14. Hamba Tuhan

2.5K 331 26
                                    

"Lo, Hamba Tuhan?"

Yasmin bertanya dengan mata yang mbelalak ke arah Ezra. Sementara Ezra hanya berdecak, menanggapi pertanyaan Yasmin sembari menahan rasa malu yang sedikit demi sedikit menggerogotinya.

Sialan!

Ia tak pernah berfikir kalau nama sekelas 'Hamba Tuhan' itu, di anggap bercandaan oleh sebagian besar anak seumurannya. Ia fikir, karena ayahnya selalu menyumbang pada beberpaa instansi sosial dengan nama yang di samarkan menjadi Hamba Tuhan, itu akan terlihat keren di mata Yasmin.

Tapi ternyata Ezra salah perhitungan.

Bukannya keren, Ia malah jadi bahan tertawaan Yasmin dan juga temannya yang menyebalkan itu.

Jujur saja, untuk Ezra yang sebelumnya tidak pernah mendekati perempuan- atau bisa di katakan, perempuan yang selalu mendekatinya duluan, Menghadapi Yasmin adalah perkara yang sulit.

Maksudnya ia tidak tahu dari mana ia harus memulai. Ataupun bagaimana caranya harus bersikap agar Yasmin menyukainya. Ezra di dalma hatinya yang terdalam mengakui, kalau mendekati Yasmin itu adalah perkara yang rumit.

Tetapi tentu saja ia tidak mau sampai temannya Zayn tahu.

"Berisik!" Ketus Ezra, kemudian ia menggeser piring batagor milik Yasmin ke dekatnya, dengan kasar.

"Lo beliin gue batagor, cuman buat lo makan sendiri?" Tanya Yasmin. Masih tidak mengerti dengan situasi yang terjadi.

"Makan pu-punya gue aja, Erza," tawar Selena seraya mendorong piring batagornya dengan wajah yang tersipu malu, ke arah Ezra.

Ezra mengernyitkan alisnya selagi ia menatap horor ke arah piring batagor Selena. Ezra merasa kalau dirinya lebih baik memilih meminum air keran ketimbang makan makanan milik perempuan itu.

Ezra mengernyit lagi, begitu ia beralih menatap ke arah batagor milik Yasmin. Sembari mengangkat garpu milik Yasmin, laki-laki itu menusuk batagor di depannya dengan sedikit ragu. Dalam seumur hidupnya, ia tidak pernah memakan makanan yang tidak di masak oleh koki profesional, Kecuali masakan ibunya, atau neneknya.

Tapi, ketimbang dia harus menanggung malu karena ulahnya sendiri. Ia lebih baik memilih memakan batagor Yasmin, kan?

Ezra sejujurnya takut melihat bumbu batagor Yasmin yang sedikit berwarna kemerahan. Tapi mau bagaiman lagi? Aksi impulsifnya tadi membuat ia mau tidak mau harus memakannya.

Ezra adalah orang yang selalu memegang omongannya. Persis seperti bagaimana ayahnya mengajari.

Ezra berdoa di dalam hatinya, semoga ia akan baik-baik saja setelah memakan makanan ini. Masalahnya, Ia tak bisa berdalih, semua ini terjadi atas kehendaknya sendiri.

Dia yang membelikan Yasmin batagor. Dia pula yang bilang menginginkan batagor milik perempuan itu. Jadi dengan mata yang tertutup dan jantung yang sedikit berdebar Ezra memakan satu butir batagor milik Yasmin dengan cepat.

"Itu pedes-" Seru Yasmin tak tuntas, karena Ezra sudah melahap batagornya "banget," lanjutnya pelan, sembari melihat Ezra makan dengan cepat.

Ezra mengernyitkan keningnya. Dia memasuk satu butir penuh batagor ke dalam mulutnya. Dan rasanya di luar dugaan, Enak.

Laki-laki itu menatap batagor Yasmin dengn mata yang membesar sedikit. Ternyata memakan makanan di kantin sekolah tidak seburuk itu juga.

Tanpa sadar, karena terlalu menikmati, Ezra terus saja memakan batagor Yasmin hingga tandas. Ia mengabaikan perasaan aneh di lidahnya yang sedari tadi mulai muncul.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang