27. Berdebar Yang mengejutkan

2.3K 328 67
                                    

Satu pertanyaan Yasmin.

Kenapa Ezra diam saja ketika dirinya tahu jika sedang di manfaatkan?

Bukankah kata Ibunya waktu itu, Ezra seperti punya semacam trauma untuk di bohongi lagi?

Sebenarnya ada masalah apa di antara Zayn dan juga Ezra? Apa teman yang di maksud Jovelyn waktu itu adalah Zayn? Teman yang hanya memanfaatkan Ezra karena uangnya itu?

Apakah orang seperti Zayn mampu untuk melakukan hal licik seperti itu?

Si pintar Zayn yang selalu membuat hati Yasmin berdebar itu, benarkah ia sebetulnya adalah orang yang seperti itu?

Hatinya menjadi sedikit bimbang.

Yasmin melirik Ezra yang masih duduk di kursi sebelanya. Laki-laki itu terlihat sedang menatap ponselnya dengan acuh. Sama sekali tidak memperhatikan diskusi dari beberapa teman panitia lainya.

Entah hanya di matanya saja, atau memang Ezra tampak seperti itu. Tapi jika di perhatikan, Ezra seperti tampak seperti orang, kesepian? Duduk sendiri, tanpa ada teman yang di ajak mengobrol.

Hatinya tiba-tiba saja merasa tidak enak.

Bukannya apa, dia fikir karena Ezra adalah orang berduit, laki-laki itu memiliki segalanya, termasuk juga teman.

Maksudnya, dulu sebelum ia tahu tentang masa lalu Ezra, Yasmin selalu berfikir jika Ezra adalah orang yang tidak akan pernah kehabisan teman, semua orang mendambakannya dan memujanya. Ia fikir orang yang memiliki segalanya macam Ezra, pasti tidak akan memiliki masalah sebagaimana dirinya sendiri.

Tapi setelah melihat langsung bagaimana sebetulnya orang-orang memperlakukan dia, Yasmin jadi sedikit merasa, hm, bagaimana cara menjelaskannya?

Walaupun Yasmin dan Ezra memiliki situasi yang berbeda, tetapi Yasmin merasa, secara logika mereka itu hampir mirip.

Ezra yang tidak memiliki teman yang tulus, karena laki-laki itu terlalu kaya. Sementara Yasmin yang sulit memiliki teman karena dirinya tidak rupawan dan kurang gaul. Beruntung Yasmin masih memiliki Selena.

Tapi bagaimna dengan Ezra?

"Makasih ya Yasmin, sudah mau menjadi teman Ezra. Tante sangat bersyukur Ezra bisa punya teman lagi."

Yasmin menghembuskan nafasnya kala perkataan Jovelyn melintas untuk yang kesekian kalinya di kepalanya.

Jantungnya lagi-lagi di buat berdebar tak menentu. Benar. Perasaannya menjadi tidak menentu sekarang. Ia benar-benar merasa kasihan dengan Ezra.

Mungkin, Yasmin memang tidak menyukai Ezra sebagai laki-laki, karena hatinya telah lama di ambil oleh Zayn. Tapi ia juga tidak membenci Ezra. Sepertinya kalau nanti ternyata mereka memang di tadirkan untuk semakin mengenal, mungkin Yasmin akan memikirkan untuk berteman dengan tulus dengan Ezra.

Mungkin, Yasmin mau mengenal laki-laki itu lebih jauh.

Bukannya apa, tapi perempuan itu tahu betul rasanya tidak memiliki teman.

Hampa, dan juga sepi.

Apalagi sebelum Yasmin mengenal Selena. Rasa-rasnya jika di suruh balik lagi ke masa itu, Yasmin ogah. Habis, rasanya tidak bisa berkeluh kesah kepada orang lain itu, sesak, apalagi, di keluarganya, Yasmin selalu di intimidasi. Entah oleh ibunya sendiri, ataupun abangnya.

Mungkin, kurang lebih, situasi dirinya dulu, sama, seperti situasi Ezra sekarang.

Yasmin menggigit pipi bagian dalamnya sedikit keras. Ketika tiba-tiba saja Ezra menoleh ke arahnya lalu menatap matanya.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang