskan dengan luka-luka ditubuh dan wajah mereka.

Sesampainya disungai, Seulgi mencuci wajahnya tapi sesekali meringis kesakitan. Setelah itu keduanya duduk di kerikil-kerikil pinggir sungai, hampir tiga hari mereka disekap didalam ruangan yang sangat kotor dan gelap sekarang mereka bisa melihat matahari dan langit cerah.

Cool Hot Sweet Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang