34. Ketahuan

2.4K 302 32
                                    

Part kali ini panjang dan menguras emosi aku banget teman-teman. Mau warning aja. Hehe

Semoga emosi yang udah aku tumpahin di part ini sampai ke kalian, dengan aman dan bersahaja ya

Selamat membaca.

***

Tidak, tidak boleh.

Yasmin memejamkan matanya erat. Jantungnya semakin bertalu cepat sekarang.

Ezra tidak boleh melihat Yasmin yang sedang dipermalukan oleh teman-teman ibunya yang tidak pernah ramah kepadanya itu. Ezra tidak boleh tahu kalau Yasmin tidak pernah akur dengan ibunya sendiri, sementara laki-laki itu sangat akur dengan ibunya sendiri.

Ezra pasti tidak mengerti. Dia pasti akan menganggap Yasmin sebagai anak yang tidak tahu diri, sampai-sampai ibunya membencinya.

Tuhan, Tolong buat Ezra menghilang agar laki-laki itu tidak melihat Yasmin dalam keadaan paling terbawahnya ini.

"Pantas saja Mama kamu tidak pernah suka dengan kamu," kata si baju hijau.

Yasmin menundukan kepalanya malu.

Tidak.

Menghilangkan seseorang dari muka bumi ini hanya ada di dalam karya fiksi. Ezra pasti barusan dengar. Laki-laki itu pasti sekarang akan berfikir kalau Yasmin sangat menyedihkan.

"Wajar saja. Orang anaknya kaya gini, dari awal juga tante Tahu, kamu itu bukan perempuan baik-baik. Kamu tahu kan Mama kamu membenci kamu? Jangan salahkan dia, salahkan diri kamu, dan kelakuan kamu sendiri," timpal si rambut coklat, kemudian ia melihat Yasmin dari atas sampai ke bawah kakinya, sembari mengernyit jijik.

Ibu baju berkilau memegang kepala Yasmin, kemudian ia dengan sangat lembut membingkai wajah Yasmin hingga sampai ke dagu, kemudian mendorongnya naik.

"Yasmin," katanya, manipulatif, sembari membenarkan letak rambut Yasmin, agar wajah Yasmin dapat ia lihat dengan baik.

"Tidak usah pura-pura lemah. Semua orang tahu, kamu tidak ada apa-apanya di banding Bryan. Abang kamu pintar, temannya banyak, bahkan dia di terima di kampus ternama di Jakarta," katanya, kemudian ia mendengus di depan wajah Yasmin "Sedangkan kamu? Sudah gemuk, tidak pintar, tidak cantik pula. Tidak ada satupun yang bisa di banggakan dari kamu. Dan sekarang? Kamu merangkap jadi perempuan bayaran. Seharusnya Mama kamu, hanya punya satu anak, harusnya dia hanya punya Bryan. Tidak ada kamu,"

"Brenda!" Tegur si ibu yang pertama melihat Ezra tadi.

"Biarkan Elisa. Sudah lama aku ingin melakukan itu. Biarkan dia tahu diri. Selama ini kan dia tahunya hidup enak saja di rumah, makan geratis, tidur geratis, dia bahkan bisa dengan santainya datang ke sini. Biar dia tau, kalau ibunya membencinya karena kelakuan dia sendiri,"

Yasmin mengepalkan tangannya. Air matanya sudah menumpuk di pelupuk matanya.

Yasmin malu. Sangat malu. Ia tahu, ia tidak bisa di bandingkan dengan abangnya. Dirinya tidak pintar, ia juga tidak cantik. Benar semua perkataan teman-teman ibunya. Tidak ada yang salah.

Tapi apakah harus mereka melakukan cara seperti ini? Merundung Yasmin di depan halayak banyak.

Tidak bisakah, mereka mengasihani Yasmin barang sedikit saja? Yasmin bahkan tidak pernah berlaku kurang ajar dengan mereka.

Besok Ezra pasti akan menjauhinya.

Ezra pasti malu dekat-dekat dengan perempuan seperti Yasmin. Sekarang Ezra pasti akan sadar kalau selama ini, ia berteman dengan orang yang salah. Ezra pasti akan merasa jijik, apalagi kemarin Yasmin sudah salah tuduh.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang