Bagian 5

287 119 150
                                    

      "Selalu ada alasan disetiap pertemuan. Tapi, bertemu denganmu adalah musibah yang tak pernah diinginkan."

*****

Dua Minggu kemudian ....

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau sering disebut juga dengan MPLS telah selesai dilaksanakan. Pembagian kelas untuk siswa baru pun sudah dilakukan oleh SMA Gajah Mada. Kini, Cinta menempati kelas X IPS 3. Selain itu, ia juga sudah mempunyai teman sebangku sekaligus sahabat baru.

Cinta terus mengayuh sepedanya menuju Sekolah sembari bernyanyi tidak jelas. Tak lupa juga, ia selalu menyapa setiap orang yang ada di jalan. Kenal atau pun tidak, Cinta tetap menyapanya. Hingga akhirnya, Cinta telah sampai di depan gerbang sekolah. Perlahan wanita itu mulai menuruni sepedanya sembari memutar bola matanya malas ketika melihat gerbang yang sudah tertutup rapat, tandanya ia terlambat.

"Pakkkk, Bapakk!" teriak Cinta sembari menggebrak gerbang sekolah.

"Ada apa Neng? Terlambat?" tanya satpam dari balik gerbang.

"Ada badak bisa terbang. Bapak galak, tolong dong bukain gerbang!" ucap Cinta memberi pantun.

"Huruf O sesudah huruf A. Oooo tidak bisa,"

"Pakk tolong bukain gerbangnya dong Pakkk, Bapak gak liat muka saya? Muka saya ini muka capek, Pak. Saya ke sini cuma naik sepeda, orang tua saya pelit. Makannya saya telat,"

"Gak bisa Neng, ini sudah peraturan!"

"Ayolah Pak, tolong, sekali iniii aja. Asal Bapak tau, sesungguhnya menolong itu adalah perbuatan terpuji,"

Cinta terus membujuk satpam agar berbaik hati membuka gerbang untuknya. Tak berapa lama, laki-laki dengan motor ninja merahnya mulai berjalan menuju gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Cinta yakin, laki-laki itu adalah siswa yang datang terlambat--sama halnya dengan dirinya.

Melihat gerbang yang telah tertutup rapat, laki-laki berhelm itu langsung turun dari motornya. "Shitttttttttttttt!" umpatnya dari balik helm. "Pak, tolong bukain dong! Saya telat masuk kelas ini Pakk,"

Cinta menatap risih laki-laki yang kini sudah berada di sampingnya. Namun, di sisi lain, laki-laki ini merupakan keberuntungan untuknya. Ia bisa memohon pada satpam dengan lebih mudah. Toh, buktinya mereka berdua, sedangkan penjaga gerbang itu sendirian. Seperti kata pepatah, satu orang yang kuat, melawan dua orang yang lemah, pasti ujung-ujungnya satu orang yang kuatlah yang akan kalah.

"Tolong buka gerbangnya dong Pak, kasihanilah kami," lirih mereka berdua secara bersamaan.

"Baiklah, tapi ini adalah yang pertama dan terakhir, ya!" ucap laki-laki penjaga gerbang itu dengan tegas.

"Siap, laksanakan Komandan!" jawab mereka antusias dan langsung menyalami penjaga gerbang itu secara bergantian.

Cinta menatap tanpa minat pada laki-laki yang sedari tadi enggan melepaskan helmnya. "Apaan sih ngikutin kata-kata gue mulu? Plagiat lo?"

"Iddih, mana adaaa!"

Mereka berdua mulai menaiki kendaraannya masing-masing menuju parkiran. Tak berapa lama, akhirnya mereka  sampai di sana.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Cinta sembari memarkirkan sepedanya.

"Ini parkiran, kali! Dimana-mana parkiran itu buat umum!" balas laki-laki itu tak mau kalah. Perlahan ia mulai membuka helmnya dan menaruhnya di atas motor.

"Kaya kenal," ujar Cinta tampak berpikir saat laki-laki itu berhasil membuka helmnya. "Om-om tua bangka! Masih hidup, lo?"

Laki-laki itu membulatkan matanya dengan sempurna. "Astaghfirullah, mimpi apa gue semalem? Sampe harus ketemu lo, bocah tengil!"

"Benar-benar mimpi buruk! Kenapa lo harus sekolah di sini, sih?" tanya Cinta tak terima sembari menendang motor milik Adelard dan langsung melenggang pergi setelahnya.

"Sialan lo!" teriak Adelard pada Cinta yang benar-benar meninggalkannya. "Musibah apa lagi, ini Tuhan?"

Ya, MUHAMMAD ADELARD ALZAM-ZAMI. Musuh bebuyutan Cinta sejak masa SMP dulu. Adelard merupakan kakak kelas Cinta. Laki-laki itu hanya beda dua tahun dengannya. Saat itu, Cinta merupakan murid baru dan sedang mencari ruang kelas yang akan dirinya tempati. Kemudian, Adelard datang dan menunjukkan kemana Cinta harus pergi. Wanita itu percaya dan mengikuti intruksi dari Adelard. Namun, akhirnya ia pun menyesal karena sudah terlalu percaya pada manusia yang baru saja dirinya kenal. Bagaimana tidak? Setelah Cinta sampai pada tempat yang dituju, bukan kelas yang dirinya lihat, melainkan wc rusak yang tidak ada penghuninya sama sekali. Sejak saat itu, mereka berdua tak pernah akur ibarat istri sah dan pelakor.

Jan lupa tinggalkan jejak!❣

Salam sayang,

viniawis❤

Cinta untuk Cinta [TAMAT||REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang