31. Strategi Awal

2.1K 295 29
                                    

Pukul 12 siang.

Empat jam sebelum Ezra bertemu dengan Yasmin di pinggir jala komplek rumah Yasmin.

Pukul dua belas siang, Tepat di jam istirahat kedua, Ezra terduduk di dalam kelasnya, memegang bolpoin sembari memutarnya di tangan. Otaknya sedari tadi sedang berputar memikirkan segala macam skenario. Memikirkan dampak yang akan terjadi dan juga siapa saja yang akan terlibat dalam skenarionya ini, jika saja benar ia akan melakukan itu.

Ezra melonggarkan dasi pada kerah lehernya, kemudian membuka dua kancing teratas kemejanya. Lehernya terasa tercekik.

"Lo tau anak kelas sepuluh, ada yang ketahuan jadi bandar," kata teman sekelas Ezra, yang duduk persis satu bangku di sebelah kana Ezra.

"Dia jual narko?" Tanya temannya yang satu lagi.

"Jual cewek," koreksi orang sebelumnya "kontraknya beredar di akun Diary SMA gantari, parah banget,"

Ezra mengkerutkan alisnya. Kepalanya tiba-tiba saja terasa seolah terbuka lebar-lebar begitu mendengar pembicaraan dua orang temannya itu.

Bukan. Bukan perihal adik kelasnya yang menjadi mucikari atau apalah cara menyebutnya itu, Ezra sungguh tidak perduli. Melainkan perihal akun Instagram Diary SMA Gantari yang barusan mereka sebut.

"Gila Diary SMA Gantari, lama-lama ngeri juga. Semua dia bahas, lama-lama kasus perceraian salah seorang, orang tua murid juga dia bahas,"

"Lama-lama gue takut deh. Nanti takut tiba-tiba ada berita macam-macam tentang gue di sana,"

"Demi! tahun ini Adminnya serem banget!"

"Parah. Gue bener-bener penasaran, siapa yang megang akunnya,"

"Denger-denger sih si..." Suara teman sekelas Ezra lama-lama tidak terdengar kala Ezra mulai sibuk dengan fikirannya lagi.

Menapa tidak terfikir sebelumnya di kepala Ezra?

Ezra mengumpat dalam hati. Harusnya sudah dari dulu ia terfikirkan untuk melakukan itu. Ezra buru-buru, berdiri dari tempatnya duduk, ia berjalan keluar kelas, menuju kemana saja sembari mengeluarkan ponsel dari kantung celananya, dan segera mendial nomor Andre.

"Andre," kata Ezra begitu Andre menjawab panggilannya di seberang sana.

"Ya, Mas," jawab Andre, suaranya serak khas orang tua.

"Tolong, hubungi perusahaan Meta. Cari, siapapun yang bekerja di Insragram Indonesia, Andre. Aku mau data akun @DiarySMAGantari, sejak dua tahun lalu. Siapa yang buat, di mana, dan pemilik akun saat ini. Kalau bisa retas akunnya sekalian sampai dapat semua data. Aku mau, kamu selesai dalam satu jam Andre, bisa?"

"Bisa, Mas. Satu jam dan data akan saya kirim melalui Email. Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Mas?" Kata Andre kepada Ezra yang kemudian menyeringai tipis.

Ajudannya Andre, memang selalu bisa di andalkan. Tidak salah ayahnya selalu mempercayai laki-laki paruh baya itu sedari dulu.

"Kalau bisa dilakukan kurang dari satu jam, akan lebih baik, Andre. Terimakasih,"

"Baik Mas," kata Andre kemudian sambungan telfon di putus.

Kurang dari satu jam kemudian, ketika proses belajar mengajar kembali di laksanakan. Ketika Ezra sedang sibuk dengan segala macam pikiran di kepalanya, ponselnya bergetar di dalam saku.

Ezra melirik jam di pergelangan tangannya, melihatnya sebentar lalu beralih melihat kepada guru sejarahnya yang sedang mengajar di depan papan tulis.

Itu tadi pasti Andre yang mengirim Email.

Diary SMA GantariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang