45. Perasaan aneh

2.5K 335 42
                                    

Jujurly gak di revisi.

Jujurly berantakan

But anyway, baca aja ya hahahaha.

Happy reading, semoga sukak! ❤️

***

Yasmin bergerak gelisah.

Perempuan itu dengan salah tingkah mencoba menarik kaus hitamnya sedikit turun dari pahanya yang besar itu. Sementara Ezra, yang sedari tadi mematung, hanya bisa menatap perempuan itu sembari nafasnya mulai tidak beraturan.

Seperti yang sudah di ajarkan di keluarganya, sebagai laki-laki yang tahu sopan santun, seharusnya Ezra mengalihkan pandangnya dari Yasmin. Apalagi, laki-laki itu jelas menangkap jika Yasmin sedang merasa tidak nyaman. Tapi entah mengapa, pandangnya tidak mau di alihkan dari wujud Yasmin barang sedikit saja.

Maksudnya, hampir dua hari Ezra terus memikirkan keadaan Yasmin. Apakah perempuan itu baik-baik saja? Kenapa ia mengacuhkan Ezra? Atau apakah  kemarin Ezra sempat berbuat salah? Kemudian di tambah dengan kejadian seorang laki-laki mengangkat telfonnya dan mengatakan kalau Yasmin telah pergi kemarin, membuat Ezra rasa-rasanya hampir gila.

Lalu kemudian, ketika laki-laki itu tiba di Jakarta, dengan memaksa Andre untuk mencarikan tiket, tiba-tiba laki-laki itu menemukan Yasmin di ruang makan rumahnya, hanya mengenakan kaus hitam kebesaran saja.

Menurut kalian, apa Ezra mampu untuk mengaligkan pandangnya? Tentu saja tidak!

Laki-laki itu menatap Yasmin lekat, tidak berkedip, bahkan cenderung terlalu intens. Membuat Yasmin yang baru saja terpergok itu merasa kalau dirinya telah berbuat kesalahan fatal.

Yasmin meringis pelan. Di tatap seperti itu oleh Ezra benar-benar membuat Yasmin merasa malu.

Buah adam Ezra bergerak naik turun. Laki-laki itu tanpa sadar membasahi bibirnya sendiri sembari mengepalkan tangannya. Ia menahan dirinya sendiri agar bisa mengendalikan sesuatu, yang agaknya sedikit tidak nyaman di sekitar pahanya, supaya bisa tetap tenang.

Sial! Ezra benar-benar merasa serba salah sekarang.

Yasmin sadar, seharusnya ia langsung  berlari saja ke atas, kekamarnya, meninggalkan Ezra di sini. Tapi entah, bukannya di sengajakan, kakinya saat ini terasa begitu kaku, apalagi ia sadar jika dirinya sedang di perhatikan begitu intens oleh Ezra.

Ezra menghembuskan nafasnya putus-putus, nafasnya berubah menjadi sangat berat sekarang.

"Lo," Ezra berdeham pelan "di sini?" Tanya Ezra, suaranya terdengar serak.

Sebetulnya, Ezra ingin menghampiri Yasmin, dan segera melilitkan apapun ke pinggang perempuan itu, agar perempuan itu tidak merasa canggung. Tetepi sungguh, ia takut jika ia bergerak sedikit saja, tubuhnya akan bergerak sendiri dan melakukan hal-hal yang tidak di khendaki dirinya.

Yasmin menundukan kepalanya, masih dengan tangan berusaha menurunkan sedikit kaus hitamnya "Iya,"

"How?" Ezra bertanya lagi.

"Gue, gue pergi dari rumah," kata Yasmin sedikit terbata.

"Karena?"

"Karena Mamah," kata Yasmin yang langsung saja di mengerti Ezra, walaupun sesungguhnya laki-laki itu tidak tahu ada masalah apa di antara kedua ibu dan anak itu.

Ezra berkedip sekali, pandangan laki-laki itu sekali lagi turun ke arah paha Yasmin yang sedang berusaha perempuan itu tutupi dengan sisa kausnya yang menjuntai ke bawah.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang