57. Pindah.

5.3K 426 66
                                    

Banyak typo gaes.

Jangan protes. Nanti aku males nulis hahahaha

Happy reading

****

"Are you oke?"

Yasmin melirik Zayn sebentar. Kemudian perempuan itu menarik nafasnya sangat panjang. Mencoba untuk terlihat setenang mungkin.

"Apa gue terlihat baik-baik saja?" Balas Yasmin.

Zayn menahan nafasnya untuk sepersekian detik, kemudian laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tiba-tiba kepalanya terasa kosong setelah mendengar nada paling dingin yang pernah ia dengar dari Yasmin.

"Ya-" Zayn berdeham kala suaranya sedikit tercekat. Ia dengan alasan yang jelas tiba-tiba saja merasa gugup "Gue. Hmm... Lo tidak bisa di hubungi, gue, gue sedikit khawatir. Lo tidak-"

"Gue sudah tau," kata Yasmin, menyelak ucapan yang hendak di katakan oleh Zayn. Kemudian permpuan itu memaksakan senyumnya.

"Apanya?" Zayn melebarkan sedikit matanya.

"Tentang taruhan itu. Tentang lo dan Ezra, atau siapapun perempuan bernama Rachel itu," kata Yasmin membuang pandangnya ke sembarang arah.

Dada Zayn terasa sesak ketika ia melihat Yasmin yang secara terang-terangan berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan dirinya. Padahal Zayn tahu jika Yasmin sedang tidak baik-baik saja.

"Gue minta maaf," kata Zayn lemah, sembari bahu laki-laki itu kian menurun "Gue gak bermaksud-"

"Menjadikan gue bahan taruhan, karena gue adalah perempuan paling tidak menarik se Gantari. It's oke, lagian perempuan seperti gue bisa berharap apasih?" selak Yasmin cepat, melanjutkan ucapan Zayn.

Zayn menarik nafasnya cepat "Yasmin!" Suaranya meninggi tanpa sadar. Sedikit kelabakan atas apa yang barusan ia dengar dari mulut Yasmin.

Mendengar suara Zayn mulai meninggi, Yasmin menoleh kemudian menatap mata Zayn lamat-lamat "Apa? Gue salah?"

Zayn membuka mulutnya, tetapi suaranya seakan tidak mau keluar.

Bukan, ia bukan terdiam karena tidak bisa menjawab pertanyaan Yasmin barusan. Di sini sudah jelas yang salah adalah Zayn, dan Yasmin tentu saja tidak salah. Tetapi ia terdiam karena ia baru saja menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, gurat kekecewaan di dalam mata Yasmin yang sedang menatapnya itu.

Sekali lagi, dadanya terasa sesak.

"Perlu lo ketahui. Gue selalu tulus dengan lo Yasmin, tidak ada sekalipun gue menganggap lo sebagai kepura-puraan. Gue benar-benar ingin dekat dengan lo,"

Yasmin meringis pelan. Bukannya apa, tapi setelah semua hal yang terjadi. Agaknya Yasmin sedikit sulit untuk mempercayai perkataan laki-laki di depannya ini. Maksudnya, sudah cukup ia berharap-harap, sudah cukup ia di buat melambung tinggi, padahal sesungguhnya yang akan mereka lakukan adalah menjatuhkan Yasmin.

Sudah cukup. Yasmin tidak akan mempercayai siapapun lagi di dalam hidupnya.

"Biarkan gue menjelaskan semuanya dulu," kata Zayn.

"Hmm," gumam Yasmin.

Zayn tersenyum singkat, laki-laki itu kemudian sebelum membuka mulutnya, berdeham terlebih dahulu "Pertama. Gue mau minta maaf, gue tahu, apapun yang akan gue katakan nanti, tidak akan membuat segalanya tiba-tiba membaik. Gue tau, apapun yang akan gue katakan, tidak akan merubah banyak keadaan. Tapi paling tidak, lo berhak tau semuanya," kata Zayn.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang