Bagian 27

31 30 30
                                    

"Orang lain : Suka sama orang - deketin - nembak - jadian - nikah.
Gue : Suka sama orang - deketin - nembak - disuruh nunggu - nunggu - nunggu -
ditikung teman."

*****


Hari ini, adalah hari pertama Cinta dan Adelard sekolah lagi setelah kurang lebih dua Minggu tidak masuk. Kini, Adelard tengah memanaskan motornya, sembari menunggu Cinta yang sedang memakai sepatu dengan gerakan slow motion yang menurut Adelard itu sangat menjengkelkan.

"Cin, cepet dikit, napa," titah Adelard yang langsung mendapat tatapan tajam dari si empunya.

"Ini juga udah cepet, Om!" jawab Cinta yang berbicara tidak sesuai dengan kenyataannya.

"Cepet dari mana, dari Hongkong? Tapi iya sih, emang cepet," jeda Adelard. "Cepet, kalo diliatnya dari kalangan siput yang lagi depresi karena udah seabad belajar lari dan masih gak bisa-bisa. Sekalinya bisa lari, langsung diinjek sama manusia." cicit Adelard misuh-misuh lalu ia langsung duduk di sebelah Cinta.

"Sabar dikit, napa?"

Adelard merebut sepatu yang ada di tangan Cinta. "Ck, lelet banget jadi anak! Harus banget, ya, gue yang makein?"

Cinta memutar bola matanya pasrah. Melihat Adelard yang sedang fokus memakaikan sepatunya, Cinta baru sadar jika dirinya kini telah memiliki suami. Diusianya yang sangat muda, ia sudah hidup berumah tangga mendahului kakak-kakaknya. Jika ia pikir kembali, kini hidupnya seperti berada di dalam cerita fiksi. Namun inilah kenyataannya. Cinta sudah membangun rumah tangga dengan lelaki yang sangat tidak ia sukai.

"Nah, udah," ujar Adelard setelah selesai memakaikan sepatu pada kaki milik wanita itu.

"Oke, makasih babu!" tutur Cinta yang langsung memakai helm miliknya.

"Hilihhh, pala kau babu,"

Cinta memperhatikan jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sontak ia langsung membulatkan matanya. "Yaampun Om, udah jam tujuh ini, siang lagi deh gue berangkat,"

"Lo sih, pake sepatunya lama," umpat Adelard, lalu ia langsung menancap gasnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Hal itu membuat tangan Cinta yang tadinya ada di pundak milik Adelard, kini beralih melingkar di pinggang milik suaminya itu.

"Buset, kok gue jadi deg-degan gini?" batin Adelard.

Lama-kelamaan, kepala Cinta mulai bersandar ke punggung tegap milik Adelard. Sudah dipastikan,  kini Cinta sedang tertidur.

"Yaelah, kenapa gue makin deg-degan, sih?" ucap Adelard lagi-lagi bermonolog dalam hatinya.

💫

Seperti biasa, Ziko dan Zaki sedang membuat video untuk mereka upload di akun tiktok milik mereka berdua. Budi tengah bermain gitar--Marsha dan Syalwa sedang bernyanyi mengikuti irama yang Budi berikan. Lalu Selvy? Jangan tanyakan dia. Kini Selvy sedang siaran langsung di akun Instagram miliknya. Murid-murid yang lainnya juga melakukan aktivitas yang mendekati kata 'tidak berguna'.

Ceklekkk...

Pintu terbuka lebar. Murid-murid yang ada di sana langsung berlari ke tempat duduknya masing-masing.

"Buset, pak Bambang datang!" teriak Budi yang langsung menghentikan kegiatannya.

"Bambang among us dateng, nih, senggol dong," teriak Zaki sembari berlari ke arah mejanya.

"Tolong guys, gue gak bisa lari ke tempat duduk. Soalnya gue lemes, belum disuruh makan sama ayang," pekik Ziko tampak memelas.

Pintu telah terbuka lebar. Semua murid pun sudah berada di tempatnya masing-masing. Namun setelah lama menunggu, belum ada juga yang masuk ke dalam kelas.

"Jangan-jangan yang tadi buka pintu itu, setan, lagi!" celetuk Selvy sembari memainkan kipas yang selalu ia bawa kemana pun dirinya pergi.

"Mana mungkin siang bolong gini ada setan, yang ada lo yang jadi setannya," sindir Marsha.

Keadaan di dalam semakin hening. Pak Bambang atau siapun itu yang membuka pintu belum juga menampakkan batang hidungnya. Rasanya, yang tadi di bilang Selvy ada benarnya juga. Jangan-jangan memang ada setan di sana.

"Assalamualaikum, selamat pagi semuanya!" teriak Cinta mengagetkan seisi kelas.

Mereka langsung membuka mulutnya tanda tak percaya.

"Demi apa Cin, itu beneran lo?" tanya Syalwa yang langsung mendapat anggukkan dari Cinta.

"Bujug busrettt, Cintaaaa, gue kangen banget sama lo--tapi boong," ucap Budi lalu ia menghampiri Cinta. Begitupun dengan yang lainnya.

"Cintaaaaaa, ayangnya gueee! Love-love tuing-tuing, aaaaaaaa!" pekik Zaki memenuhi ruangan.

"Cin, sumpah, gue gak bisa berkata-kata, ini," imbuh Marsha. "Jujur Cin, selama beberapa Minggu ini, lo belum bayar uang kas!"

"Ya ampun, maaf, kalian ini siapa, ya? Kayanya otak gue ketinggalan deh di rumah sakit. Jadi ingatan gue agak ilang--memudar bagaikan make-up murahan," kekeh Cinta seperti orang linglung.

"Gak denger, sumpah gak denger," jawab Ziko dan Zaki  bersamaan seraya menutup telinganya.

Selvy ikut bergabung. Dirinya tak lepas dari handphone yang sedang menayangkan siaran langsung. "Hai guys! Ada kabar gembira, nih, Cinta Ananda Pratiwi, saingan terberat gue udah masuk sekolah lagi! Senangnya dalam hati, pak cepak cepak jedeerrrrrrrrrrrrrrrrr!" teriak Selvy sembari memeluk tubuh Cinta.

"Hai Cin," ucap yang lainnya mendekati Cinta.

"Berpelukan," teriak Budi. Lalu semua orang yang ada di sana langsung berkumpul memeluk Cinta.

"Berhentiiiii! Ada apa ini? Kaya mau perpisahan aja, baru juga kelas sepuluh!" teriak pak Bambang yang entah kapan ada di sana.

Semua murid langsung menoleh. Hingga terlihat ada Cinta di sana.

"Cinta?" tanya pak Bambang memberi jeda. "Semuanya, berpelukaaaaaaaaaan," lanjut pak Bambang sembari merentangkan kedua tangannya menghampiri Cinta.

Semua murid terutama Cinta yang melihat itu langsung berlari ke tempat duduknya masing-masing, tak ingin berpelukan dengan pak Bambang.  Pak Bambang yang merasa tidak dianggap, langsung berlari keluar. Namun ia langsung masuk kembali, karena pak Bambang tersadar bahwa dirinya juga harus mengajar di sana.

Cinta untuk Cinta [TAMAT||REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang