17. UKS

2.7K 380 36
                                    

Di dalam UKS.

Ezra terduduk di atas bangsal sembari memegangi perutnya sendiri, sementara Yasmin dengan masih bergemetar, berdiri di depan pintu ruanh UKS, melihat ke arah Ezra.

Dokter Hartono, dokter pribadi keluarga Widjaya yang tadi di panggil oleh Yasmin melalui Andre. Terlihat sedang memasukan barang-barangnya ke dalam tasnya, hendak keluar dari ruangan setelah usai memeriksa Ezra.

Dalam kesempatan itu, Yasmin yang berdiri di depan pintu, memutuskan berjalan ke dekat Ezra yang wajahnya sudah terlihat sedikit lebih baik dari beberapa saat lalu.

Jadi Ezra beneran sakit. Dan betulan karena makan batagor yang bukan di masak oleh koki bintang lima, atau karena laki-laki itu tidak bisa makan pedas?

"E-ezra," kata Yasmin. Suaranya masih bergetar.

Mendengar suara Yasmin yang sedikit serak. Ezra langsung saja menatap mata Yasmin dan memperhatikannya sebentar. Lalu tanpa sadar, laki-laki itu menatap ke arah tenggorokan Yasmin seraya menghembuskan nafasnya panjang.

Perempuan itu pasti habis menangis.

"Maaf ya, gue telat kasih tau lo tadi," kata Yasmin seraya menyedot ingusnya sendiri.

Ezra bergumam malas menjawab permintaan maaf Yasmin. Laki-laki itu sendiri bingung bagaimana menanggapi pertmintaan maaf dari Yasmin. Karena sebetulnya ia tahu kalau kejadian hari ini bukan salah Yasmin.

Jovelyn yang sedang berdiri mengamati di ambang pintu, tersenyum selagi menatap anaknya yang sedang berinteraksi dengan Yasmin.

Ia begitu senang melihat anaknya yang terlihat sedikit berbeda. Jovelyn kemudian menghampiri anaknya sendiri, dan ikut duduk di atas bangsal sembari mengusap kepala anaknya dengan lembut.

Yasmin tanpa sadar menahan nafasnya. Dirinya merasa kalau pemandangan di depannya ini adalah hal yang tidak mungkin bisa ia lihat jika ia adalah orang lain.

Bagaimana tidak?

Di depannya saat ini, Jovelyn Widjaya sedang mengusap kepala anaknya di depan matanya sendiri. Bukan dari dalam layar televisi ataupun layar ponsel.

"So tell me. Apa yang terjadi di kantin tadi, Yasmin?" kata Jovelyn kepada Yasmin.

"Ma," selak Ezra. Meminta agar ibunya tidak ikut campur dengan urusannya. Karena ia yakin semua akan menjadi kacau.

"Apa? Mama tidak boleh bertanya?" Tanya Jovelyn kepada anaknya. Kemudian perempuan itu menoleh lagi ke arah Yasmin.

"Tunggu-tunggu. Mama mau nanya yang lain dulu," Jovelyn menjeda kalimatnya "kalian sekelas?"

"Enggak!" Jawab Ezra kelewat cepat, seakan-akan menegaskan kalau ia tidak mau kelasnya di samakan dengan Yasmin yang berada di kelas paling ujung.

Kelas dengan rata-rata nilai terendah.

Oh, rasanya seperti di pukul. Yasmin malu sekali di hadapan Mama Ezra.

Karna malu, Yasmin tidak sadar menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. Baru hari ini Yasmin merasa kalau ia begitu jauh dengan Ezra, padahal sebelumnya ia selalu merasa Ezra bukan lah seseorang yang spesial.

"So? Kamu ikut olimpiade kemarin?" Tanya Jovelyn lagi kepada Yasmin.

Yasmin sudah membuka mulutnya ingin menjawab, tapi lagi-lagi Ezra menjawabnya duluan,

"Enggak!" Kata Ezra.

Jovelyn mengangguk-angguk mengerti "Satu ekskul? Atau kamu pernah ikut MUN? Atau kelas Catur?" Tanyanya lagi, beruntun. Yang sama sekali tidak bisa di jawab oleh Yasmin.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang