35. Menempel.

2.5K 332 76
                                    

Sepuluh menit, sebelumnya.

Sepuluh menit sebelum Ezra mengumpat, dan memutuskan untuk menolong Yasmin. Ezra bertanya kepada Andre yang baru saja datang setelah ia telepon.

"Kenapa?" Tanya Ezra kepada Andre, tetapi tatapannya lurus-lurus ke arah Yasmin yang sedang tertunduk.

"Gimana mas?" Tanya Andre yang sama sekali tidak mengerti dengan pertanyaan Ezra.

"Kenapa rasanya aneh Andre? Kenapa rasanya sangat kesal ketika melihat Yasmin di sana? Aku ingin mencekik orang-orang itu Andre," Kata Ezra yang membuat Andre membulatkan matanya.

"Aku juga ingin menyentuh Yasmin, Andre. Wangi badannya tidak bisa hilang dari fikiran aku. Lalu matanya, matanya membuat aku seperti- argh! Apa ini masuk akal?" Lanjut Ezra, setengah frustasi.

"Mas," kata Andre, suaranya pelan.

"Aku kenapa Andre?" Tanya Ezra lagi "Apa yang salah dengan aku? Kenapa aku bereaksi seperti ini?"

Andre menghembuskan nafasnya pendek seraya tersenyum sembari melihat Ezra yang sedang menatap Yasmin.

"Apa tidak lebih baik, kita menolong Yasmin dulu, Mas?" Usul Andre.

"Kenapa aku harus menolong Yasmin?"

"Kalau begitu. Kalau mas tidak mau, ayo kita tinggalkan."

"JANGAN!" Kata Ezra setengah berteriak kepada Andre.

Bahkan hanya memikirkan akan meninggalkan Yasmin dalam kondisi seperti itu saja, bisa membuat dadanya tiba-tiba nyeri. Bagaimana kalau ia benar meninggalkan perempuan itu? Bisa-bisa Ezra mati terkena serangan jantung.

"Kalau begitu ayo kita tolong dulu, Mas." Kata Andre sembari menahan senyumnya "Mas perlu apa? Biar langsung saya siapkan. Biasanya dalam keadaan seperti ini, Mas akan langsung menelpon Pak Satrio, perlu pak Satrio saya telepon Mas?" kata Andre, bertanya apakah tuan mudanya ini ingin menelpon kuasa hukum keluarganya atau tidak.

Ezra mengepalkan tangannya ketika ia melihat salah satu ibu-ibu itu memegang wajah Yasmin.

Sialan! Ezra ingin membunuh ibu-ibu itu.

"Kasih aku satu alasan Andre. Kasih aku satu alasan kenapa aku harus menolong Yasmin." Kata Ezra dalam satu tarikan nafas.

Andre tersenyum lagi "Mudah sekali, Mas,"

"Apa? Karena dada aku sangat sakit, Dan karena aku akan kalah taruhan kan, makanya aku harus menolong Yasmin?" Tanya Ezra, benar-benar terdengar polos di telinga Andre.

"Bukan Mas?"

"Apa Andre? Cepat! Kamu tidak lihat apa yang sudah di lakukan ibu-ibu itu kepada Yasmin?"

Andre tertawa pelan, membuat Ezra sontak menoleh ke arahnya lalu mendelik tajam.

"Kamu tertawa?" Delik Ezra

"Alasannya hanya satu Mas," kata Andre.

"Apa?"

"Mas, sepertinya jatuh cinta dengan  Yasmin,"

***

"Kenapa lo diam saja!" Kata Ezra setengah membentak, ketika laki-laki itu telah membawa Yasmin ke salah satu ruangan berukuran empat kali enam, yang sudah ia pesan sebelumnya "lo harusnya tadi ngelawan! Apa-apaan teman nyokap lo! And what is wrong with your mother?!"

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang