Lengan Yasmin sakit.
Ketika Selena terus saja menariknya ke arah koridor kelas, agar bisa melihat Ezra yang baru pulang dari Singapura, setelah mengikuti olimpiade Ekonomi. Tidak, bukan hanya Selena yang sekoyong-koyong datang ke koridor untuk melihat Ezra. Tapi seluruh murid SMA Gantari.
Semuanya. Semua murid, terutama semua perempuan di SMA gantari tengah heboh menanti kedatangan Ezra yang katanya sudah datang ke sekolah, dan sedang memarkirkan mobilnya di parkiran.
"San, Ezra pakai mobil baru!" Pekik salah perempuan di sekitar Selena dan Yasmin
"Lexus kan? Gila, keluarga Widjaya, masa anak tujuh belas tahun di beliin mobil Lexus?" Balas temannya tak kalah heboh.
"Wajar sih, San. Keluarganya kan kaya raya. Masa anaknya udah semembanggakan itu gak di kasih apa-apa. Bagi mereka, harga mobil Lexus gak ada apa-apanya,"
"Bener,"
Yasmin melirik ke arah Selena yang sedang keblingsatan menunggu sang idola lewat. Perempuan berkuncir kuda itu terlihat bersemangat, apalagi setelah mendengar pembicaraan beberapa temannya tadi.
Sementara dirinya sendiri, ia berdiri di sebelah Selena, sedang berdebar dengan mata awas menatap ujung koridor.
Bukan, jangan salah kaprah dulu. Yasmin bukan salah satu perempuan, dari sekian banyak orang yang mengagumi Ezra. Yasmin mempunyai tujuan lain.
Zaynudin Ghandi.
Zayn. Laki-laki pujaannya itu juga baru pulang dari Singapura, setelah satu minggu ia mengikuti olimpiade matematika bersama Ezra di sana. Itulah kenapa dirinya mau di tarik, untuk berdiri di depan koridor oleh Selena.
Pekikan teman-temannya semakin besar ketika benar saja, ternyata Ezra memang sudah berada di sekolah. Laki-laki itu terlihat berjalan santai membelah kerumunan, dengan kedua telinganya di sumpal earpods.
Rambutnya di sisir rapih, seragamnya tidak pernah terlihat kusut, belum lagi sepatu hitam klasik yang sering ia pakai. Dengar dari teman-teman Yasmin, katanya separtu Ezra hanya di miliki sepuluh orang saja di Indonesia, termasuk Ezra.
Kening Ezra terlihat berkerut dalam, ketika ia berjalan melewati beberapa penggemarnya. Kentara sekali jika laki-laki itu tidak suka mendapat sambutan berlebihan macam itu. Mungkin di fikirnya sambut-sambutan ini terlalu berlebihan.
Langkah kaki Ezra semakin lama semakim cepat, membuat beberapa dari penggemarnya berteriak kepadanya untuk sedikit memelankan langkahnya.
"...Erza, jangan buru-buru dong..."
"...Erza, aku bawa hadiah kepulangan kamu dari Singapura..."
"...Ezra..."
"...Ezra..."
Ezra memejamkan matanya sesaat ketika ada salah seorang perempuan yang tiba-tiba saja tersungkur ke depannya karena di dorong oleh temannya. Tangannya terkepal karena menahan emosinya mati-matian untuk berusaha mengabaikan perempuan tersebut.
Ia bersumpah, kalau tidak sedang berada di sekolah, ia sudah membentak perempuan ini. Tapi pada akhirnya, ia hanya mendengus pelan, dan menatap mata perempuan tersebut dengan kaku.
Merasa di tatap begitu kaku oleh Ezra, perempuan tersebut tanpa di perintah langsung menyingkir dari hadapan Ezra. Dan Ezra kembali melangkahkan kakinya.
Selena berteriak, ketika Ezra berjalan persis di depannya. Dan Yasmin berani bersumpah jika laki-laki itu sedikit memelankan langkahnya dan sempat melihat ke arahnya untuk beberapa saat, ketika ia berjalan melewatinya.
Yasmin sedikit tersentak, bulu halusnya tanpa ia khendaki sedikit meremang karena melihat mata hitam legam milik Ezra. Entah bagaimana cara mendeskripsikannya, tapi tatapan mata Ezra, terasa begitu kelam dan menakutkan di mata Yasmin.
Oh, sekarang Yasmin mengerti kenapa perempuan tadi langsung menyingkir begitu Ezra menatapnya.
Pertanyaannya, mengapa Ezra menatap Yasmin seperti itu?
"YASMIN! LO LIAT, KAN? TADI EZRA NATAP GW!" Pekik Selena yang langsung menyadarkan Yasmin dari bayangan mata legam Ezra.
Yasmin tersentak lagi, kali ini bukan karena tatapan Ezra, tetapi karena jeritan temamnya. Yasmin menoleh ke arah Selena danketika itu juga ia tersadar bahwa mungkin, tadi Ezra bukan menatap Yasmin, melainkan menatap Selena yang persis berdiri di sebelahnya.
Lagian kalau di fikirkan lagi, tidak ada satupun alasan bagi Ezra untuk menatapnya tadi. Apalagi sampai memelankan langkahnya.
"Iya, gue liat," kata Yasmin sembari tersenyum.
Selena ikut tersenyum kemudian menyenggol bahu Yasmin dengan bahunya "tuh, your ultimate crush juga udah sampe,"
Dengan mata membulat, Yasmin mendongak terlalu cepat, dan melihat ke ujung koridor. Jantungnya seketika menggebu saat tahu jika orang yang ia taksir sudah kembali lagi ke tanah air.
Senyumnya mengembang ketika wajah pujaan hatinya terlihat di sana.
Beda dengan Ezra, perjalanan Zayn menuju kelasnya tidak di penuhi riak suara perempuan. Perjalanan Zayn menuju kelasnya, hanya di isi dengan riak semangat Yasmin yang ia suarakan di dalam hatinya.
"Welcome back, Zayn," ucap Yasmin di dalam hatinya
"Ndut, mendingan lu buruan confes Lagi deh di Diary SMA Gantari. Lu bilang lebih spesifik gitu, di kelas sebelas IPS 1 ada yang suka sama dia. Jangan kaya kemarin," bisik Selena setelah Zayn Melintas di depannya
Yasmin membelalakan matanya "gak berani. Terlalu frontal itu mah Sel,"
"Lah, biar si Zayn tau kalo ada yang nungguin dia di IPS. Lo tau sendiri kan, wakil ketos kita, si Maudy, getol banget deketin Zayn,"
"Tapi nanti kalo pada tau gue suka sama dia. Pasti gue di cengin sama anak-anak. Malu ah,"
Selena mengibaskan tangannya "Yaelah, jaman begini masih sok malu-maluan. Kalah lo sama anak SD yang udah umi-abi,"
Yasmin mendengus malas menanggapi lelucon temannya itu. Ia malas, tapi di satu sisi perkataan Selena barusan sedikit mengganggu di otaknya.
Mungkin. Hanya kemungkinan saja, perkataan Selena ada benarnya juga.
Kalau Yasmin Confes untuk yang kedua kalinya, dan sedikit lebih spesifik, mungkin keberadaannya jadi tidak setransparan itu bagi Zayn. Paling tidak, Zayn tahu, bahwa ada seseorang yang menyukainya.
Lagi pula, siapa yang tidak senang di sukai seseorang, kan? Mungkin Zayn akan senang kalau tahu ada seseorang yang benar-benar menyukainya.
Mungkin. Nanti kalau Yasmin sudah senggang, dan fikirannya tidak di penuhi dengan pelajaran-pelajaran yang menyiksa. Ia mungkin akan melakukan yang di sarankan oleh Selena.
Ya, menulis surat di akun @diarysmaghantri untuk Zayn, yang lebih spesifik.
***
Part 3 udah up.
Gimana sejauh ini, ngerasa aneh gak sama ceritanya?😅
Nulis kisah-kisah Sekolah gininih menurut aku tantangannya jadi lebih banyak🤔. Karena, butuh nyari feel waktu sekolah dulu lagi.
Feel anak-anak remaja, yang belum banyak fikiran. 😝Wkwkwk
And it's kinda fun🤭.
Jadi kaya flashback, dulu tuh di sekolah ada apa aja sih? Kira-kira kejadian apa yang bakal bikin heboh.
Tapi sulitnya, jadi agak susah masukin adegan seggzy🤫 wkwkwk. Takut gak nyambung.
Anyway, jangan lupa Vote yaaa... 👇👇
Sampai ketemu di part selanjutnya Love Y'all 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary SMA Gantari
ChickLit(COMPLETED) Yasmin adalah Gadis SMA biasanya yang tubuhnya sedikit tambun. Ia merasa kalau hidupnya akan terasa biasa saja, tanpa ada kisah-kisah romansa di masa SMAnya seperti kebanyakan orang. Menurutnya lagu kisah kasih di sekolah milik Chrisye...