36. Cermin

2.3K 324 48
                                    

Kita semua tahu.

Dan pernah dengar ataupu menonton tentang kisah dongeng putri-putri sewaktu kita kecil dulu. Semua ceritanya serupa, mustahil tapi berakhir dengan bahagia.

Misalnya seperti Cinderella, siapa yang pernah menyangka, kalau perempuan semalang itu pada akhirnya akan menikah dengan pangeran yang di puja-puja? Lalu ada si buruk rupa yang tidak pernah menyangka bahwa pada akhirnya ada seorang wanita yang membuatnya jatuh cinta

Begitu pula dengan Yasmin. Dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau ia ternyata bisa berubah menjadi secantik ini begitu wajahnya sudah di poles dengan apik oleh sang ahli. Bajunya juga sudah terganti dengan baju merah maroon rancangan salah satu perangcang busana ternama di Indonesia.

Ia macam perempuan-perempuan di dongeng fiksi itu. Di sulap, oleh ibu peri, menjadi sangat cantik. Bedanya, mungkin, kalau di cerita fiksi mereka di sulap oleh ibu peri. Yasmin justru di sulap sedemikian rupa oleh Ezra. Ezra dan uangnya.

Yasmin melihat pantulan dirinya di dalam cermin. Baju terusan berwarna merah maroon yang ia kenakan benar-benar tampak cantik di badannya. Lengannya yang berukir cantik, juga detail berkilau di sekitar lehernya.

Yasmin menyentuhnya pelan, selagi tanpa sengaja matanya melihat ke arah bibirnya. Bibirnya yang sekarang berwarna merah muda.

Ia memegang bibirnya yang beberapa saat lalu telah...

Wajah Yasmin kembali memerah. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Uh! Bahkan setelah Ezra pergi meninggalkannya begitu saja. Rasa hangat bibir laki-laki itu masih terasa di bibir Yasmin.

Yasmin rasanya bisa gila!

Apa maksudnya itu tadi? Ezra menciumnya. Laki-laki itu mencuri ciuman pertama Yasmin.

Ya Tuhan!

Jantungnya bahkan masih belum berdetak normal karena teman-teman ibunya tadi, lalu tahu-tahu, dirinya sudah secantik ini.

Semua seakan terjadi begitu cepat. Toilet, teman-teman ibunya, Yasmin menangis, Ezra datang bak pahlawan, Ezra membentaknya, lalu ciuman pertamanya.

Ada apa dengan laki-laki itu? Kenapa laki-laki itu membawanya ke sini dan mendandaninya seperti ini?

Apakah Ezra sudah merencanakan semua ini? Hotel, perancang busana?

Yasmin menggigit bibirnya sendiri. Ia bahkan tidak sempat protes ataupun sekedar bertanya apa yang seberarnya ingin Ezra lakukan tadi. Boro-boro bertanya, rasanya bernafaspun dari tadi Yasmin sulit.

Apalagi kalau mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, kejadian yang membuat Yasmin seketika kehilangan nafasnya karena terkejut.

Bagaiman pula caranya ia bisa bertanya mengenai ciuman tadi, tanpa membuat suasana menjadi canggung ? Biar bagaimanapun, ini kali pertamanya, ia mendapatkan perlakuan seperti itu. Ia tidak tahu harus bagaimana, ataupun berkata apa.

Apakah ciumanya tadi juga sudah terencana?

Astaga! Ini sangat kacau.

Yasmin sama sekali tidak mengerti maksud dari ciuman tadi. Apa Ezra melakukan itu karena ia betulan suka dengan Yasmin atau memang karena itu adalah salah satu bentuk kekerasan fisik yang di lakukan Ezra karena ia kesal dengan Yasmin tadi.

Kalau ternyata barusan Ezra memang melecehkan Yasmin. Tapi kenapa... Kenapa Yasmin sama sekali tidak merasa di lecehkan. Ia malah cenderung... Cenderung suka.

"Hei,"

Bagai tersengat aliran listrik. Tubuh Yasmin bergelinjang kaget, begitu suara Ezra terdengar di telinganya. Tengkuknya sontak saja terasa merinding.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang