16. Mama Ezra

2.6K 346 38
                                    

Yasmin menggigiti kukunya.

Ia tak menyangka kalau Hartono yang telah di panggil ini adalah dokter keluarga Widjaya. Ia juga tidak percaya, hanya karena memakan batagor yang suka Yasmin makan, Ezra sampai harus memanggil dokter keluarganya.

Yasmin tiba-tiba saja terserang panik. Apa Ezra sakit parah?

Perempuan itu begitu gelisah, takut jika terjadi sesuatu kepada  tuan muda Widjaya ini karena dirinya.

Yasmin menunggu dengan gelisah di depan ruang UKS. Kakinya sedikit bergemetar, ketika kepala sekolahnya datang terpogoh-pogoh bersama beberapa guru lainnya.

Tidak. Ezra akan baik-baik saja di dalam sana. Dan dirinya juga akan baik-baik saja.

Tapi, tidak menutup kemungkinan.

Walaupun Ezra memang baik-baik saja didalam sana. Yasmin bisa saja, benar-benar di tuntut oleh Ezra dan keluarganya karna kejadian tadi.

Dan kalau sampai benar di tuntut, tamatlah sudah Yasmin. Keluarganya bahkan tidak sanggup untuk menyewa pengacara. Bagaimana cara ia membela diri nantinya? Bagaimana dengan sekolahnya?

Yasmin meringis sembari memilin jemarinya sendiri.

"Dimana Ezra?" Tanya Pak Guntur, kepala sekolah SMA Gantari, kepada Yasmin yang tengah berdiri di depan pintu UKS.

Yasmin mendongak. Tatapannya sudah bergemetar ketika melihat kepala sekolahnya menatapnya dengan panik "D-di dalam, pak," Jawab Yasmin suaranya bergemetar.

Bagaimana tidak gemetar, seluruh sekolah tiba-tiba di kosongkan, karena berita sakitnya Ezra. Semua murid di pulangkan, kecuali Yasmin, karena semua orang mengatatakan kalau Ezra sakit setelah memakan makanan Yasmin.

"Kamu gimana sih! Kalau sampai Ezra kenapa-kenapa gimana?" Kata Pak Guntur.

Yasmin menunduk lagi. Ia takut. 

Apa Ezra begitu penting hingga ia di perlakukan seperti ini? Mengapa semua orang datanh ke sini? Apalagi di tambah dengan beberapa guru sudah mulai berdatangan, menunggu kabar Ezra.

Apa Yasmin benar-benar melakukan kesalahan?

"Kenapa kamu gak kasih tau kalau makanan kamu itu pedas! Bisa habis sekolah ini kalau sampai di tuntut keluarga Widjaya!"

Yasmin semakin menundukan kepalanya, Air matanya mulai menggenang di pelupuk matanya.

Kalau tadi ia merasa bingung karena semua orang berdatangan. Sekarang, Ia merasa sangat tidak mendapatkan keadilan. Dirinya bahkan tidak di beri kesempatan untuk sekedar membela diri, tau-tau semua pihak menyalahkannya.

Yasmin menahan tangisnya sekuat tenaga, ketika mendengar suara bisik-bisik dari beberapa guru di sini.

Sial! Kalau sudah begini, apa yang bisa di perbuat Yasmin?

Lama Yasmin menunduk dengan air mata menggunung, ia tidak berani mengangkat kepalanya karena tidak mau melihat tatapan menyalahkan dari guru dan juga kepala sekolahnya. Perempuan itu baru bisa mendongakan kepala ketika seorang mengusap kepalanya

Yasmin langsung mendongak. Menatap perempuan baya, berambut hitam di hadapannya

Ia begitu terkejut, karena tiba-tiba saja ada orang yang berani mengusap kepalanya, ketika semua orang sedang menyalahkan dirinya.

Yasmin menatap ke arah orang yang mengusap kepalanya, dan tatapan perempuan itu begitu sendu di mata Yasmin.

"Kamu yang namanya Yasmin?" tanya Wanita itu lembut.

Yasmin menganggukan kepalanya ragu. Ia masih tidak bisa mengeluarkan suaranya.

"Hai. Tante, Mamanya Ezra. ikut tante yuk, kedalem," katanya lagi.

Mamanya Ezra.

Perempuan yang barusan mengusap kepalanya ini adalah mamanya Ezra.

Yasmin membelalakan matanya seraya menggeleng.

Sebaiknya, Yasmin tetap di luar. Ia tidak mau membuat masalah lagi kalau ia masuk ke dalam, Ezra mungkin akan semakin murka jika laki-laki itu melihatnya di dalam.

Ia tidak mau ambil resiko.

"Ayo, gak apa-apa kok. Ezra gak akan marah," kata Mama Ezra sembari memegang bahu Yasmin.

Yasmin menggeleng lagi "Saya di luar saja,"

Mama Ezra tersenyum. Ia dengan impulsif memegang tangan Yasmin lalu menggenggamnya dengan hangat.

Yasmin mendongak, menatap lagi si Wanita yang sekarang sedang memegang tangannya. Tatapan bertanya-tanya jelas terpancar dari wajah Yasmin.

Kenapa perempuan ini memegang tanganya?

Siapa Yasmin di perlakukan seperti ini?

Lalu, seakan mengerti dengan tatapan Yasmin, ia berkata "Tenang. Kamu tidak akan di tuntut atau di salahkan, kok. Kamu kan teman Ezra, Tante jamin," katanya pelan.

Tuhan! Jerit Yasmin di dalam hatinya.

Seakan seperti mendapat nilai ujian sempurna, Yasmin menarik ingusnya begitu dalam sembari bersungut-sungut menghirup udara sebanyak-banyaknya. Kemudian setelahnya, setelah beberapa saat menahan isak tangisnya, barulah Yasmin menangis sejadi-jadinya ketika tahu kalau dirinya tidak akan di kenakan tuntutan apapun.

Mama Ezra, yang sedang menatap Yasmin tertawa sembari menepuk-nepuk punggung Yasmin dengan pelan. Ia sangat mengerti mengapa teman Ezra ini begitu takut dengan anaknya. Ezra pasti suka mengumbar-umbar kekuasaan keluarganya. Ia tahu, dan pernah di posisi yang sama dengan Yasmin dulu. Bahkan mungkin lebih parah.

"Ma-makasih tante," kata Yasmin di sela-sela ia menangis. Kemudian perempuan itu menarik ingusnya lagi.

Masa bodo dengan penampilannya yang mungkin sekarang terlihat menyedihkan di mata guru dan juga beberapa orang lainnya.

Pak Guntur, menghampiri Yasmin dan juga Mama Ezra, pria baya itu berkata "Ibu Jovelyn Widjaya say-"

"Shht," ucapan Pak Guntur selaku kepala sekolah, atau orang nomor satu di sekolahnya, terpotong oleh delikan Mama Ezra.

Yasmin yang melihat langsung kejadian tersebut di depan matanya, hanya bisa terdiam sembari menatap keduanya dengan matanya yang sembab.

Mama Ezra tersenyum lagi ke arah Yasmin "Ayo Yasmin, masuk dulu ke dalam. Tante mau bicara sama kamu dan Ezra," katanya, yang membuat Yasmin tanpa sadar menuruti perinta perempuan itu.

***

Hayo kemarin siapa yang tebakannya bener?? Iya Ezra anak Jovie.

Ezra mirip gak sama Geralt? Apa lebih nyebelin?

Apa ya yang di rasain Yasmin di posisi itu? Aku kalo jadi Yasmin udah lemes bgt itu, gak sanggup berdiri ataupun ngomong.

Kalo kaliam gimana?

Jangan lupa vote dan komen yaa, sampai ketemu hari Sabtu. 👇👇⭐

Love Y'all!!! ❤️❤️

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang