Bagian 3

348 134 158
                                    

    "Kesalahan selalu identik dengan pertanggungjawaban."

*****

"Gading koneng, i'm come back!" teriak Cinta. "Jangan menjauh darikuuu, aku tak bisa tanpamuuu. Hidup tidak berarti, bila tak ada kamu, kamu adalah inspirasikuuu." Cinta berjalan mencari induk ayam sembari menyanyikan lagu Alyssa Dezek yang berjudul, Lagu untuk Kamu.


Cinta terus mencari gading koneng--induk ayam yang akan ia pinta pertanggungjawabannya. Tapi nihil, gading koneng tak kunjung terlihat. Cinta merasa heran karena ayam-ayam itu menghilang dengan sangat cepat.

"Heran gue, kenapa si gading koneng cepet banget larinya, ya?" jeda Cinta seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gue udah nyari ke depan, ke area taman, kolam berenang, garasi, sampe ke lubang semut pun gue cari. Tapi hasilnya tetap sama, tuh ayam gak ketemu-ketemu."

Setelah berpikir lumayan lama, akhirnya Cinta mendapatkan pencerahan. Ayam-ayam itu pasti berada di halaman belakang. Karena pada dasarnya, hanya halaman belakang yang belum terjamah oleh dirinya. Cinta pun segera pergi ke sana sembari menenteng karung. Sesampainya di sana, benar saja, induk ayam beserta anak-anaknya berada di halaman belakang. Melihat seperti itu, Cinta tidak tinggal diam. Ia langsung berjalan dengan hati-hati dan mulai melancarkan aksinya.

"Happpp!" ucap Cinta kegirangan saat berhasil memburu induk ayam. Gading koneng tertangkap dan wanita itu langsung memasukkannya ke dalam karung. Induk ayam berontak, kasihan. "Ketawa jahatttt, BUAHAHAHAHA! Makannya, jangan main-main sama gue,"

Cinta memang sengaja memisahkan sang induk dengan si anak. Biarlah gading koneng saja yang bertanggungjawab atas kesalahan anaknya karena sudah menciptakan kotoran najis di atas jaket miliknya. Cinta mulai memikirkan tentang apa yang akan ia lakukan terhadap gading koneng.

"Ahaaa! Apa gue rebus aja, ya, tuh si induk ayam? Terus gue lampiasin deh emosi gue dengan cara mencabuti bulunya sekejam mungkin," jeda Cinta setelah mendapatkan ide gila. "Ehhhh, tapi kalo langsung gue rebus tanpa melakukan pemotongan, nanti daging ayamnya jadi gak bisa dimakan, dong?"

Cinta terus memutar otaknya. Dirinya harus segera memotong ayam itu sebelum melancarkan aksinya. "Bang Alexxx, Banggg, Abaaaaang!"

Mendengar teriakan yang dapat membuat tuna rungu tersebut, Alex langsung keluar menuju tempat dimana Cinta berada. "Ada apa, Bocah?"

Cinta melemparkan senyuman terbaiknya pada kakak laki-lakinya itu. "Widihhh, dari kapan rambut lo gondrong, Bang? Semakin hari, gue liat-liat lo semakin ganteng aja," puji Cinta mulai memutari Alex yang tengah menatap sebal dirinya. "Tubuh lo juga makin kekar Bang! Cewek-cewek di luar sana pasti klepek-klepek sama lo. Kulit lo juga makin put,"

"Halah, basi! Cepetan lo mau apa? Giliran ada maunya aja, lo sok-sokan muji gue," potong Alex cepat-cepat.

Cinta terkekeh pelan. "Ini Bang, gue kan bawa ayam,"

"Terus?" tanya Alex yang sama sekali tidak tertarik dengan percakapan mereka yang terlalu banyak basa-basi.

"Lo bisa dong, bantuin gue buat motong ayamnya,"

Alex memutar bola matanya malas. "Yaudah, goloknya mana?"

Jan lupa tinggalkan jejak!❣

Salam sayang,

viniawis❤

Cinta untuk Cinta [TAMAT||REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang