26. Rapat Panitia

2.1K 296 24
                                    

"Ada yang protes?"

Yasmin dan juga tiga puluh lima orang lainnya menggelengkan kepalanya, usai Zayn bertanya apakah ada yang protes dengan rencananya yang akan mengundang beberapa artis ke Gantari untuk pensi nanti.

Zyan menatap serius ke seluruh panitia pensi "Oke. Kalau gitu, gue akan bagi masing-masing dari kalian ke dalam tim," lanjut Zayn. Yang di ikuti dengan anggukan semua orang.

"Untik Tim satu dengan tugas pengajuan Proposal. Ada Bagas, Uli, Andin. Kemudian Tim dua dengan tugas persiapan properti...."

Yasmin dengan raga yang setengah sadar, setelah kepalanya di tepuk siang tadi oleh Zayn. Hanya bisa memperhatikan bagaimana Zayn yang memberi arahan kepada beberapa orang yang namanya sudah di sebut ke dalam tim, tanpa membuka suaranya sedikitpun.

Sungguh ia tidak perduli dengan apapun lagi sekarang. Baginya, hanya melihat Zayn saja, kepalanya sudah penuh.

"Untuk pembookingan artisnya, apa dari pihak kita yang ngehubungin?" Tanya seseorang di dalam ruangan kepada Zayn.

"Coba cek di ruang TU. Cari Mas Beni, tahun lalu kita di bantu dia untuk membantu menghubungi pihak entertaiment," kata Zayn.

"Untuk konsumsi, menu apa yang kiranya enak Zayn? Mau cemilan-cemilan aja atau gimana?" Sahut yang lainnya.

"Kita perlu nyari sponsor gak Zayn? Misalkan kaya brand pembalut, atau susu pintar yang kaya gitu-gitu? Tahun-tahun sebelumnya kita punya sponsor kan?"

"Properti, kaya panggung, dan lain-lain kita minjem di mana Zayn?"

Zayn menghembuskan nafasnya panjang. Laki-laki itu dengan telaten, menjawabi semua pertanyaan yang di layangkan kepada dirinya.

Yasmin menyadari, setelah beberapa teman panitia di sini bertanya dengan bertubi-tubi kenpada Zayn. Laki-laki itu semakin lama wajahnya semakin terlihat lelah. Tapi mau bagaimana? Itu semua sudah resiko Zayn yang tahun ini menempati jabatan sebagai ketua panitia pensi.

"Alat-alat band, Lighting, dan sound system punya Gantari masih bagus kah?" Tanya seseorang lagi.

Kepalanya sedikit Yasmin miringkan ke kiri, begitu melihat Zayn membetulkan letak kacamatanya yang turun dari pangkal hidungnya menjadi ke posisi yang benar sembari menunjuk kertas di atas meja.

Tunggu, sejak kapan Zayn pakai kaca mata?

Dengan rambut yang sedikit beratakan dan di tambah dengan kaca mata yang bertengger manis di hidungnya, Zayn tampak sangat memukau di mata Yasmin.

Yasmin jadi semakin tidak bisa memalingkan tatapannya dari laki-laki itu. Kemudian tanpa di duga oleh Yasmin, Zayn tiba-tiba saja menatap ke arah Yasmin.

Yasmin yang sedari tadi memang tidak menyimak apapun yang sedang di diskusikan, merasa tertangkap basah oleh sang ketua.

"Yasmin?" Panggil Zayn.

Yasmin menegakan badannya begitu Zayn memanggil namanya.

"Ya?" Tanya Yasmin.

"Lo masuk ke tim lima, untuk tugas Anggaran bersama dengan Maudy," kata Zayn yang langsung membuat Yasmin seketika itu juga menahan nafasnya.

Jantungnya seakan berhenti untuk sepersekian detik. Raganya juga seakan seperti sedang di copot.

Bagaimana bisa ia satu kelompok dengan perempuan itu?

Bukannya apa, tapi Maudy juga menyukai Zayn. Sama sebagaimana Yasmin. Dan itu juga sudah bukan rahasia umum. Maksudnya semua orang tahu, kalau Maudy sudah lama menyukai Zayn bahkan Yasmin dan juga Selena sering menggunjingkan perempuan ini.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang