22. Kenyataan

2.8K 343 23
                                    

Yasmin menganggukan kepalanya.

Jovelyn tersenyum, ia kemudian membetulkan tempat duduknya menjadi lebih tegak "Waktu itu, Ezra memaksa kamu untuk mendapatkan sushi kamu?"

Yasmin membulatkan matanya, tangannya terkepal di atas kedua pahanya. ia tak menyangka kalau ibu Ezra ini mengetahi kejadian waktu itu.

"It's oke. Jangan panik, Andre hanya melapor, dan tidak mengadu apa-apa," kata Jovelyn kemudian terkekeh.

Yasmin memaksakan senyumnya, agar tidak kelihatan canggung. Untung saja waktu itu dia tidak jadi memaki ibunya Ezra dengan alasan orang berduit. Kalau tidak, habis sudah riwayatnya. Menghina keluarga Widjaya sama dengan cari mati.

"Tante," Yasmin menggaruk belakang daun telinganya yang tidak gatal. Yasmin ingat betul, waktu itu Ezra memaksa meminta sushinya karena ibunya sedang hamil.

Tunggu, hamil? Hamil dengan siapa? Papa baru Ezra?

"Dia bilang apa, waktu itu?" Tanya Jovelyn, tubuhnya sedikit condong ke arah Yasmin

Yasmin melirik perut Jovelyn untuk sepersekian detik, kemudian tatapannya beralih lagi ke arah wajah Jovelyn yang sedang menatapnya harap-harap.

Behave Yasmin!

"Ezra bilang, Tante ngidam," yasmin menarik nafasnya dalam "Semoga lancar ya Tante sampai persalinan. Ezra kayanya sayang banget sama adiknya," Kata Yasmin bersungguh-sungguh

Jovelyn kali ini terlihat menutup mulutnya. Perempuan baya itu seperti sedang menahan tawa?

Tapi apanya yang lucu?

"Iya, Ezra sangat sayang dengan adiknya. Sayang adiknya sedang bersekolah di Singapura sekarang, Ezra jadi susah untuk bertetemu,"

Eh? Sekolah? Bukannya adiknya masih di dalam kandungan?

Yasmin mengkerutkan keningnya semakin bingung. Ia ingin bertanya, namun takut di anggap kurang sopan oleh ibu Ezra ini. Apalagi benerapa waktu lalu, Ezra sudah mewanti-wanti Yasmin agar tidak berbicara sembarangan.

Yasmin sedikit mengernyitkan matanga sembari tersenyum. Lalu ia mengangguk-anggukan kepalanya saja, agar ia tampak sopan.

"Tante harap kamu mengerti Ezra ya Yasmin. Ezra itu anaknya memang sedikit kaku, kadang anak itu juga terkesan angkuh,"

Bukan terkesan, tapi sangat angkuh Tante! Jerit Yasmin di dalam hati.

"Tapi sebetulnya dia baik," Jovelyn tertawa "Sangat klise. Kata-kata Tante barusan," lanjutnya.

Yasmin memaksakan senyumnya lagi. Mungkin karena ia tidak tahu apa yang akan di tanyakan ibu Ezra ini, jantungnya jadi sedikit berdebar cemas.

"Intinya, Kamu jangan sakit hati ya, kalau Ezra suka tiba-tiba marah-marah atau gimana, dia sometimes emang punya caranya sendiri untuk mendekati orang. Maklum saja Ezra sedikit susah berteman."

Punya caranya sendiri? Sedikit susah untuk berteman? Yasmin sama sekali belum paham dengan apa yang di katakan ibu Ezra barusan.

Ezra? Susah berteman?

Seperti dapat membaca kegelisahan di dalam benak Yasmin, Jovelyn kemudian berkata "Tante cerita sedikit boleh?" Tanya Jovelyn yang langsung di persilahkan oleh Yasmin.

"Silahkan Tante,"

Jovelyn melirik ke arah pintu kayu besar, yang menghubungkan ruang makannnya dan juga lorong rumahnya "Dulu," katanya kemudian menatap Yasmin "Jangan bilang-bilang Ezra kalau tante cerita ya. Teman-teman Ezra, tidak ada yang baik. Maybe that's the reason, kenapa dia begitu kaku"

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang